Berita Sikka
Buka Usaha Kios di Pedesaan Sikka, Mensi: Susahnya Tagih Utang dari Keluarga Sendiri
Pemilik kios itu adalah Anjelina Anje (49) yang sudah malang melintang dalam dunia usaha tersebut selama 20 an tahun lebih.
Perempuan yang saat ini menjadi seorang guru di SMP St. Antonius Boganatar mengungkapkan tak ada keringat yang dibuang begitu saja.
"Meskipun untungnya kadang sedikit, namun kadang uang kuliah saya, uang kos saya dan makan minum di Kupang, dipenuhi mama berkat kios ini," tandasnya.
Melirik perkembangan bangunan kios tersebut, ternyata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Saat Mensi masih mengenyam pendidikan di SMP, kios tersebut masih seatap dengan rumah keluarganya. Namun kini, kios itu sudah dibangun terpisah.
Sehingga, ia berharap kedepannya usaha kios tersebut tetap berkembang dan maju.
"Harapan saya, jika pilih antara kios dan kebun, saya lebih suka mama pilih jaga kios ketimbang ke kebun karena di kios tiap hari pasti ada pemasukan meskipun sedikit," pungkasnya.
Terkait kisaran harga barang, biasanya jika mereka membeli dengan harga Rp.4000, saat menjualnya di kios harganya ditingkatkan jadi Rp.4.500.
"Contoh gula, jika kita belis dengan harga Rp.4000 maka di kios, kita naikkan jadi Rp.4.500. Hanya tidak untung amat karena ongkos mobil dan ojek juga mahal sekitar Rp. 30.000 sekali jalan," katanya.
Baca juga: Diplomasi Adat Mentok, Warga Unjuk Rasa Minta Listrik ke Pemda Manggarai dan PLN
Sumbangsih Pemerintah
Pemerintah Desa Timu Tawa juga tak tinggal diam.
Kepala Desa Timu Tawa, Bernadinus Bulan Terang mengungkapkan pihaknya selalu berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Dua tahun lalu kita dilanda covid. Namun sekarang, covid sudah mereda dan kita siap bantu masyarakat," ungkapnya.
Kata Bernandinus, pemerintah sudah banyak membantu masyarakat.
"Selama ini kita sudah mulai melakukan pemberdayaan dan kedepannya pasti kita usahakan," ungkapnya. (Cr1).