PSK di Sikka

Monumen Tsunami Maumere Jadi Tempat Transaksi Seks Komersial

“Ya, benar. Satu dari enam PSK itu merupakan anggota sindikat pencurian yang sering beroperasi di wilayah Kota

Penulis: Arnol Welianto | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/ARNOLD WELIANTO
Tampak depan Monumen Tsunami Maumere, Kabupaten Sikka, NTT adalah lokasi yang dijadikan basecamp transaksi seks komersial sebelum dibawah ke losman, penginapan, maupun hotel sesuai keinginan pelanggan, Selasa 28 Oktober 2025. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM,Arnold Welianto

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Kabupaten Sikka kembali mengamankan enam orang pekerja seks komersial (PSK) dalam operasi penertiban di salah satu rumah di Jalan Teka Iku, Kelurahan Nangameting, Kecamatan Alok Timur, pada Senin (27/10/2025) sekitar pukul 16.30 Wita.

Kepala Satpol PP dan Damkar Kabupaten Sikka, Drs. Adeodatus Buang Da Cunha, mengatakan penangkapan tersebut berawal dari laporan warga. Salah satu dari keenam pelaku diduga melakukan pencurian di rumah warga, namun aksinya keburu dipergoki pemilik rumah. Warga yang geram kemudian melapor ke pihak Satpol PP.

“Ya, benar. Satu dari enam PSK itu merupakan anggota sindikat pencurian yang sering beroperasi di wilayah Kota Maumere. Ia kerap mencuri uang, ponsel dan barang dagangan baik di rumah penduduk maupun toko,” jelas Adeodatus, Senin (28/10/2025).

Enam pelaku kemudian diamankan ke Kantor Satpol PP dan Damkar Sikka untuk dimintai keterangan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa lima orang di antaranya sering melayani pelanggan di sejumlah losmen, kos dan hotel di wilayah Kota Maumere.

 

Baca juga: PSK di Sikka Akui Pelanggan Jarang Gunakan Kondom, Empat Positif Sifilis

 

 

Dalam pemeriksaan, para PSK mengaku kerap melakukan transaksi awal di Monumen Tsunami Maumere, yang dijadikan titik pertemuan sebelum dibawa ke losmen, penginapan atau hotel sesuai permintaan pelanggan.

“Monumen Tsunami dijadikan basecamp transaksi seks komersial sebelum dibawa ke tempat lain sesuai keinginan pelanggan,” ujar Adeodatus.

Para pelaku juga mengaku sebagian besar pelanggan jarang menggunakan kondom atau alat pelindung, sehingga aktivitas mereka berisiko tinggi terhadap penyebaran penyakit menular seksual. Tarif layanan yang ditawarkan berkisar antara Rp 300.000 hingga Rp 500.000 per sekali kencan, tergantung jenis pelayanan.

Untuk memastikan kondisi kesehatan para pelaku, Satpol PP dan Damkar Sikka melakukan koordinasi dengan Puskesmas Beru, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Alok Timur, guna melaksanakan tes kehamilan, HIV dan sifilis.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa empat dari enam pelaku positif sifilis, sedangkan satu lainnya diketahui tengah hamil.

Adeodatus menyatakan keprihatinannya terhadap temuan tersebut, yang menunjukkan bahwa praktik prostitusi di Kota Maumere tidak hanya melanggar norma sosial tetapi juga membahayakan kesehatan masyarakat.

“Kami prihatin karena kasus semacam ini semakin marak dan mengkhawatirkan. Banyak dari mereka terpapar penyakit menular seperti HIV dan sifilis. Satpol PP akan terus melakukan operasi penertiban di rumah kos, losmen, dan hotel-hotel di Maumere,” tegasnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved