BKKBN Ende

Kolaborasi Lintas Sektor BKKBN Ende Utara Buahkan Hasil, Kasus Stunting Turun, GATI Libatkan Suami

Upaya keras Penyuluh KB di Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, dalam memerangi stunting embuahkan hasil.

|
Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/HO-PLH KB ENDE UTARA
KUNJUNGAN - PLKB Kecamatan Ende Utara, Yuliati Gorety Suwo melakukan kunjungan rumah keluarga berisiko stunting. 
Ringkasan Berita:
  • Kecamatan Ende Utara berhasil menurunkan kasus stunting menjadi 40 kasus pada Agustus 2025, turun 2 kasus dari periode sebelumnya.
  • Keberhasilan dicapai melalui kolaborasi lintas sektoral, edukasi remaja putri tentang reproduksi, pergaulan bebas, pola asuh, pola makan, dan sanitasi.
  • Penyuluh KB Yuliati Gorety Suwo menekankan pentingnya mempersiapkan remaja sebagai calon orang tua agar tidak menjadi “pendonor stunting.”

 

 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo 

TRIBUNFLORES.COM, ENDE– Upaya keras Penyuluh KB di Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, dalam memerangi stunting embuahkan hasil.

Melalui kolaborasi intensif dengan lintas sektoral, Kecamatan Ende Utara t berhasil mencatatkan penurunan kasus stunting.

Kerja sama ini berfokus pada pendekatan edukasi yang menyasar kelompok usia strategis, yaitu remaja perempuan, dan kini diperkuat dengan pelibatan aktif para suami melalui Gerakan Suami Peduli Stunting (GATI).

Baca juga: Peserta KB di Ende Utara Meningkat, Capai 206 Akseptor Baru Tahun 2025

 

Penyuluh KB Kecamatan Ende Utara, Yuliati Gorety Suwo, mengungkapkan, edukasi terhadap remaja putri adalah fondasi utama untuk memutus mata rantai stunting.

“Usia remaja ini mereka kita persiapkan benar-benar karena mereka adalah calon-calon bapak dan ibu. Jadi kita harus memberikan edukasi dan penyuluhan tentang stunting juga, jangan sampai setelah berkeluarga nanti malah mereka yang jadi pendonor stunting,” kata Yuliati Gorety Suwo, Jumat (21/11/2025).

Edukasi yang diberikan mencakup tiga aspek penting yakni reproduksi remaja, dampak pergaulan bebas, dan bahaya stunting yang diakibatkan oleh faktor pola asuh, pola makan, dan sanitasi.

Sinergi yang dibangun terbukti efektif. Berdasarkan data hasil penimbangan pada bulan Agustus 2025, kasus stunting di Kecamatan Ende Utara kini berada di angka 40 kasus. 

Angka ini menunjukkan adanya penurunan 2 kasus dibandingkan hasil penimbangan periode sebelumnya.

Menurut Yulita Suwo, keberhasilan ini tidak mungkin tercapai jika bekerja sendiri.

“Kita tidak bekerja sendiri untuk atasi stunting, harus lintas sektor dan kami di lapangan juga ada TPK (Tim Pendamping Keluarga). Mereka yang lebih dekat dengan keluarga-keluarga dan memang harus sejalan, sama-sama bekerja dengan lintas sektor untuk mencapai tujuan,” tegasnya.

Inovasi terbaru dalam upaya ini adalah penguatan peran ayah melalui program Gerakan Suami Peduli Stunting (GATI). 

Program ini bertujuan mengubah paradigma bahwa pengasuhan anak hanya menjadi tanggung jawab ibu.

“Suami tentunya bukan saja sebagai pencari nafkah. Terkadang kalau mau dibilang, suami-suami di rumah perhatian sih perhatian, tapi tidak sepenuhnya seperti seorang ibu. Makanya sekarang kami ada program GATI dari PLKB supaya para ayah ini juga memberikan perhatian lebih kepada anak di rumah dengan fungsi mereka sebagai seorang ayah untuk menjaga keluarganya tetap sehat,” pungkas Gorety Suwo.

Ia menambahkan, keterlibatan para suami di Kecamatan Ende Utara sejauh ini menunjukkan respons yang baik, di mana mereka aktif mengikuti kegiatan seperti Posyandu dan kegiatan keluarga lainnya. (Bet)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Komentar

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved