Berita Manggarai

Bupati Manggarai dan Dirut Bank NTT Panen Jagung Program TJPS di Satar Mese Utara

Bupati Manggarai dan Dirut Bank NTT,Senin 29 Agustus 2022 melakukan panen perdana program PJTS di Kelompok Tani Beo Majok di Satar Mese Utara.

Editor: Egy Moa
TRIBUN FLORES.COM/ROBERT ROPO
Panen simbolis jagung program TJPS di Nao, Kecamatan Satar Mese Utara, Kabupaten Manggarai, Senin 29 Agustus 2022. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Robert Ropo

TRIBUNFLORES.COM, RUTENG-Bupati Manggarai, Herybertus GL Nabit bersama  Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho melakukan panen perdana secara simbolis jagung program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) Pola Kemitraan di  kelompok Tani Bea Majok, Desa Nao, Kecamatan Satar Mese Utara, Senin 29 Agustus 2022.

Hadir dan turut panen simbolis, Dandim 1612 Manggarai, Letkol Inf Mohammad Faishal Toar, Staf Khusus Gubernur NTT Bidang Komunikasi Publik, Pius Rengka, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Lecky Frederich Koli, Kepala Biro Perekonomian dan Pembangunan Provinsi NTT DR Lery.

Kadiv Corporate Sekretari & Legal, Endri Wardono, Kadiv Riset dan Pengembangan Salmon Teru, Kadiv Mikro Kecil dan Konsumer Johanis Tadoe, Pemimpin Cabang Bank NTT Ruteng, Jemmi Romi D Radjalangu, Staf Ahli Bupati, Asisten Sekda, Pimpinan OPD, Of Taker selaku mitra, Camat Satar Mese Utara, Hipolitus Kori, Kepala Desa Nao, Petrus Patmos, para anggota kelompok Tani dan masyarakat setempat. 

Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, mengatakan sesuai dengan ekosistem pembiayaan di pertanian yang dibangun Bank NTT bersama semua pihak baik pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, Bank Indonesia, OJK, of taker dan lainya melalui program TJPS.

Baca juga: Viral Video, Satu Unit Speed Boat Terbakar di Kampung Ujung Labuan Bajo Manggarai Barat

"Panen simbolis jagung kita hari ini di Desa Nao, membuktikan bahwa kerja-kerja kita dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan tekad yang kuat, maka akan membangkitkan ekonomi masyarakat NTT," ujarnya. 

Alexander juga menerangkan, khusus untuk dukungan Bank NTT dalam program TJPS itu yakni menyiapkan sistem kredit merdeka. Kredit Merdeka merupakan kredit tanpa agunan dan bunga.

"Jadi merdeka dari bunga, merdeka dari agunan dan merdeka dari rentenir. Dimana dengan plafon/pinjaman sebesar Rp 10 juta bisa membiayi kebutuhan tanam untuk 1 hektar dengan hasil yang mana kita tentukan harga terendah Rp 3.200/Kg dan hasil sesuai spesifikasi bibit, pupuk dan lainya maka panen bisa mencapai 7-8 ton/hektar, maka hasilnya bisa mencapai Rp12 juta/hektar atau sekitar 4,5 ton/hektar jagung pipilan kering," terangnya.

Menurut Alexander, kelompok Tani Bea Majok sendiri sudah memperoleh keuntungan dari hasil panen. Dari sisi kewajiban untuk mengembalikan kredit Rp10 juta sudah bisa terpenuhi dan memiliki modal sendiri sekitar Rp 2 juta.

Baca juga: Angin dan Gelombang Hancurkan Perahu Nelayan di Pulau Mules,Manggarai

"Melalui modal sendiri ini tentu terus dikembangkan dengan perbaikan-perbaikan seperti cara tanam, bibit, pupuk, pemeliharaan yang tepat, maka akan menghasilkan lebih baik lagi dan optimal. Jika ada hama seperti tikus bisa ditindaklanjuti,"ungkapnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Lecky Frederich Koli,  mengatakan dari hasil panen jagung kelompok Bea Majok sebesar 4,5 ton/hektar adalah suatu capaian yang jauh lebih bagus dibandingkan dengan hasil produksi panen sebelumnya pada musim kemarau. 

Dikatakan Lecky, pihaknya kini lagi mempersiapkan untuk tanam di musim hujan dengan lahan seluas lebih dari 200 hektar di wilayah Satar Mese Utara, saat ini baru 26 kelompok tani di kecamatan itu yang telibat dalam program TJPS. Maka dengan curah hujan yang baik dan didukung dengan pendropingan beni, pupuk dan obat-obatan didroping sekaligus dengan benih hibrida bisi 18, maka diharapkan hasilnya jauh lebih baik diatas 10 ton/hektar.

"Target minimal kita 8 ton hasil panen di  musim tanam disaat musim hujan dengan sumber daya yang tersedia dengan pembiayaan dari Bank NTT," ujarnya.

Baca juga: Aksi Kemanusiaan Polsek Sambi Rampas Manggarai Timur Jenguk Pasien Disabilitas di Puskesmas Pota

Lecky juga mengatakan, dengan hasil yang lebih baik nantinya, dapat meningkatkan ekonomi kelompok tani dan memberikan motivasi kepada masyarakat lainya di sekitar untuk menanam di lahan-lahan yang kosong, sehingga akhirnya ekonomi masyarakat baik dan membantu pemerintah daerah untuk merentaskan kemiskinan. 

Bupati Manggarai, Herybertus Nabit, mengatakan, program TJPS pola kemitraan ini merupakan program bersama bukan hanya program dari Gubernur atau Bupati. Sesuai arahan Gubernur NTT, program ini merupakan cara baru dengan pola kolaborasi dan kerja sama bukan hanya pemerintah dan petani, tetapi juga melibatkan perbankan, Of taker atau pengusaha, distributor pupuk, benih dan komponen lainya.

" Ini baru pertama, jadi ini kita masih uji coba lahan, komoditas, teknologi dan kelembagaan yang melibatkan berbagai komponen ini. Melalui program ini kita juga dapat beberapa pelajaran penting yang kita dapat seperti bagaimana kesepakatan harga, pola penanaman, efektivitas pupuk dan lainya, sehingga nantinya akan diperluas lagi lahan tanaman jagung pada musim tanam Oktober dan Maret yang akan datang,"ujarnya.

Menurut Bupati Hery, dalam program ini melibatkan Perbankan dalam hal ini Bank NTT dimana petani melakukan kredit, sehingga pola kerja semua komponen harus memastikan bahwa petani bisa mengembalikan pinjaman, sehingga tidak merugikan pihak mana pun dan dapat menyejahterakan masyarakat.

Baca juga: BPPW NTT Bangun Lima SD di Manggarai Timur, Bupati Pesan Rawat Bangunan 

Bupati Hery menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran Bank NTT untuk bantuan pemberian kredit tanpa bunga kepada petani dan terus melakukan pendampingan. Begitu juga kepada Pemerintah Provinsi NTT, Of Taker dan mitra lainya. 

Bupati Hery juga menyampaikan terima kasih kepada Camat Satar Mese Utara, Kepala Desa Nao beserta masyarakat yang sudah berani memulai dan akhirnya bisa terjawab dimana sudah bisa dilakukan panen dengan hasil yang cukup baik. 

Anggota Kelompok Tani Bea Majok, Desa Nao, Yuvensius Berun, mengatakan, luas lahan yang mereka tanam 1 hektar. Hasil yang diperoleh sesuai tes ubin basah sebanyak 7 ton dan uji coba untuk pipilan kering sebanyak 4,5 ton. 

Menurutnya hasil jagung ini jauh lebih baik dengan sistem penanaman modern dan melibatkan berbagai pihak dibandingkan dengan pola tanam sebelumnya mereka menggunakan sistem tradisional, tanpa ada pendampingan dari berbagai pihak termasuk tidak modal.

Baca juga: 26 Jenis Kosmetik Ilegal Beredar di Pasar Reo Manggarai,Tanggal Kadaluarsa Dihapus Penjual

Karena itu, Yuvensius menyampaikan terima kasih kepada Pemprov NTT, Pemda Manggarai dan secara khusus kepada Bank NTT yang sudah memfasilitasi dengan memberikan kredit merdeka tanpa bunga. 

Meski demikian, Yuvensius, berharap agar pada musim tanam pada musim kering tahun depan, harus tepat dimulai pada bulan Maret, sebab pada musim tanam saat musim kering kali ini agar terlambat dimulai pada bulan Mei. 

Menurutnya, tanam harus tepat dimulai Maret, mengingat curah hujan semakin berkurang dan juga obat-obatan dan pupuk harus didistribusikan kepada petani tepat waktu. 

Adapun usai panen simbolis perdana jagung program TJPS, dilakukan demo mesin rontok biji jagung milik Dinas Pertanian Manggarai dan selanjutnya Bupati bersama rombongan meninjau dan melakukan peresmian Agen Be Ju Bisa Laku Pandai Bank NTT milik UD Maha Salam di Ketang, Kecamatan Lelak. Peresmian Agen Be Ju Bisa ini oleh Camat Lelak. 

Berita Manggarai lainnya
  
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved