Berita Lembata
Mengenal Ritual 'Tugul Gawak' di Atadei Lembata NTT
Mereka juga sedang bersiap-siap mementaskan acara-acara seni budaya di panggung yang sudah disiapkan untuk Eksplorasi Budaya Sare Dame Lembata.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COm, Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA - Lapangan di desa Atakore ramai dengan banyaknya masyarakat dari sejumlah desa di Kecamatan Atadei Kabupaten Lembata.
Mereka mengenakan pakaian adat lengkap dengan atribut-atribut khasnya dan alat musik tradisional.
Di tengah lapangan, ada sebuah pondok yang didirikan untuk menggelar ritual adat ‘Tugul Gawak’.
Masyarakat lainnya turut menyaksikan dari tenda yang didirikan dengan bambu dan daun kelapa.
Baca juga: Warga Desa Tapobali Rekam Kapal Pengebom Ikan di Pantai Selatan Lembata
Mereka juga sedang bersiap-siap mementaskan acara-acara seni budaya di panggung yang sudah disiapkan untuk Eksplorasi Budaya Sare Dame Lembata.
Ritual Tugul Gawak diikuti oleh para kepala suku, camat, kepala desa dan Bupati Lembata Thomas Ola Langoday.
Petrus Ata Tukan (69), budayawan desa Atakore, mengungkapkan secara harafiah, Tugul Gawak berarti mempersatukan.
Simbol-simbol di dalam ritus ini menunjukkan makna persatuan itu. Misalnya, beras yang dibawa masing-masing orang harus dikumpulkan dalam satu tempat dan tuak diisi dalam satu wadah.
Tapi, hanya satu ekor ayam yang dikurbankan sebagai makna perasatuan itu.
Sebenarnya, kata Petrus, ritual ini biasa dilakukan saat ada perpecahan atau konflik di dalam keluarga. Namun, dalam event eksplorasi ini camat berperan sebagai kepala keluarga dan kepala desa lainnya sebagai anak-anak.
Lebih luas, Tugul Gawak mengirim pesan supaya dalam melaksanakan tugas di pemerintahan, siapa saja harus merasa senasib dan seiya sekata dengan masyarakat.
Baca juga: Watuwawer Masuk Kawasan Kampung Wisata di Lembata
“Eksplorasi ini mendorong kami untuk gali lebih dalam banyak budaya yang mulai luntur dan malah ada yang hampir punah jadi kita terdorong untuk menelusuri ulang,” kata Petrus saat ditemui di sela-sela Eksplorasi Budaya Lembata di desa Atakore, Kecamatan Atadei, Jumat, 18 Februari 2022.
Petrus Ata Tukan merupakan pensiunan guru, dari desa Atakore. Setelah pensiun, dia sudah menulis dua buku seri ‘Himpunan Cerita Budaya Desa Atakore.’