Lakalantas di Pegaf Papua Barat
Semua Korban Sudah Diidentifikasi, Ada Anak Usia 3 Tahun Korban Lakalantas di Papua Barat
Selain korban meninggal dunia, terdapat beberapa korban yang masih dalam kondisi kritis.
Truk naas berwarna kuning itu mengangkut puluhan orang dan material, melaju dari arah Kabupaten Pegaf.
"Truk tersebut melakukan pengereman di turunan kilo meter 10 dari arah Anggi Pegunungan Arfak, namun lepas kendali," ujar Gultom ketika dikonfirmasi TribunPapuaBarat.com, Rabu pagi.
Sopir hilang kendali dan truk tidak bisa berhenti, sehingga langsung menghantam tebing dan terseret sepanjang enam meter.
"Orang-orang yang ada dalam truk tersebut saat itu juga langsung terlempar keluar," tuturnya.
"Mobil ini kelebihan beban dan melakukan pengereman namun akhirnya dia menabrak tebing," ungkapnya.
Ia menyebut ada 16 jenazah kini dalam upaya untuk diidentifikasi oleh petugas.
Sementara, sebagian korban selamat sekitar enam orang sedang ditangani di Rumah Sakit (RS) Pratama Warmare, dan dalam kondisi kritis. "Sopir truk saat kejadian langsung meninggal dunia di tempat," ucap Gultom.
Informasi terakhir yang diterima Gulton, para korban, baik yang hidup dan meninggal, semuanya ada 29 orang.
Ia berujar, truk tersebut melakukan perjalanan dari Kabupaten Pegunungan Arfak menuju ke Manokwari.
Polres Manokwari, Polda Papua Barat membuka posko identifikasi korban tewas lakalantas. Posko dibuka di depan Ruang Jenazah RSUD Manokwari. "Benar kita langsung membuka pos untuk mengambil data dari keluarga," ujar Gultom.
"Posko ini kita buka sejak hari ini hingga pengembalian seluruh jenazah ke pihak keluarga," tuturnya.
Terpisah, Kasubsi Operasi dan Siaga Basarnas Manokwari Marthinus Pebrian mengaku, posisi mayat saat hendak dievakuasi sudah dalam kondisi berhamburan di kiri kanan jalan.
Dari keseluruhan korban, lanjut Marthinus, ada satu korban dalam posisi terjepit dengan badan truk. "Kita berhasil mengevakuasi 13 jenazah dari lokasi tersebut," sebut Marthinus.
Sementara, tiga korban lain telah dilarikan ke RS Pratama baru meninggal.
"Proses evakuasi para korban kurang lebih setengah jam," tuturnya.
"Kami berhasil evakuasi 13 jenazah ke RSUD Manokwari, dan satu diantaranya adalah anak-anak," tambahnya.
Ketua Ikantan Keluarga Flobamora (IKF) Papua Barat Papua Barat, Clinton Tallo mengaku, korban merupakan warga NTT. "Saat ini korban meninggal telah bertambah menjadi 18 orang," sebutnya.
Ia mengaku, para korban merupakan pekerja di tambang emas ilegal di Kabupaten Pegunungan Arfak.
"Seluruh korban kecelakaan maut yang terjadi di turunan Distrik Minyambouw, Pegunungan Arfak dini hari tadi adalah warga Flobamora," ungkapnya.
"Para korban ini semua masyarakat saya, mereka menambang emas dan mau pulang ke kota dengan truk."
Setelah teridentifikasi, lanjut Clinton, pihaknya bersama perusahaan akan membantu pemulangan jenazah ke kampung halaman masing-masing.
"Tadi kami sudah bertemu keluarga dan perusahaan tempat mereka bekerja, mereka bersedia bertanggungjawab memulangkan jenazah ke kampung halaman," ujar Clinton.
Sebut 29 Penumpang
Sebelumnya, Ketua Kerukunan Flobamora Papua Barat, Clinton Tallo menyebut, total ada 29 orang penumpang dalam truk saat kecelakaan maut di Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, Rabu (13/4/2022) dini hari.
Sebanyak 18 warga Nusa Tenggara Timur (NTT) tewas dalam kecelakaan tersebut. Peristiwa nahas terjadi pukul 03.00 WIT.
Truk mengalami rem blong, lalu menabrak gunung di Kilometer 10 Pegunungan Arfak, ketika hendak ke pusat kota.
"Semua penumpang yang meninggal dunia ada 18 orang dan semua berasal dari NTT. Selain, itu, sisa penumpang masih dalam keadaan kritis," ujar Tallo, melansir Kompas.com.
Adapun daerah asal 18 warga NTT itu, di antaranya, 16 orang berasal dari Kabupaten Belu dan Malaka, satu orang dari Amarasi Kabupaten Kupang, dan satu orang dari Kabupaten Sikka.
"Semua warga merupakan pekerja tambang pada perusahaan di Manokwari," jelasnya.