Berita Flores Timur
Mengenal Karang Taruna Desa Pepageka Adonara, Lestarikan Budaya Lewat Sanggar Seni
Ia mengatakan, selain tari Lebe, beberapa tarian adat yang terus dikembangkan yakni, dolo, beku, hedung, soka dan lili.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Amar Ola Keda
TRIBUNFLORES.COM, ADONARA - Generasi muda seperti kader pengurus karang taruna dituntut aktif berkreativitas melestarikan budaya.
Karang taruna mesti jadi bagian pemerintah desa dengan memberikan kontribusi dalam pembangunan di desa.
Karang Taruna juga harus adaptif, kreatif, inovatif, konektif, partisipatif dan kontributif untuk menjawab tantangan perubahan dan terus berperan terhadap penguatan kemandirian ekonomi generasi muda.
Seperti yang dilakukan Karang Taruna Desa Pepageka, Kecamatan Kelubagolit, Adonara, Kabupaten Flores Timur (Flotim). Di bawah asuhan, Anton Bisa dan Yano Tupen, karang taruna ini fokus melestarikan warisan budaya melalui sanggar seni.
Baca juga: Menghalau Sial dan Penyakit, Kampung Lewolein Lembata Hening Tanpa Penerangan
Melalui sanggar seni Nuba Telo, kaum muda ini terus berkreativitas dengan mengangkat kembali tarian-tarian budaya Adonara yang nyaris hilang ditelan perkembangan zaman. Salah satunya adalah tarian Lebe.
Tarian Lebe merupakan tarian yang biasa dipentaskan saat ada tamu kehormatan yang datang dan biasanya disandingkan dengan tarian Hedung.
"Tarian Lebe hampir punah ditelan jaman. Generasi muda saat ini hampir sudah tidak mengenal jenis tarian ini. Saat moment festival budaya Lamaholot, yang pernah digelar di Desa Pepak Geka, kami sengaja pentaskan pentaskan tarian ini sebagai sarana pelestarian warisan budaya," ungkap pengasuh sanggar seni Nuba Telo, Anton Bisa.
Ia mengatakan, selain tari Lebe, beberapa tarian adat yang terus dikembangkan yakni, dolo, beku, hedung, soka dan lili.
"Mereka terus dilatih, sampai mengenal lebih jauh budaya warisan leluhur dan harus terus dilestarikan," katanya.
Sanggar Seni Nuba Telo pernah menggelar festival budaya Lamaholot, dengan melibatkan seluruh sanggar tarian Hedung dan Sole Oha sedaratan Adonara.
Baca juga: Mengenal Taman Baca Masyarakat Pelangi Topak di Manggarai
"Sanggar seni Nuba Telo siap pentas dimana saja," tandasnya.
Ia berharap agar pemerintah daerah melalui dinas pariwisata dan kebudayaan, bisa memberi perhari agar tarian Lebe melalui sanggar Nuba Telo Desa Pepak Geka ini bisa kenal.
Sarana Penyalur
Sanggar seni Nuba Telo merupakan sanggar seni tari tradisional yang berusaha menonjolkan kebudayaan Adonara-Lamaholot, yang dibentuk atas inisiatif orang muda Desa Pepageka.
Sanggar ini berada dalam seksi seni dan budaya Karang Taruna Nuba Telo Desa Pepageka. Sanggar ini menjadi wadah penyaluran minat bakat dan talenta orang muda desa Pepageka dalam bidang seni budaya.
Sanggar seni tari ini boleh dikatakan baru karena dibentuk serentak dengan pengukuhan kepengurusan Karang Taruna Nuba Telo desa Pepageka pada 26 Desember 2021 lalu.
Sekalipun masih baru namun anggota seni tari selalu mempunyai semangat , kompak dalam berlatih. Hal ini terbukti dengan undangan yang terus berdatangan untuk tampil mengisi acara-acara di beberapa kegiatan.
Nama Nuba Telo berasal dari dua suku kata, “Nuba” dan “Telo”. Nuba Telo ini menggambarkan tiga kekuatan utuh dalam tatanan budaya Desa Pepageka dan menjadi suatu kekhasan.
Baca juga: Amerika Gembar-Gembor Rusia Siap Serang Ukraina, Presiden Zelensky Malah Ajak Putin Bertemu
Saat ini aktivitas sanggar seni tari berfokus pada tarian Hedung dan tarian Lebe. Sanggar ini rencananya akan menggali semua kekayaan seni tari lainnya untuk dikembangkan dalam bentuk aslinya maupun tarian kreasi.
"Aktivitas latihan sampai pertunjukan terus dilakukan guna mempertahankan kekayaan budaya warisan leluhur," tutup Anton. (*)