Berita Manggarai
Korban 'Kekerasan' Dirawat di RSUD Ruteng, Pelaku Dibiarkan Berkeliaran
Kasus dugaaan kekerasan seksual menimpa anak usia 6 tahun di Manggarai dilaporkan sejak 17 Februari 2022,namun sampai kini pelaku bebas berkeliaran.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM,Charles Abar
TRIBUNFLORES.COM,RUTENG-Hati siapa yang tak sakit menyaksikan anaknya berusia 6 tahun menderita dirawat karena tindakan 'kekerasan' oknum pria menghancurkan masa depan putri kesayangan?
Keadaan itu pula yang sementara menghampiri MS (46). Ia mengadukan perbuatan tidak senonoh dilakukan oleh HL (22) kepada Polres Manggarai sejak 17 Februari 2022, namun hampir sebulan semenjak laporan itu, tak ada tindakan apapun kepada pelaku.
"Setelah lapor di polisi,kami tidak menerima surat dari kepolisian," kata MS kepada TRIBUNFLORES.COM,Senin 14 Maret 2022.
MS meminta keadilan kepada penegak hukum Polres Manggarai agar pelaku ditangkap dan masalah ini segera diproses.
Baca juga: Update Kasus Tak Senonoh Bocah 6 Tahun di Manggarai, Ini Kata Polisi
"Harapan saya agar pihak kepolisian agar persoalan ini cepat ditangani oleh pihak kepolisiam sesuai undang-undang yang berlaku,karena menurut saya ini kasus berat,"ujarnya.
Menurut MS, putrinya masih dirawat RSUD dr. Ben Mboy Ruteng.
"Kami sudah empat hari di sini. Masuk tanggal 10 Maret dan anak saya masih sakit,"ujar dia.
Tak hanya mengalami sakit secara fisik, putrinya mengalami perubahan mental. Ia menjadi tidak bersemangat dan takut.
"Selama sudah kejadian ini anak saya selalu merasa kaget, walau saya hanya membuka pintu dia merasa takut,"ungkap dia.
Baca juga: Ayah Korban Aksi Tak Senonoh di Manggarai Mohon Keadilan Penegak Hukum
Psikolog di Manggarai, Jefrin Haryanto, mengatakan kasus kekerasan seksual yang sering terjadi di Manggarai bukan hal baru. Kejadian ini, kata Jefrin harus menjadi perhatian bersama.
"Sejujurnya saya tidak kaget dengan kasus seperti ini, karena sudah kami perkirakan dan sudah sering kami ingatkan sejak tahun lalu," ujar Jefrin kepada TRIBUNFLORES.COM Senin 14 Maret 2022.
Berdasarkan studi Yayasan Maria Moe Peduli (YMP) sudah memperlihatkan trend ini dan sudah sering disampaikan ke publik, tapi responnya masih sporadis dan lebih cenderung aksi yang dibuat tidak berbasis akar soal.
"Kota ini sudah tidak ramah buat anak, dan itu fakta,"ujar Jefrin.
Menurut Jefrin, indeks kebahagiaan kita buruk, stress sosial tinggi, pola asuh ada pada level buruk. Dilain sisi respon terhadap situasi ini masih sebatas selebratif dan kebanyakan tagline.
Baca juga: Marak Kasus Kekerasan di Manggarai, Psikolog Sebut Sudah Tidak Ramah Anak