Banjir Bandang di Mauponggo

74 Korban Banjir Bandang Mauponggo Dapat Pengobatan Gratis di Posko Kesehatan TNI

"Kompi kesehatan kita melaksanakan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat yang mana sampai dengan siang

Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/ALBERT AQUINALDO
PENGOBATAN - Para korban bencana banjir bandang di Kecamatan Mauponggo berobat gratis di Posko Kesehatan yang didirikan Kompi Kesehatan Bataliyon TP 843/Wakanga Mere di dekat jembatan Teodhae 1. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo

TRIBUNFLORES.COM, MBAY - Sebanyak 74 korban bencana banjir bandang di Kecamatan Mauponggo mendapat pengobatan gratis di Posko Kesehatan yang didirikan Kompi Kesehatan Bataliyon TP 843/Wakanga Mere di dekat jembatan Teodhae 1. 

Sebagian besar korban yang mendapat pengobatan gratis merupakan para korban yang menderita luka-luka sedang hingga luka ringan baik pada saat bencana maupun pada saat evakuasi.

Pelaksanaan pengobatan gratis itu dipantau langsung Komandan Batalyon TP 834 / Wakanga Mere,  Letkol Inf Justik Hadinata.

"Kompi kesehatan kita melaksanakan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat yang mana sampai dengan siang tadi sekitar 74 warga yang datang dalam kegiatan pengobatan gratis ini," jelas Letkol Inf Justik Hadinata.

 

Baca juga: Kesaksian Korban Banjir Bandang Mauponggo: Suami Saya Datang, Air Sudah Penuh Semua

 

 

Dijelaskan, Letkol Inf Justik Hadinata, sebagian masyarakat di wilayah Kecamatan Mauponggo yang tidak bisa datang langsung ke Posko Kesehatan tersebut akan dilayani pengobatan dari rumah ke rumah.

Jumlah tenaga medis yang dilibatkan dalam kegiatan pengobatan gratis tersebut diantaranya dua regu dari Kompi Kesehatan Bataliyon TP 834/Wakanga Mere ditambah tenaga medis dari Puskesmas Mauponggo dan relawan.

Kesaksian Warga saat Banjir Terjang Mauponggo

Salah satu korban selamat, Ester Bupu, warga Desa Ua, mengisahkan pengalaman mencekam saat banjir datang. 

Ketika itu, ia sedang berada di sebuah pondok kebun yang terletak di bantaran Kali Lowo Koke, wilayah Desa Sawu.

Dia dan suaminya merupakan warga Desa Ua, namun keduanya tinggal di rumah yang mereka sebut pondok saat berkebun.

"Waktu itu suami saya pergi untuk memindahkan kerbau. Saya sendirian di pondok. Pas dia kembali, dia langsung suruh saya turun. Tapi saya mau turun ikut mana? Di sekeliling sudah air semua," ujar Ester dengan suara bergetar, saat ditemui di pondoknya yang sebagian tiangnya roboh dihantam banjir.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved