Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Hari Ini, Berpegang Teguhlah pada Kebenaran yang Diajarkan Kristus     

Tuhan teguhkanlah iman kami, semoga kami selalu berpegang teguh pada kebenaran yang diajarkan-Mu agar kami pun boleh menikmati kebahagian kekal.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/HO-PATER FREDY
Pater Fredy Jehadin,SVD dari Novisiat SVD, Kuwu, Manggarai, Ruteng, Flores NTT. 

Saya mengenal seorang bapa yang cepat sekali marah kalau ada sesuatu yang mengganggu dia, entah karena perbedaan pikiran atau apa saja. Latar-belakang pendidikan dari bapa ini sangatlah sederhana, tetapi kadang ia menakut-nakuti orang dengan suaranya yang keras dan besar. Saya amati bahwa ia sering menggunakan suara besar dan sikap agresifnya untuk mengalahkan orang lain.

Sikapnya yang agresip ini dimanfaatkannya sebagai mekanisme  pembelaan dirinya. Menurut Mahatma Gandhi kekerasan adalah senjata dari mereka yang lemah; dari yang kekurangan pendidikan dan dari mereka yang kurang bijaksana.

Baca juga: Kanwil Kemenkumham NTT Tampung 86 Narapidana Narkotika


 
Hari ini kita kembali mendengar reaksi orang Yahudi terhadap Yesus. Mereka mau melempari Yesus dengan batu. Yesus menantang mereka dengan berkata: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang kuperlihatkan kepadamu, pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?”
 
Yesus dalam kenyataannya sudah menyembuhkan orang sakit; membuka mata orang buta, membuka lida dan telinga dari mereka yang bisu tuli, membuat orang lumpuh bisa berjalan kembali, membersihkan dan menyembuhkan mereka yang kena penyakit kusta.

Penyembuhan yang dibuat Yesus adalah ungkapan kehadiran Tuhan dalam diri-Nya. Semua pekerjaan itu adalah baik untuk manusia dan baik untuk Yesus karena memang itulah tujuan kedatanganNya ke dunia ini untuk menyelamatkan manusia. Lewat pekerjaan itu, manusia sesungguhnya harus berterima kasih kepada Yesus. Jadi tidak ada alasan untuk melempari Dia dengan batu.


Sewaktu Yesus menantang mereka, mereka menjawab: “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekali pun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.”

Baca juga: Gubernur NTT Bebastugaskan Kepala Dinas Sosial


Di sini kembali kita melihat, betapa terbatasnya konsep orang Yahudi tentang identitas Yesus Kristus. Bagi mereka, Yesus cumalah manusia saja. Bagi mereka Yesus bukanlah Mesias/Putera Allah. Karena itu mereka tetap mau menangkap dan membunuhNya karena Ia sudah menghujat Allah.
 
Kalau saja mereka amati dan analisis semua pekerjaan Yesus: menyembuhkan orang sakit dengan segala penyakitnya; menghidupkan orang mati, mengubah air menjadi anggur, memperbanyakkan roti dan ikan, dan masih banyak mujizat yang sudah dibuatNya, semua pekerjaan ini sesungguhnya tidak bisa dibuat oleh manusia biasa. Hanya Tuhan yang bisa mengerjakan semuanya ini. Kasihan bahwa mata hati orang Yahudi tetap buta melihat semuanya ini.

Karena kekurangan pengetahuan dan tidak percaya akan Yesus, mereka menggunakan kekerasan untuk mengalahkan Yesus Kristus. Mereka sama sekali tidak bijaksana dan tidak terbuka hatinya melihat secara teliti dan bersikap positip akan apa yang dibuat Yesus Kristus. Mata hati mereka sungguh tertutup melihat apa di  balik mujizat yang dikerjakan Yesus Kristus. Mereka hanya berpikir bahwa mujizat yang dilakukan Yesus adalah hasil kreasi manusia belaka.
 
Marilah kita bertanya diri:   Bagaimana sikap kita waktu berdiskusi dengan orang lain: apakah kita selalu siap mendengar pendapat sesama dengan pikiran yg positip? Kalau pendapat kita ditantang oleh orang lain, bagaimana reaksi kita? Apakah kita menerimanya dengan baik dan senang hati atau kita menyerang orang yang menantang pendapat kita dengan sikap yang sangat agresip dan suara besar? Siapakah Yesus Kristus menurut pengalaman pribadi kita? Siapakah kita di mata Yesus Kristus?
 
Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan teguhkanlah iman kami, semoga kami selalu berpegang teguh pada kebenaran yang diajarkan-Mu agar kami pun boleh menikmati kebahagian kekal di hari akhirat. Amen.

Renungan Katolik lainnya

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved