Warga Bawa Jenazah ke Kantor Polisi
Mama Kandung Korban Terus Menangis Meratapi Kepergian Konfridus Poto
Mama Benedikta terus menangis meratapi kepergian anaknya Konfridus Poto yang tewas usai mengalami dugaan tindak pidana.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Suasana duka masih menyelimuti Mama Benedikta di Maurole Kabupaten Ende.
Pasalnya sang anak, Konfridus Poto telah pergi selamanya.
Mama Benedikta merupakan ibu kandung dari Konfridus Poto.
Hingga kini, Mama Benedikta terus menangis meratapi kepergian anaknya Konfridus Poto yang tewas usai mengalami dugaan tindak pidana.
Baca juga: 4 Tersangka Ditahan Pasca Jenazah Dibawa ke Polsek Maurole Ende
Konfridus diduga kuat meninggal dunia sesudah menjadi korban pengeroyokan sejumlah orang di Loboniki, Kecamatan Kota Baru pada tanggal 1 April 2022 lalu.
Atas kejadian ini, keluarga lalu melapor ke Polsek Maurole.
Lantaran tidak ada kejelasan pengungkapan siapa pelakunya, Konfridus yang terus menderita akhirnya meninggal dunia pada, Selasa, 10 Mei 2022 saat mau dirujuk ke RSUD Maumere.
Keluarga pun tak terima dengan kematian Poto lalu membawa jenazah ke Polsek Maurole.
Jenazah korban diletakkan di meja piket kantor polisi.
Mereka membawa jenazah karena kecewa dengan penanganan oleh aparat kepolisian.
Pasca kematian korban, Mama Benedikta masih terus kehilangan anaknya.
Ia terus menangis di depan kubur anaknya.
Ia tak terima dengan kepergian anaknya.
Saat ini, pihak keluarga berharap para pelaku dapat diproses secara hukum dan mendapat hukuman atas perbuatan mereka.
Baca juga: Warga Teriak Bravo Polda NTT di Luar Sidang Prapid Ira Ua
4 Tersangka Ditahan
Sebelumnya, Polres Ende telah menangkap empat tersangka kasus pengeroyokan di Loboniki, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, Selasa 10 Mei 2022.
Saat ini para tersangka ditahan di Polres Ende dan kasus ini sudah diambil alih oleh Satreskrim Polres Ende dari Polsek Maurole.

Penangkapan terhadap tersangka dilakukan pasca peristiwa sanak keluarga korban dan warga membawa jenazah korban yakni Kofridus Poto ke Mapolsek Maurole.
Sanak keluarga dan warga kecewa lantaran kasus pengeroyokan terhadap Kofridus Poto, pada 1 April 2022 lalu, lamban dan terkesan didiamkan oleh Polsek Maurole.
Kofridus dikeroyok oleh puluhan orang di Desa Loboniki, Maurole, yang mengakibatkan Kofridus alami luka parah pada bagian kepala dan sempat pingsan.
Puluhan orang tersebut mengeroyok Kofridus lantaran sebelumnya, Kofridus terlibat konflik dengan salah satu pegawai koperasi harian yang datang menagih angsuran.
Hari itu juga, pihak keluarga langsung membuat laporan polisi.
Namun menurut keluarga, laporan tersebut terkesan didiamkan dan para terduga pengeroyokan tidak ditahan.
Baca juga: Kronologi Rentetan Tembakan KKB di Puncak, 1 Sopir Truk yang Diduga Jadi Korban Menghilang
Sementara itu, Kofridus harus menjalani perawatan seadanya oleh pihak keluarga.
Pasca pengeroyokan tersebut, Kofridus, menurut keluarga, sering linglung, diduga akibat benturan keras di kepala saat pengeroyokan.
Menurut keluarga Polsek Maurole malah lebih dulu memproses kasus pengrusakan motor oleh Kofridus yang laporannya masuk kemudian ke Polsek beberapa hari kemudian.
