Kopdit Obor Mas
RAT Kopdit Obor Mas di Usia Emas, Terus Bertumbuh dan Berinovasi untuk Anggota
Kopdit Obor Mas Maumere memasuki usia setengah abad tahun 2022 menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-38 tahun buku 2021, Selasa 31 Mei 2022
Penulis: Egy Moa | Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE-Kopdit Obor Mas Maumere memasuki usia setengah abad tahun 2022, menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-38 tahun buku 2021, Selasa 31 Mei 2022.
"Di usia 50 tahun Kopdit Obor Mas tetap tegar menghadapi badai, tantangan dan peluang untuk menggapai kesejahteraan Anggota,” kata Ketua Pengurus KSP Kopdit Obor Mas, Andreas M.Mbete.
RAT paripurna, kata Andreas telah diawali dengan RAT Mini yang dibagi dalam kelompok-kelompok kecil sebanyak 1.431 kelompok dengan jumlah anggota yang hadir 50-100 orang, dan RAT Midi sebanyak 21 kelompok.
“Pelaksanaan RAT secara terbatas yang dibagi dalam kelompok-kelompok kecil sangat efektif dan efisien di mana kehadiran anggota di setiap kelompok minimal kuorum 50 persen tamah 1 dan total yang hadir 54.172 orang.Hal ini sesuai dengan amanat UU Perkoperasian PermenKop No. 19 di mana pelaksanaan RAT wajib dihadiri oleh semua anggota dengan kuorum minimal 50 persen ditambah 1,” kata Andreas.
Baca juga: Setahun Hadir di Malaka, Lebih dari 500 Warga Gabung Anggota Kopdit Obor Mas
Selain memasuki usia emas, RAT Tahun ini dilaksanakan pemilihan pengurus-pengawas periode 2022-2025. Semua bakal calon wajib mengikuti fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan sesuai Juklak Kemenkop Nomor 33 Tahun 2021 tentang uji kepatutan dan kelayakan bagi Pengurus Pengawas Koperasi.
“Kita patut berbangga KSP Kopdit Obor Mas sebagai Koperasi Pertama di Indonesia yang menjadi role model menerapkan Juklak Kemenkop dan UKM RI tersebut,” kata Andreas disambut tepuk tangan anggota.
Andreas membeberkan, selama tahun buku 2021, Kopdit Obor Mas mencatat pertumbuhan melegakan. Keanggotaan mencapai 119.608 orang atau betumbuh 16,7 persen dari standar ideal atau 12 persen pertahun.
Total simpanan mencapai Rp 758,4 miliar lebih dengan pertumbuhan 19 persen dibandingkan tahun 2020 pertumbuhannya 11 persen. Omset pelayanan pinjaman sebesar Rp 487,8 dari target yang ditetapkan Rp 500 miliar.
Baca juga: Kopdit Obor Mas Harus Tampil Beda di Belu dan Timor Tengah Selatan
Saldo pinjaman beredar sampai dengan 31 Desember 2021 sebesar Rp 927,8 Miliar dibandingkan dengan tahun buku 2020 Rp778,4 miliar berarti ada peningkatan 11,9 persen.
Struktur keuangan yang efektif terutama Simpanan Non Saham per total aset baru mencapai 54 persen dimana standar ideal seharusnya mencapai 70-80 persen.Ini menjadi perhatian kita semua sebagai anggota untuk meningkatkan Simpanan Non Saham.
Kemudian jumlah anggota yang pinjam KUR sebanyak 965 orang dengan total dana Rp 34 miliar dan yang pinjam LPDB 3.176 orang dengan total dana sebesar Rp 129,2 M dengan NPL 0.0 persen. Total aset sampai 31 Desember 2021 mencapai Rp 1,107 triliun.
Andreas menyampaikan, Kopdit Obor Mas telah melakukan pelbagai terobsan memajukan usaha diantaranya mesin Electronic Data Capture (EDC); Sikopdit Connect; Aplikasi Chatat; dan Obor Mas Pay untuk memudahkan pelayanan kepada anggota dan pelaksanaan operasional Kantor.
Baca juga: Kopdit Obor Mas, Pertama di Asia Tenggara Lakukan Fit Proper Test Pengurus dan Pengawas
Kopdit Obor Mas juga mengembangkan usaha-usaha produktif anggota di sektor riil melalui pinjaman KUR dan LPDB dengan bunga murah sampai saat ini 10 sektor riil yang sudah dikembangkan oleh anggota melalui pinjaman tersebut. Untuk mendekatkan pelayanan, telah memiliki 22 kantor cabang yang tersebar di 13 kabupaten dan kota menyerap 383 karyawan.
Selain keberhasilans, Andreas menyampaikan catatan yang menjadi perhatian serius dari semua komponen Obor Mas. Partisipasi anggota menyetor Simpanan Wajib (SW) masih sangat rendah. Apabila semua anggota setor dalam satu bulan sebesar Rp 5,9 M dan dalam 1 tahun mencapai Rp 71, 7 M berarti pertumbuhan simpanan sangat ideal
Kemudian partisipasi anggota menyetor iuran SSD dan SRI pun masih rendah, sedangkan Kopdit Obor Mas harus membayar santunan duka lebih besar dibandingkan dengan iuran yang diterima. Masalah lainnya, partisipasi anggota untuk pinjam juga masih sangat rendah padahal ada pinjaman KUR dan LPDB yang bunga pinjamannya sangat rendah.