Banjir Bandang di Mauponggo

Mauponggo Diterjang Banjir Bandang, Mengulang Tragedi Tahun 1969

Pada saat itu, pria yang diperkirakan sudah berusia 60 lebih itu mengaku masih duduk di bangku kelas satu Sekolah

Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/ALBERT AQUINALDO
WARGA - Nikolaus Wawo, warga Desa Wolotelu, mengisahkan kejadian banjir bandang pada tahun 1969 lalu kepada TribunFlores.com di sela-sela pencarian korban hilang di Kali Lowo Koke, Jumat (12/9/2025) siang. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo

TRIBUNFLORES.COM, MBAY - Bencana banjir bandang di Kali Lowo Koke di Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo terakhir tercatat terjadi pada tanggal 2 Mei 1969 lalu.

Namun, pada saat itu, banjir bandang hanya menyapu sejumlah rumah yang berada di bantaran Kali Lowo Koke dan tidak ada korban jiwa.

Peristiwa itu diungkapkan Nikolaus Wawo, warga Desa Wolotelu, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo kepada TribunFlores.com yang juga ikut membantu pencarian korban hilang di Kali Lowo Koke, Jumat (12/9/2025) siang.

Pada saat itu, pria yang diperkirakan sudah berusia 60 lebih itu mengaku masih duduk di bangku kelas satu Sekolah Dasar (SD).

 

Baca juga: 74 Korban Banjir Bandang Mauponggo Dapat Pengobatan Gratis di Posko Kesehatan TNI

 

 

"Banjir bandang di Kali Lowo Koke ini pernah terjadi tahun 1969 tanggal 2 Mei, saat itu saya masih kelas satu SD," ungkap Nikolaus sambil bersandar di salah satu rumah yang terdampak banjir bandang di Kali Lowo Koke.

Pada saat itu, seingat dia, beberapa jembatan putus, rumah dan pondok yang berada di bantaran Kali Lowo Koke tersapu banjir bandang.

"Waktu itu tidak ada korban jiwa tapi hewan ternak warga dan rumah-rumah, pondok-pondok di pinggir kali itu bersih, tapi waktu itu tidak separah yang terjadi sekarang," ujar dia.

Selain rumah, pondok dan hewan ternak, lahan persawahan yang di sekitar Kali Lowo Koke juga rusak berat.

"Ada yang sudah menyekam, ada yang belum menyekam, hancur semua," tutur Nikolaus.

Untuk banjir bandang yang terjadi saat ini, Ia mengaku mengetahui kejadian tersebut pada Senin (8/9/2025) malam.

Dentuman air bah dan getaran terasa hingga di wilayah Desa Wolotelu.

"Waktu itu kami dengar bunyi dan kami juga rasa getaran sampai di kami punya kampung sana, kami langsung bertanya-tanya ini kira-kira bunyi apa ini, ternyata pas air sudah mulai surut, kami bangun dan mulai ambil senter dan cari-cari sumber bunyi, pada waktu itu gelap, listrik sudah mati semua, waktu itu kami belum tahu kalau ada korban jiwa," tutur Nikolaus.

Keesokan harinya, Selasa (9/9/2025) pagi barulah Nikolaus bersama warga lainnya mengetahui ada korban meninggal dunia dan hilang.

"Waktu itu kami langsung datang ke lokasi, lihat-lihat di lokasi ternyata benar," kata dia.

Salah satu korban yang masih dalam pencarian masih memiliki hubungan keluarga dengan Nikolaus Wawo.

Ia berharap, para korban hilang segera ditemukan. (Bet)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved