Opini

Memperingati Hari Guru di Tengah Tantangan Digitalisasi

Namun, di balik semua kemajuan itu, guru tetap menjadi pilar utama yang menentukan kualitas Pendidikan, yang

Editor: Nofri Fuka
Tribunnews.com/TRIBUNFLORES.COM/HO-PETRUS KPALET
Petrus Kpalet, Guru SMK Negeri 3 Maumere 

Oleh: Petrus Kpalet, Guru SMK Negeri 3 Maumere

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Setiap tahun kita memperingati Hari Guru Nasional. Peringatan hari guru tahun 2025 merupakan momen refleksi kritis terhadap peran fundamental guru di tengah arus perubahan zaman yang maha cepat, terutama ketika dunia pendidikan berada di tengah arus deras digitalisasi. 

Teknologi telah membuka peluang baru dalam proses belajar mengajar dari akses materi tanpa batas, metode pembelajaran interaktif, hingga efisiensi administrasi. 

Namun, di balik semua kemajuan itu, guru tetap menjadi pilar utama yang menentukan kualitas Pendidikan, yang mana guru menjadi jangkar moral yang sedang diuji oleh gelombang digitalisasi.

Di era digital, tantangan yang dihadapi guru tidak lagi sekadar menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga memastikan bahwa teknologi digunakan secara bijak dan efektif. Banyak guru harus beradaptasi cepat dengan perangkat dan platform baru, sering kali tanpa pelatihan yang memadai. 

 

Baca juga: SMKN 3 Maumere Juara Satu Lomba Gerak Jalan HUT ke-80 RI Kategori Putra Tingkat SMA/SMK di Sikka

 

 

Di sinilah letak tantangan sekaligus nilai lebih seorang guru: kemampuan untuk belajar terus-menerus, menyesuaikan diri, dan tetap menjaga esensi pendidikan yang humanis.

Momentum Hari Guru seharusnya bukan hanya perayaan simbolis, tetapi pengingat bahwa keberhasilan digitalisasi pendidikan bergantung pada kesiapan dan kesejahteraan guru. Teknologi tidak akan pernah sepenuhnya menggantikan peran guru sebagai pendidik, pembimbing, dan teladan karakter bagi generasi muda. 

Justru, guru adalah figur yang memastikan bahwa digitalisasi berjalan dengan arah yang benar, menjadi alat bantu, bukan ancaman. 

Dahulu, guru adalah sumber utama informasi sang penceramah di depan kelas yang otoritas pengetahuannya tak tertandingi. Saat ini, otoritas itu telah bergeser. 

Dengan satu sentuhan di ponsel pintar, siswa dapat mengakses jutaan informasi melalui internet, video, dan kecerdasan buatan (AI). 

Menghargai guru di era digital berarti memberikan dukungan nyata: pelatihan yang relevan, fasilitas yang memadai, pengurangan beban administrasi, serta ruang untuk berkembang secara profesional. Dengan demikian, guru dapat menjadi agen perubahan yang mampu memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pembelajaran yang lebih kreatif, inklusif, dan bermakna. Guru harus bertransformasi dari sekadar penyampai materi menjadi: 

Pertama, Kurator Konten Digital: Membimbing siswa untuk memilah, memverifikasi, dan memahami informasi yang valid di tengah lautan hoax dan misinformasi. 

Kedua, Fasilitator Pembelajaran Kolaboratif: Menciptakan lingkungan belajar yang mendorong eksplorasi, pemecahan masalah, dan soft skill yang tidak bisa digantikan oleh mesin. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved