Undana Kupang

Sekretariat Wakil Presiden Gelar Diskusi Pembangunan Sosial di Undana

Universitas Nusa Cendana (Undana) menjadi lokasi penyelenggaraan forum Penyerapan Pandangan bertema “Arah Pembangunan Sosial: Integras

Editor: Ricko Wawo
POSKUPANG.COM/HO-DOK UNDANA
Universitas Nusa Cendana (Undana) menjadi lokasi penyelenggaraan forum Penyerapan Pandangan bertema “Arah Pembangunan Sosial: Integrasi Kesehatan, Ekonomi, dan Lingkungan dalam Pemberdayaan Masyarakat” pada Rabu (19/11/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eugenius Suba Boro

POS-KUPANG.COM, KUPANG —  Universitas Nusa Cendana (Undana) menjadi lokasi penyelenggaraan forum Penyerapan Pandangan bertema “Arah Pembangunan Sosial: Integrasi Kesehatan, Ekonomi, dan Lingkungan dalam Pemberdayaan Masyarakat” pada Rabu (19/11/2025).

Kegiatan yang digelar oleh Sekretariat Wakil Presiden ini berlangsung di Aula Rektorat Undana sebagai upaya menghimpun aspirasi dan pandangan strategis dari akademisi serta pemangku kepentingan daerah untuk mendukung percepatan pembangunan sosial nasional.

Wakil Rektor I Bidang Akademik Undana, Prof. Dr. drh. Annytha I.R. Detha, M.Si., mewakili Rektor Undana dalam membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa kolaborasi lintas disiplin menjadi kunci dalam menjawab berbagai persoalan pembangunan sosial.

“Ketika kiblatnya adalah masalah, maka tidak ada lagi sekat antar bidang ilmu. Kita harus berkolaborasi untuk menghadirkan solusi bagi kesehatan, ekonomi, dan lingkungan,” ujarnya.

Baca juga: Plan Internasional dan Bayan Group Dukung Pemerataan Akses Air Bagi Masyarakat di TTS

 

Staf Khusus Wakil Presiden, N.T. Budi Harjanto, menyoroti ketimpangan antara potensi ekonomi NTT yang besar dengan tingginya angka stunting serta persoalan sosial lainnya. 

Ia menyatakan bahwa akar masalah tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga terkait cara pandang, budaya, dan kebiasaan masyarakat. Ia mendorong agar perguruan tinggi memperkuat peran dalam upskilling generasi muda serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam layanan kesehatan. 

“Generasi muda harus disiapkan agar mampu memanfaatkan peluang ekonomi. Kampus juga bisa membantu menciptakan sistem pengingat agar masyarakat rutin memeriksakan kesehatan,” tegasnya.

Sesi materi menghadirkan empat narasumber.

Prof. Dr. Apris A. Adu, S.Pt., M.Kes., memaparkan strategi penurunan stunting dan angka kematian ibu melalui pendekatan ekonomi hijau, dengan menyoroti faktor sosial, budaya, pola asuh, dan ekonomi sebagai tantangan utama.

Janri D. Manafe, S.Sos., M.M., menguraikan akar penyebab stunting dari perspektif pendidikan tinggi.

Dr. Paulina Y. Amtiran, S.E., M.M., menjelaskan keterkaitan stunting dengan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, serta pentingnya pengembangan potensi lokal dan pariwisata berkelanjutan.

Sementara perwakilan Yayasan Jaringan Peduli Masyarakat, Yohanis Pakereng, memaparkan perjalanan penanganan stunting di NTT periode 2020–2025 serta urgensi kolaborasi seluruh elemen masyarakat.

Sesi tanya jawab berlangsung dinamis. Peserta dari kalangan akademisi dan mahasiswa mengajukan pertanyaan terkait akurasi data stunting, intervensi berbasis komunitas, hingga strategi peningkatan pelayanan kesehatan dasar. Diskusi ini memperkaya perspektif dan mempertegas pentingnya sinergi lintas sektor untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Stafsus Wapres menyatakan bahwa pandangan yang disampaikan peserta mencerminkan kompleksitas persoalan pembangunan sosial di NTT, mulai dari struktur ekonomi yang belum stabil, keterbatasan infrastruktur, hingga rendahnya partisipasi masyarakat dalam layanan kesehatan.

Ia menegaskan bahwa seluruh masukan akan dibawa sebagai bahan pertimbangan penyusunan kebijakan nasional dan mendorong perguruan tinggi untuk terus memperkuat perannya dalam pemberdayaan masyarakat berbasis ilmu pengetahuan. (uge)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved