Berita Internasional
Cerita Misionaris Flores dari Rusia; Invasi ke Ukraina dan Kecemasan Warga Saint Petersburg
Invasi Rusia terhadap Ukraina bukan hanya membawa penderitaan terhadap Ukraina.Warga Negara Rusia juga turut merasakan dampak serangan militer itu.
Penulis: Egy Moa | Editor: Egy Moa
Dampak yang lebih buruk, kebebasan pers berada pada titik nol. Stasiun radio independen (Ekho Moskvy) dan TV liberal Rusia, TV Rain (Dozhd) ditutup oleh otoritas berwenang karena menyiarkan invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Amerika Gembar-Gembor Rusia Siap Serang Ukraina, Presiden Zelensky Malah Ajak Putin Bertemu
Keadaan ini menyebabkan warga Rusia semakin kesulitan mendapat akses informasi yang berimbang tentang situasi di Ukraina.
“Beberapa chanel (TV) tidak bisa diakses sama sekali. Hal ini tidak pernah terjadi sebelum invasi militer,”kata Pater Bal Lukem.
Ia bahkan baru bisa mendapat cara mengakses informasi setelah diberitahu caranya oleh satu mahasiswa Indonesia, harus masuk ke VPN milik Cina,” beber Pater Bal.
Satu
Bangsa Rusia dan Ukraina yang kini terlibat konflik memiliki banyak kesamaan. Nenek moyang mereka berasal dari Eropa Timur.Ketika Rusia menginvasi Ukraina muncul pendapat pro dan kontra menilai serangan itu.
Baca juga: Rusia dan Ukraina Diambang Perang, Amerika Serikat dan NATO Siaga, Apa yang Diinginkan Putin?
Umat Katolik Saint Petersburg diakui Pater Bal Lukem terlibat dalam diskusi-diskusi kecil dan muncul pro kontra juga. Pater Bal Lukem merasakannya ketika bicara-bicara lepas dengan calon frater di meja makan. Ada di antara mereka menentang keras agreasi yang melawan kemanusiaan, tapi ada juga yang berpendapat lain. Untuk menghindari perpecahan dalam komunitas maka kami menghindari seminimal mungkin berbicara tentang tema ini.
Beberapa laporan terbaru menyatakan target serangan bukan hanya fasilitas militer, fasilitas umum yang luluh lantah serta tentara Ukraina, namun banyak jatuh korban warga sipil.
Letak Saint Petersburg di utara dekat perbatasan dengan Finlandia, diakui Pater Bal Lukem tenang-tenang saja menghadapi situasi saat ini. Namun, mereka juga turut merasakan sanksi barat.
Hari-hari ini gelombang demonstrasi menentang perang berlangsung di berbagai kota di Rusia. Kabar terbaru sekitar 4.000 lebih demonstran ditangkap aparat keamanan.
Baca juga: Bantah Tudingan Moskow, Amerika Tegaskan Tak Lakukan Operasi Militer di Perairan Teritorial Rusia
Sebagian warga Rusia heran kenapa di abad 21 ini masih ada cara-cara militer yang ditempuh oleh sebuah negara terhadap negara yang lain. Karena itu, apapun namanya, operasi militer atau tindakan sejenis yang menggunakan peralatan perang menindas negara lain selalu ditentang keras.
“Kami tidak rasakan kerusakan perang ini, tapi kecemasan pribadi-pribadi selalu muncul. Kami selalu berdoa untuk perdamaian di Ukraina. Kasihan orang-orang di Ukraina sana. Kami tidak bisa buat apa-apa menolong mereka, apalag kami warga asing,” imbuh Pater Bal Lukem.