Flores Bicara TribunFlores
Langkah Preventif, Tema Penyakit Menular Harus Dimasukan dalam Kurikulum Sekolah
"Untuk mengatasi ini komunitas masyarakat harus di bentuk, terutama dari lingkungan sekolah," ujarnya.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Charles Abar
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Penyakit menular merupakan salah satu penyakit mematikan, untuk itu perlu ada tindakan besar yang melibatkan semua pihak dalam melakukan upaya pencegahan.
Hal itu diungkapkan ketua Fraksi PDIP DPRD Sikka, Stefanus Sunandi dalam talkshow Flores Bicara edisi Rabu 23 Maret 2022 dengan tema "Disversifikasi Kurikulum Dengan tema Penyakit Menular" yang m, yang dipandu oleh Gordi Donofan.
Stefanus menyampaikan lembaga pendidikan itu melalui kurikulum KTSP didorong sekolah untuk mendesain kurikulum sesuai dengan karakteristik masalah yang dihadapi oleh sekolah dan daerahnya masing-masing.
Baca juga: FLORES BICARA : Yuniarta Salon dan SPA Maumere Beri Solusi Cantik dan Sehat
"Karena itu sekolah didorong untuk melahirkan kurikulum itu berdasarkan visi dan misi yang dimiliki oleh sekolah, seperti apa itu,seperti penyakit menular yang kita hadapi,"ungkap Stef.
Kehadiran visi misi di sekolah itu untuk mejawab permasalahan yang kita hadapi di tengah masyarakat sehingga dari guru,siswa dan orang tua punyak kesadaran yang tinggi
"Ketika kita menghadapi penyakit menular, hal yang paling penting disini adalah pengetahuan masyarakatnya, dalam hal kurikulum di sekolah terdiri dari para guru dan siswa begitupun orang tua yang ada di sekitar komunitas itu,"ungkap Politisi PDIP ini.
Untuk itu pemerintah didorong agar kurikulum dengan tema penyakit menular di Kabupaten Sikka agar dibentuk untuk mencegah penyakit menular seperti DBD di Sikka yang sudah masuk fase endemi.
"Untuk mengatasi ini komunitas masyarakat harus di bentuk, terutama dari lingkungan sekolah," ujarnya.
Baca juga: FLORES BICARA : Raja Jaya Motor Maumere Bangkit di Masa Pandemi
Permasalahan yang kerap ditemukan selama ini kata dia, tidak semua sekolah di Kabupaten Sikka memiliki ruang UKS kemudian apa yang dilakukan di sekolah hanya bersifat preventif bukan pencegahan dan promosi.
Pembentukan kurikulum ini di sekolah diyakini mampu membentuk karakter anak-anak Siswa, sehingga mereka akan terbiasa dengan pengetahuan yang mereka terima di sekolah terutama dalam mengatasi penyakit menular.
Kendati demikian, masalah penyakit menular menjadi tanggungjawab semua elemen masyarakat seperti orang tua, siswa, para guru, pemerhati pendidikan, yayasan, pemerintah dan DPRD sendiri.
Elemen itu didorong untuk bersama -sama menyelesaikan permasalahan yang ada di sekolah dan masyarakat .
Sementara terkait penyakit menular seperti bahaya gigitan anjing Rabies, perlu ada partisipasi masyarakat dalam upaya preventif.