Pengungsi Gunung Lewotobi
Distribusi Air Bersih dari Sumur Bor di Huntara Lewotobi Tidak Merata, Pengungsi Antre Tiap Hari
Distribusi air bersih bersumber dari sumur bor di Huntara Lewotobi Laki-laki tidak merata dan memicu antrean panjang setiap hari.
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA- Para penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, masih menghadapi krisis air bersih meskipun pemerintah telah menyediakan fasilitas sumur bor di lokasi pengungsian.
Di Hunian Sementara (Huntara) III, Desa Konga, Kecamatan Titehena, puluhan penyintas tampak mengantre untuk mendapatkan air dari satu titik sumur bor pada Jumat (24/10/2025) siang.
Lokasi tersebut sebenarnya memiliki dua unit sumur bor, tetapi salah satunya belum berfungsi optimal. Kondisi ini menyebabkan distribusi air tidak merata dan memicu antrean panjang setiap hari.
Menurut data yang dihimpun, Huntara III menampung 829 penyintas asal Desa Hokeng Jaya dan 791 penyintas dari Desa Nawokote. Dalam tiga hari terakhir, sebagian besar warga kesulitan memasak, mandi, mencuci, bahkan menggunakan toilet.
Baca juga: Aktivitas Kegempaan Gunung Lewotobi Laki-laki, 4 Kali Tremor Non Harmonik dan 1 Vulanik Dalam
Kepala Desa Hokeng Jaya, Gabriel Bala Namang, mengatakan warganya terpaksa membeli air bersih seharga Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per drum dari mobil pickup.
Warga yang tidak punya uang harus berjalan kaki ratusan meter membawa jeriken untuk mengambil air di sumur kecil. Kadang terjadi gesekan karena rebutan air.
Gabriel menuturkan, jaringan pipa dan tandon sudah terpasang, tetapi sistem buka-tutup dari sumur bor belum diatur dengan baik sehingga pasokan air sering terhenti.
“Sudah tiga hari ini air tidak lancar. Saya lihat perlu ada pengaturan buka-tutup yang lebih teratur,” katanya.
Ia menambahkan, pemerintah desa tidak memiliki kewenangan untuk mengatur atau mengawasi distribusi air.
Baca juga: Sepenggal Rasa di Lembah Gunung Lewotobi di Flores Timur NTT
Pengelolaan masih berada di tangan petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang bertugas di lokasi.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng, yang sedang berada di Jakarta, mengatakan pihaknya akan segera menata ulang sistem penyediaan air di Huntara III.
“Kami akan tata kembali agar warga tidak berebut air. Profil tank akan diganti dengan kapasitas yang lebih besar supaya distribusi lebih merata,” ujarnya.
Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/HUNTARA-DAN-AIR-BERSIH.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.