Selanjutnya, pada 26 April 2022, Kofridus dipanggil polisi dalam kaitannya dengan kasus pengrusakan motor.
Hal itu membuat Kofridus kian merasa terganggu dan linglung.
Keluarga lalu menyampaikan ke pihak Polsek mengenai kondisi Kofridus.
Bahkan keluarga sempat sampaikan jika terus dipanggil polisi maka Kofridus bisa kian memburuk dan bahkan mati.
Namun menurut keluarga, polisi sampai datang ke rumah Kofridus untuk meminta agar menghadap ke kantor polisi dalam kaitan dengan pengrusakan motor.
Hingga akhirnya pada Selasa 10 Mei 2022, kesehatan Kofridus memburuk.
Keluarga pun memutuskan merujuk Kofridus ke Rumah Sakit di Maumere, Kabupaten Sikka.
Namun, saat sampai di perbatasan antara Ende dan Maumere, Kofridus meninggal dunia. Jenazahnya lalu dibawa ke Mapolsek Maurole.
Baca juga: Lokasi Sudah Disurvei, Bank NTT Siap Ekspansi Layanan Digital di Waterfront City Labuan Bajo
Kapolres Ende AKBP Andre Librian, ketika dikonfirmasi TRIBUNFLORES.COM, Kamis 12 Mei 2022, membenarkan adanya peristiwa tersebut.
Dia juga membenarkan bahwa para tersangka ditahan pasca peristiwa keluarga bawa jenazah ke Mapolsek Maurole.
Selain tersangka Polisi juga mengantongi barang bukti berupa sebatang balok yang digunakan para tersangka memukul korban.
Mengenai kekecewaan keluarga yang merasa kasus pengeroyokan lamban dan terkesan didiamkan, Kapolres menegaskan, kasus pengeroyokan tersebut diproses dan tetap diproses.
"Tapi kalau masalah cepat atau lamban yah itu relatif. Karena memang, yah mungkin ini menjadi alasan klasik, tapi faktanya kasus bukan hanya satu dan semua diproses seusai dengan pengaduan yang masuk," urai Kapolres.
Respon Kapolres Ende
Sebelumnya, kecewa, warga di Ende membawa jenazah Kofridus Poto ke Mapolsek Maurole, Selasa 10 Mei 2022.
Kofridus Poto sebelumnya diduga dikeroyok oleh puluhan orang di Desa Loboniki, Maurole pada 1 April 2022 lalu.
Akibat pengeroyokan tersebut Kofridus mengalami luka parah di bagian kepala.
Kondisi Kofridus yang kian parah, pihak keluarga hendak membawa Kofridus ke rumah sakit di Maumere.
Namun dalam perjalanan, Kofridus meninggal dunia.
Namun saat Kofridus meninggal, jenazah Kofridus malah dibawa pihak keluarga ke Kantor Mapolsek Polsek Maurole.
Tindakan itu dilakukan karena menurut keluarga, setelah kejadian pengeroyokan itu dilaporkan ke pihak Polisi, Polisi terkesen mendiamkan laporan tersebut.
Menindaklanjuti kasus tersebut, TribunFlores mencoba meminta keterangan dari Kapolres Ende, AKBP Andre Librian, S.I.K. pada Rabu 11 Mei 2022 malam.
Menurut AKBP Andre, pihak keluarga memang sudah melakukan laporan ke pihak Polisi pada 1 April 2022.
Dalam proses pengaduan ada upaya perdamaian antara pelapor dan terlapor dan masih berproses perdamaian.
"Dalam proses itu ada upaya perdamaian antara pelapor dengan terlapor, masih berproses perdamaian," ujar Kapolres Ende.
Kapolres Ende juga mengatakan dalam proses perdamaian penyidik sudah memeriksa saksi-saksi terkait upaya perdamaian.
Ia juga menekankan bahwa laporan pengeroyokan dari pelapor sudah dimintai keterangan.
