Cuaca Buruk di NTT
Diterjang Cuaca Ekstrem, Kapal Phinisi Helena Mati Mesin di Laut Sawu NTT
Menindaklanjuti laporan, Tim Rescue Basarnas Kupang bersama unsur SAR lainnya segera dikerahkan menuju lokasi kejadian.
Ringkasan Berita:
- Kapal Phinisi Helena mati mesin akibat cuaca ekstrem di Laut Sawu.
- Tim SAR Kupang dikerahkan, namun cuaca buruk menghambat operasi.
- Seluruh 9 penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat oleh KMP Lakaan.
- Diterjang Cuaca Ekstrem, Kapal Phinisi Helena Mati Mesin di Laut Sawu NTT
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Sebuah kapal jenis Phinisi bernama Helena yang berlayar dari Kupang menuju Ende dengan membawa sembilan orang (POB 9) mengalami kecelakaan laut berupa mati mesin di Perairan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Insiden terjadi pada Sabtu, 15 November 2025, sekitar pukul 14.00 WITA, dipicu oleh cuaca ekstrem berupa gelombang tinggi dan angin kencang yang menyebabkan kapal kemasukan air dan nyaris tidak stabil.
Berdasarkan keterangan yang diterima POS-KUPANG.COM, Minggu 16 November 2025, Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kupang menerima laporan mengenai kejadian tersebut pada pukul 19.40 WITA.
Menindaklanjuti laporan, Tim Rescue Basarnas Kupang bersama unsur SAR lainnya segera dikerahkan menuju lokasi kejadian.
Baca juga: Blunder Administrasi Pandis ETMC, Surat Teguran untuk Pelatih Platina FC Justru Kop Surat CBN
Operasi penyelamatan dipimpin langsung oleh Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Kupang, Muhdar S.Sos.
Tim SAR Gabungan diberangkatkan pada pukul 20.00 WITA, dengan melibatkan personel dari Basarnas Kupang (rescue dan ABK KN SAR Antareja 233), Bakamla Kupang, Balai Karantina Kesehatan Kelas I Kupang, KSOP Kupang, dan SROP Kupang. Namun, kondisi cuaca yang semakin memburuk memaksa KN SAR Antareja 233 untuk kembali ke dermaga pada pukul 21.30 WITA.
Upaya pemantauan dan koordinasi terus dilakukan oleh seluruh unsur maritim.
Hingga akhirnya, pada pukul 00.00 WITA, Tim SAR Gabungan menerima kabar bahwa kesembilan korban telah berhasil dievakuasi oleh KMP Lakaan, kapal feri yang kebetulan melintas di sekitar lokasi kejadian.
Para korban kemudian dibawa menuju Pelabuhan Bolok-Kupang dan tiba dengan selamat pada pukul 02.30 WITA, sebelum diserahkan kepada pihak berwenang.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kupang, Mexianus Bekabel, S.Sos., M.M., menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh unsur SAR Gabungan, khususnya kepada nahkoda dan kru KMP Lakaan atas kepedulian dan tindakan cepat mereka.
"Kami mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh unsur SAR Gabungan dan terkhusus kepada nahkoda beserta kru KMP Lakaan atas kepedulian dan kecepatan tindakan mereka sehingga seluruh 9 korban berhasil diselamatkan dalam kondisi cuaca yang sangat sulit. Keberhasilan ini adalah bukti nyata sinergi yang baik antara potensi SAR dan masyarakat maritim," ujar Mexianus.
Mexianus juga kembali menekankan pentingnya keselamatan pelayaran.
Ia mengimbau setiap kapal untuk selalu dilengkapi peralatan keselamatan, termasuk Radio EPIRB (Emergency Position Indicating Radio Beacon) yang dapat memancarkan sinyal bahaya jika terjadi kecelakaan, sehingga posisi kapal dapat segera diketahui oleh pihak SAR.
Selain itu, ia mengingatkan para nelayan dan operator kapal agar selalu berhati-hati dan rutin memantau informasi cuaca dari BMKG sebelum memutuskan untuk berlayar.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/EVAKUASI-Proses-evakuasi-9-penumpang-Kapal-Helena-oleh-Tim-SAR.jpg)