Berita Manggarai

Riwayat Selvianus Sendo, Anak Kampung di Manggarai yang Kini Bersinar di Level Nasional

Penulis: Robert Ropo
Editor: Ricko Wawo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Selvianus Sendo foto bersama istri dan anaknya. 

Selvian bertutur, masa kecilnya hingga perguruan tinggi, menjadi kisah yang paling kelam dan terjal dalam menempah owner Universal Comersial Musik (UCM) itu. Bagaimana tidak, sejak bayi, Selvian, ditinggal pergi untuk selamanya oleh sang Ayah yang wafat pada 25 Juli 1981.

Kala itu, suami dari Elisabeth Lupdaryanti Dor, itu masih berusia dua tahun, sedangkan kakak sulung bernama Miseria Kordia, baru duduk di kelas sekolah dasar.

Sejak kepulangan sang Ayah Petrus Dedok di Tahun 1981, Ibunya Sofia Sadung berjuang seorang diri  dalam membesarkan 6 orang anak.

Puji Tuhan, ungkap Ayah dari Yohana Graciavanya Sendo, sang Ayah Petrus Dedok (Alm) yang berprofesi sebagai Mantri Kesehatan Manusia mewariskan beberapa areal sawah sebagai peninggalan yang menjadi  penopang hidup mereka. 

Sejak ayahnya wafat, sang ibu, Sofia Sadung yang berprofesi ibu rumah tangga, beralih menjadi petani demi bisa menggarap sawah peninggalan sang suami, agar bisa memenuhi kebutuhan diri dan ke-enam  orang anak termasuk biaya pendidikan anak. 

Posisi sebagai anak bungsu tak berarti Selvian luput dari rutinitas di kebun bersama sang ibu dan kelima kakaknya, demi pemenuhan hidup. 

Setiap hari usai sekolah, pria berkaca mata itu acap kali melewatkan kesenangannya bermain dan mesti pergi menyabit rumput ternak, membersihkan rumput pada pematang sawah hingga mencari kayu bakar.

Kendati ditempah kesulitan hidup sejak kecil, rupanya tak menyurutkan tekat Selvian 
dalam mengejar cita-cita. Usai menamatkan pendidikan menengah atas di SMK Bina Kusuma Ruteng, penyuka tenis lapangan itu, melanjutkan pendidikannya di program studi D3 Teknik Sipil Universitas Undana Kupang dan tamat pada 2001. 

Dikenang Selvian ada yang menarik saat momen diwisuda usai menempuh pendidikan D3 Teknik Sipil di Undana Kupang. Kala itu, dirinya terlambat memasuki ruangan tempat mereka diwisuda lantaran angkutan kota yang ditumpanginya terlambat tiba di lokasi wisuda akibat antre menunggu penumpang sepanjang perjalan dari kawasan Oesapa menuju lokasi Wisuda di bilangan Penfui Kupang. 

Akibatnya, aktivis GMNI Kupang itu, terpaksa memasuki ruangan seorang diri di tengah sorotan mata para wisudawan serta para dosen yang sejak tadi telah menempati kursi yang telah disiapkan.

Pasca meraih gelar D3, Selvian kemudian lolos seleksi untuk bekerja di bank. Namun sebelum bekerja di bank pada tahun 2003, Selvian, sempat mengajar selama setahun di almamaternya, SMK Bina Kusuma Ruteng. 

Didikan Sang Ibu Tunggal

Selvian berkisah, didikan sang ibu, Sofia Sadung, yang tak akan dilupakan sekaligus panduan hidupnya hingga kini, adalah wajib berdoa Rosario setiap malam menjelang tidur dan saat bangun pagi sebelum beraktifitas. Selain itu, disiplin dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab, menjadi syarat mutlak yang mesti dijalankan oleh setiap orang anak termasuk si bontot. Tradisi berdoa rosario sebagaimana ajaran sang ibu berikut semangat kerja keras, kini membuahkan hasil. Dari enam orang anaknya, kini telah memiliki pekerjaan tetap.  Diusianya yang 79, sang ibu Sofia Sadung telah memiliki 19 orang cucu dan dan 6 orang cece.

Perayaan Misa Syukur

Sebagai ungkapan syukur atas kasih sayang Ilahi, Selvian juga akan menggelar perayaan misa syukuran keluarga yang akan digelar di Langgo, Carep Ruteng, Selasa 9 September 2025 nantinya. 

Halaman
123