Berita NTT
Serapan Vaksinasi Rendah di NTT, Vaksin Moderna Terancam Kadaluarsa
Kejadian yang nyaris berulang pada bulan yang lalu.Penyerapan vaksinasi yang rendah di NTT,vaksin Moderna terancam kadaluarsa.
Dinkes provinsi NTT juga mendapat tambahan vaksin jenis frizer berjumlah 13 ribu dosis. Vaksin itu saat ini masih digunakan dalam wilayah kota Kupang karena mengingat tempat penyimpanan vaksin jenis ini harus disiapkan dengan betul.
Bantuan yang tiba pada pekan kemarin itu, memiliki suhu penyimpanan dibawah 20 derajat celcius, sehingga saat ini masih digunakan dalam wilayah Kota Kupang. Nantinya, vaksin ini diberikan bagi pelajar.
Baca juga: Kunjungi NTT, Wamenag RI Ingatkan Vaksinasi, Moderasi Beragama dan Transformasi Digital
Untuk Kota Kupang, menurut Messe, masih menjadi wilayah dengan cakupan vaksinasi tertinggi. Hal ini karena Pemkot terus dibantu semua pihak untuk percepatan vaksinasi.
Setidaknya ada empat jenis vaksin yang digunakan di NTT, antara lain Sinovac Astreazeneca, moderna, dan frizer.
Dia beharap pelaksanaan vaksinasi di daerah bisa dilakukan percepatan serta bisa menganggarkan untuk menjemput vaksin di Dinkes NTT. Messe mengaku belum bisa menargetkan vaksin dosis I selesai hingga kapan, dengan rendahnya antusias warga ini.
Kabid Pelayanan Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Catatan Sipil NTT, Emma Simanjuntak menjelaskan capaian vaksinasi dosis pertama di NTT sampai saat ini adalah 31,46 persen (1.205.288 orang).
Baca juga: Gubernur NTT Berharap NTT Segera Bangun Laboratorium Kesehatan Hewan
Dosis kedua, 15,67 persen (600.256 orang) dan dosis ketiga,booster khusus nakes capai 60,97 persen. Total sasaran vaksinasi di NTT adalah 3.831.439 orang. Kabupaten yang capainnya masih rendah adalah Malaka, TTS, Flores Timur, Alor dan Ende.
"Kita terus mendorong dan memberi support kepada Kabupaten yang masih rendah untuk percepatan-percepatan. Sepanjang vaksin yang kita dapat dari Kementerian Kesehatan banyak, tidak ada masalah," ucapnya.
"Kita dari Dinas kesehatan NTT, begitu vaksin tiba, dalam tempo dua tiga hari, langsung kita distribusikan ke Kabupaten/Kota. Kita tetap optimis untuk tingkatkan capaian vaksin ini," jelas Emma Simanjuntak.