Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Katolik Hari Sabtu 6 September 2025, Yesus, Tuhan Atas Hari Sabat
Mari simak renungan Katolik Hari Sabtu 6 September 2025. Tema renungan katolik hari Sabtu Yesus, Tuhan atas hari Sabat.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Demikian pula, apa yang diperbuat Yesus ketika membela para murid-Nya
yang melanggar hukum Sabat karena lapar, kiranya menjadi dasar
tindakan kita ketika berhadapan dengan situasi khusus seperti ini.
Dasarnya adalah hukum Taurat itu sendiri yang mengatakan: “Apabila
engkau melalui ladang gandum sesamamu yang belum dituai, engkau
boleh memetik bulir-bulirnya dengan tanganmu, tetapi sabit tidak boleh
kauayunkan kepada gandum sesamamu itu.” (Ul. 23: 25).
Memetik gandum dan memakannya tidak bertentangan dengan Hukum Taurat.
Yang menjadi soal adalah mengapa tindakan itu dilakukan pada hari
Sabat. Orang-orang Yahudi yang taat menjalankan hukum Sabat – dari
matahari terbenam Jumat petang hingga matahari terbenam Sabtu
petang –menghormati Tuhan pada hari itu dengan tidak melakukan
pekerjaan apa pun. Mereka dilarang melakukan pekerjaan karena Allah
sendiri juga beristirahat pada hari yang ketujuh (Kel. 20:11; Kej. 2:2-3).
Hukum Taurat yang memuat aturan tentang hari Sabat sebenarnya sudah
sangat baik.
Pada mulanya Sabat diciptakan agar manusia beristirahat
setelah bekerja selama enam hari dan bersukacita bersama keluarganya,
serta memuliakan Tuhan. Hanya sayang, kaum Farisi yang saat itu
“menduduki kursi Musa” telah menafsir sangat jauh makna Sabat ini
sehingga menjadi beban banyak orang. Dengan mengatakan “Anak
Manusia tuan atas hari Sabat”, Yesus telah mengembalikan makna hari
Sabat kepada arti semula. Untuk itulah Ia datang. Ia datang bukan untuk
menghapus hukum Taurat, melainkan menyempurnakannya. Ia benar
benar Tuhan yang datang untuk membebaskan manusia dari penderitaan
yang tidak perlu.
Di sini Yesus memperlihatkan bahwa diri-Nya bukan seorang yang legalis,
tetapi seorang yang mencintai manusia. Dia tidak menekankan ketaatan
pada hukum sebagai inti ajaran-Nya, tetapi kasih dan pengampunan.
Karena itu, kita diundang untuk tidak menghakimi orang lain hanya
dengan berdasarkan pada peraturan legal-formal dalam hidup keagamaan
kita.
Kita perlu menjadikan sikap dan tindakan Yesus sebagai model
dalam menjalankan peraturan dan hukum dalam kehidupan agama kita.
Patut disadari bahwa peraturan dan hukum Allah tidak pernah
mengesampingkan dan menyingkirkan kebutuhan hidup kita sebagai
manusia.
Mari kita menata aturan dan hukum di dalam keluarga dan komunitas kita
masing-masing. Dengan begitu kita melatih diri untuk mengutamakan
martabat manusia dari pada menegakkan aturan yang merendahkan,
mengabaikan bahkan membunuh karakter dan cita rasa sebagai seorang
manusia.
Doa:
Ya Bapa, anugerahkanlah rahmat-Mu kepada para pemimpin bangsa dan
agama serta para pembuat hukum, sehingga keselamatan,
kesejahteraan, dan kebahagiaan manusia menjadi dasar segala aturan
dan hukum yang berlaku.Amin.
Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Sabtu Imam. Salam doa dan
berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera
dan Roh Kudus...Amin. (Sumber the katolik.com/kgg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.