Mengenai penyebab meninggalnya korban, AKBP Andre menjelaskan bahwa korban mengalami muntah-muntah, sakit dan kemudian dibawa ke puskesmas dan dirujuk ke rumah sakit Maumere. Namun dalam perjalanan Kofridus meninggal dunia.
AKBP Andre menegaskan kepada TribunFlores.com bahwa laporan pengeroyokan tersebut tetap akan diproses.
"Tapi kasusnya itu tetap diproses, " ujarnya.
Baca juga: Lakalantas, Wakil Perdana Menteri Papua Nugini Meninggal Dunia
Diduga Kecewa
Sebelumnya, puluhan warga Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) menggotong jenazah ke Mapolsek Maurole, Selasa 10 Mei 2022.
Jenazah atas nama Kofridus Poto tersebut oleh warga yang merupakan sanak keluarga Kofridus diletakkan di atas sebuah meja di depan ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT).
Dalam video yang diterima TRIBUNFLORES.COM dari warga, tampak seorang perempuan yang diduga merupakan ibu Kofridus menangis histeris.
Beberapa warga berjalan ke sana kemari sembari berteriak.
Selain warga, dalam video itu, ada beberapa anggota TNI yang berjaga di halaman Mapolsek Maurole.
Pihak keluarga, melalui Ferdinandus Poto, kepada TRIBUNFLORES.COM, menerangkan, mereka membawa jenazah Kofridus ke Mapolsek sebagai bentuk ungkapan kekecewaan terhadap Polsek Maurole.
Ferdinandus menilai Polsek Maurole terkesan mendiamkan kasus pengeroyokan yang menimpa Kofridus pada 1 April 2022 lalu.
Dia menguraikan, Kofridus dikeroyok oleh puluhan orang di Desa Loboniki, Maurole, yang mengakibatkan Kofridus alami luka parah pada bagian kepala dan sempat pingsan.
Puluhan orang tersebut mengeroyok Kofridus lantaran sebelumnya, Kofridus terlibat konflik dengan salah satu pegawai koperasi harian yang datang menagih angsuran.
Hari itu juga, pihak keluarga langsung membuat laporan polisi.
Namun menurut keluarga, laporan tersebut terkesan didiamkan dan para terduga pengeroyokan tidak ditahan.
Sementara itu, Kofridus harus menjalani perawatan seadanya oleh pihak keluarga.
Pasca pengeroyokan tersebut, Kofridus menurut keluarga sering linglung, diduga akibat benturan keras di kepala saat pengeroyokan.
Menurut keluarga Polsek Maurole malah lebih dulu memproses kasus pengrusakan motor oleh Kofridus yang laporannya masuk kemudian ke Polsek beberapa hari kemudian.
Masih menurut Ferdinandus, pada 26 April 2022, Kofridus dipanggil polisi dalam kaitannya dengan kasus pengrusakan motor.
Hal itu membuat Kofridus kian merasa terganggu dan linglung.
Keluarga lalu menyampaikan ke pihak Polsek mengenai kondisi Kofridus.
Bahkan keluarga sempat sampaikan jika terus dipanggil polisi maka Kofridus bisa kian memburuk dan bahkan mati.
Baca juga: Istri Randi Badijeh Minta Polda NTT Hentikan Penyidikan
Namun menurut keluarga, polisi sampai datang ke rumah Kofridus untuk meminta agar menghadap ke kantor polisi dalam kaitan dengan pengrusakan motor.
Hingga akhirnya pada Selasa 10 Mei 2022, kesehatan Kofridus memburuk.
Keluarga pun memutuskan merujuk Kofridus ke Rumah Sakit di Maumere, Kabupaten Sikka.
Namun, saat sampai di perbatasan antara Ende dan Maumere, Kofridus meninggal dunia. Jenazah lalu dibawa ke Mapolsek Maurole.
Sementara itu reporter TRIBUNFLORES.COM saat ini sedang berupaya untuk menghubungi Kapolsek Maurole dan Kapolres Ende.