Banjir Bandang di Mauponggo

Banjir Bandang di Mauponggo, Tiga Warga Masih Dalam Pencarian, Termasuk Balita 14 Bulan

Selain itu, dua warga lainnya yang juga masih dalam upaya pencarian Mariano Tom Busa Jago (29) warga Desa Sawu

Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/ALBERT AQUINALDO
BANJIR BANDANG - Bencana banjir bandang di Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo. 

BNPB juga akan memberikan bantuan dana siap pakai maupun penambahan bantuan logistik pangan dan non-pangan yang disesuaikan dengan perhitungan kebutuhan di lapangan.  

Namun hingga Kamis (11/9/2025) malam bantuan tersebut belum tersebut belum tiba di lokasi.

Yang ada hanya beberapa pemerhati yang telah mengantarkan bantuan kepada para korban. 
Warga Lihat Kaki dan Dengar Teriakan Minta Tolong

Bencana banjir bandang di Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, yang merupakan daerah terdampak paling parah dari 18 desa di empat kecamatan di Kabupaten Nagekeo masih menyisakan trauma yang mendalam bagi warga.

Hujan yang mengguyur sejumlah wilayah di Pulau Flores sejak Minggu (7/9/2025) malam hingga Selasa (9/9/2025) pagi termasuk wilayah Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo mengakibatkan longsor hingga banjir bandang di wilayah itu.

Di Kecamatan Mauponggo sendiri, tercatat lima orang meninggal dunia, tiga orang masih dalam pencarian, satu orang dirawat di RSUD Aeramo dan beberapa warga dilaporkan luka-luka serta puluhan rumah yang berada di bantaran Kali Lowo Koke rusak berat hingga rata tanah.

Dengar Teriakan dan Lihat Kaki

Wilhelmus Albertus Dheke, Kepala Dusun Sawu 1, Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo mengisahkan, pada Senin (8/9/2025) sore sekitar pukul 16.00 WITA sudah terjadi banjir yang lumayan besar.

Sekitar pukul 17.00 WITA, banjir yang melanda wilayah itu sempat surut. Namun sekitar pukul 19.00 WITA, banjir besar mulai menerjang wilayah itu.

"Waktu itu waktu kami naik kesini tepatnya di jembatan Teodhae 2 itu, pas kami mau nyebrang, jembatan putus dan ada satu rumah yang terbawa banjir dan waktu itu kami tidak berani lewat karena banjirnya besar, lebarnya itu sekitar 30 an meter," ungkap Wilhelmus.

Pada saat itu, Ia dan beberapa warga Desa Sawu yang melihat dahsyatnya banjir tersebut sempat mengingatkan satu keluarga yang berjumlah enam orang yang berada di dalam sebuah rumah dekat bantaran Kali Lowo Koke untuk segera mengevakuasi diri.

Namun, keenam warga tersebut tidak mengindahkan anjuran tersebut

Wilhelmus dan beberapa warga lainnya sempat berkeliling memantau kondisi di beberapa lokasi lainnya di areal bantaran Kali Lowo Koke.

Tak berselang lama kemudian, Kepala Dusun 2 Desa Sawu meminta Wilhelmus mencari sensor untuk memotong beberapa pohon yang terbawa banjir karena ada seorang warga yang tertendes pohon dan berteriak minta tolong.

"Waktu itu korbannya kita belum tahu, kami tahunya baru bibi itu yang teriak minta tolong, dan setelah itu kami langsung usaha cari sensor," kata dia.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved