Berita NTT

Fasilitas Memprihatinkan UPTD Latnakes NTT, Tapi Dituntut Penuhi Target PAD

Di tengah tuntutan besar untuk memenuhi target Pendapatan Asli Daerah (PAD), kondisi fasilitas UPTD Pelatihan Tenaga Kesehatan (Latnakes) Dinas

Editor: Ricko Wawo
POSKUPANG.COM/IRFAN HOI
UPTD - Plafon UPTD Pelatihan Tenaga Kesehatan (Latnakes) Dinas Kesehatan Provinsi NTT terlihat bolong. Senin, (17/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Kondisi UPTD Latnakes NTT memprihatinkan: gedung, ruang kelas, dan asrama pelatihan rusak serta tidak terawat.
  • Target PAD 2025 Rp 3,1 miliar, realisasi baru 42 persen (Rp 1,3 miliar). Tahun 2026 target naik menjadi Rp 5,5 miliar.
  • Asrama pelatihan yang seharusnya jadi sumber utama PAD tidak bisa dimanfaatkan maksimal karena toilet rusak dan AC tidak berfungsi, sehingga peserta terpaksa diinapkan di hotel.

 

 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Di tengah tuntutan besar untuk memenuhi target Pendapatan Asli Daerah (PAD), kondisi fasilitas UPTD Pelatihan Tenaga Kesehatan (Latnakes) Dinas Kesehatan Provinsi NTT justru memprihatinkan. Gedung, ruang kelas, dan fasilitas penginapan tampak kusam termakan usia. 

Bahkan, satu gedung senilai miliaran rupiah terbengkalai dan tidak dapat dimanfaatkan, menjadi potret ironi lembaga yang seharusnya menjadi pusat peningkatan kapasitas tenaga kesehatan.

UPTD Latnakes dibebani target PAD sebesar Rp 3,1 miliar pada 2025. Namun hingga November, realisasinya baru mencapai Rp1,3 miliar atau 42 persen. 

Tahun 2026, target tersebut melonjak tajam menjadi Rp 5,5 miliar. Sayangnya, tuntutan pendapatan tidak sejalan dengan kondisi sarana prasarana yang justru semakin tidak memadai.

Baca juga: Konsumsi Miras Hingga Dini Hari, Pemuda di Sikumana Dibubarkan Patroli Polsek Maulafa

 

Kepala UPTD Latnakes NTT, Hermina Legimafani, mengungkapkan bahwa asrama pelatihan, yang seharusnya menjadi sumber utama PAD, tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal. Tiga asrama berdesain menyerupai kamar hotel kini hanya bisa digunakan sebagian karena toilet rusak dan AC tidak berfungsi.

“Kami terpaksa menginapkan tujuh atau delapan peserta di hotel karena penginapan tidak cukup. Dari sisi pendapatan, kita rugi karena seharusnya uang itu masuk ke daerah,” ujar Hermina, Senin (17/11/2025). 

Padahal, potensi pendapatan sangat besar. Dia menyebut, sebetulnya target yang dipatok bisa terpenuhi dengan berbagai kegiatan pelatihan, dari pemerintah maupun instansi lainnya. 

Selain asrama, sejumlah fasilitas pendukung juga rusak, termasuk genset yang sudah lama tidak berfungsi padahal sangat diperlukan saat terjadi pemadaman listrik. 

Fasilitas dapur minim, meja tambahan belum tersedia, atap selasar mulai rapuh dan bocor, bahkan printer pun tidak ada karena sudah rusak.

“Printer saja kami kesulitan karena sudah rusak. Kami akan mengajukan permohonan perbaikan. Semoga ada anggaran yang dialokasikan,” kata Hermina 

Ironi terbesar terdapat pada satu bangunan dua lantai senilai Rp 10 miliar yang dibangun menggunakan DAK Fisik 2018 dan diresmikan pada 2019. 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved