Berita Flores Timur
Jembatan Rusak, Warga di Flotim Swadaya Bangun Jembatan Bambu, Usman: Tidak Bisa Melintas
Jembatan penghubung dua desa itu pun putus total. Masyarakat terpaksa swadaya membangun jembatan bambu untuk bisa diakses.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Amar Ola Keda
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Badai Seroja pada 4 April 2021 lalu meninggalkan masalah baru. Selain korban jiwa, infrastruktur jalan di beberapa wilayah pun rusak berat.
Meski demikian, hingga saat ini belum juga diperbaiki.
Kerusakan terparah terjadi di Desa Wolo Klibang dan Desa Ile Pati.
Jembatan penghubung dua desa itu pun putus total. Masyarakat terpaksa swadaya membangun jembatan bambu untuk bisa diakses.
Baca juga: Terobosan Ala Camat Adonara Tengah di Flotim, Revolusi Ekonomi hingga Penerima BST Dilarang Berjudi
Usman Dawat, masyarakat setempat mengaku, badai seroja April 2021 lalu, selain merusaki jalan, juga jembatan penghubung di wilayah itu terputus, sepeti di Desa Wolo Klibang menuju Ile Pati.
"Masyarakat tidak bisa melintas. Terpaksa kami swadaya bangun sementara menggunakan bambu. Kami berharap pemerintah segera membangun jembatan baru," katanya kepada wartawan, Rabu 2 Februari 2022.
Selain jembatan penghubung, jalan poros tengah yang menghubungi Waikewak-Lite-Waiwerang pun rusak parah. Dampaknya, warga kesulitan melakukan aktivitas perekonomian.
Anggota DPRD Flores Timur, Raimundus Boli mengatakan, selain menyulitkan warga, kerusakan infrastruktur jalan itu juga sering memakan korban jiwa.
"Sampai hari ini belum tersentuh sama sekali, baik dari pemerintah, khususnya dari BPBN juga BPBD Propinsi maupun kabupaten," ungkapnya.
Baca juga: Proyek Geothermal Wae Sano Manggarai Barat Ramah Lingkungan
Ia mengatakan, kerusakan jalan sepanjang puluhan kilometer itu menghubungkan tiga kecamatan yakni, kecamatan Adonara Timur, Adonara Tengah dan Adonara Barat.
Badan jalan yang sebelumnya beraspal kini hancur tergerus banjir. Banyak lubang menganga dan menjadi kubangan air. Bila malam hari, kata dia, sangat membahayakan nyawa pengendara.
"Ini membutuhkan strategi penangganan pemerintah daerah ke depan, karena aktivitas ekonomi masyarakat macet total. Apalagi kendaraan roda dua dan empat pun tidak bisa melintas," kata politisi partai Gerindra itu. (*)