Opini

Refleksi Hari Sumpah Pemuda

Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri…Ir. Soekarno 

Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/ HO - FR YOHANSES
Fr. M. Yohanes Berchmans. 

BERSATU BANGUN BANGSA

(sebuah Refleksi hari sumpah Pemuda)

Oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, M. Pd

Kepala Sekolah  SMPK Frateran Ndao

Pengantar

 Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri…Ir. Soekarno 

“Nilai akhir dari proses pendidikan, sejatinya terrekapitulasi dari keberhasilannya menciptakan perubahan pada dirinya dan lingkungan. Itulah fungsi daripada pendidikan yang sesungguhnya.”…Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia

Baca juga: Cerita Keluarga Korban Kapal Cantika 77 Terbakar, Menanti Kedatangan Korban di Pelabuhan Tenau

“Cara terbaik untuk meningkatkan kualitas karakter, kompetensi dan kesejahteraan hidup seseorang, adalah dengan menanamkan budaya literasi (membaca-berpikir-menulis-berkreasi). Cara terbaik untuk menanamkan budaya literasi yang kuat pada seseorang adalah dengan menjadikannya sebagai seorang penulis. Karena setiap penulis, secara otomatis akan melewati tahapan membaca, berpikir, dan tentu saja menulis serta berkreasi.”…Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia

Setiap tanggal 28 Oktober bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Hari Sumpah Pemuda merupakan sebuah momentum nasional yang diperingati setiap tahunnya.. Hari besar tersebut tidak lain adalah untuk memperingati lahirnya Sumpah Pemuda, yang dikumandangkan oleh para pemuda pada 28 Oktober 1928. Organisasi Sumpah Pemuda dibentuk sebagai upaya  untuk melestarikan persatuan dan kesatuan bangsa. Dan untuk mewujudkan tekad tersebut, maka Kongres Pemuda digelar dua kali yakni tanggal 27 - 28 Oktober 1928. Pada Kongres pertama tanggal 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), lapangan Banteng, menghasilkan sebuah tekad dari para pemuda, yakni memperkuat semangat persatuan para pemuda. Lalu dilanjutkan dengan uraian dari Moehammad Jamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan. Sedangkan pada kongres kedua, pada Minggu, 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, serta keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Dan pada kongres kedua inilah, menghasilkan sebuah rumusan yang kita kenal dengan sebutan Sumpah Pemuda, Isi Sumpah Pemuda terdiri dari tiga poin, yaitu:

Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kedua: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Baca juga: Murid SD di Nagekeo Jalani Perawatan Gagal Ginjal Misterius

Dan kini untuk mengapresiasi perjuangan para pemuda 94 tahun yang silam, maka setiap tahun diperingati hari yang bersejarah ini. Sesungguhnya peringatan ini, tidak hanya mengenang bagaimana para pemuda berjuang untuk mewujudkan persatuan itu, tetapi lebih dari itu, sesungguhnya sebagai sebuah momentum bagi semua warga bangsa untuk merefleksi dan mengintrospeksi diri: apakah kita sungguh mewujudkan dan melestarikan persatuan itu saat ini? Ataukah kata persatuan itu hanya sebauah aksara atau slogan dengan NARASI kosong,dan  hampa, tanpa AKSI nyata dan BERMAKNA? Manakala selama ini kita telah merong-rong persatuan diantara kita, maka jadikan momentum sumpah pemuda 28 Oktober 2022 ini sebagai momen rekonsilasi diantara kita. Dan yang diharapkan tidak hanya bersatu di atas mulut atau bibir, tetapi persatuan itu harus keluar dari hati, sehingga benar - benar bersatu. Jika itu yang terjadi, maka momentum peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2022, sungguh sangat bermakna.

Dan jika tidak, maka hanya sebuat ritus peringatan biasa tanpa makna. Itu artinya harapan para pemuda untuk mewujudkan dan melestarikan persatuan hanyalah sebuah mimpi. Dan menurut hemat saya itulah alasannya mengapa tema hari sumpah pemuda 28 Oktober 2022 yang diusung adalah "Bersatu Bangun Bangsa". Dari tema ini, kita sebagai anak bangsa kita harus jujur, bahwa saat ini bangsa kita sedang dirong-rong ataupun dicabik-cabik oleh oknum –oknum yang tidak suka dengan persatuan.

Dan mereka - mereka itu adalah mereka yang selalu berbicara atas nama rakyat, namun sesungguhnya hanya untuk kepentingan diri atau kelompoknya. Oleh karena itu, benarlah yang disampaikan oleh Ir. Soekarno:  “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tetapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.

Baca juga: Ini Kesaksian Korban yang Selamat dari Tragedi Terbakarnya KM Cantika Lestari 77

Dan apa yang diucapkan oleh Bung Karno, menjadi kenyataan saat ini. Disaat pemerintah dan mereka yang berhati mulia ingin membangun bangsa ini agar lebih maju, namun ada sebagian anak bangsa yang berusaha menghambat dengan membuat NARASI - NARASI yang tidak berkualitas. Apalagi yang membuat narasi itu adalah kaum intelektual atau akademisi, yang bergelar mentereng. Maka dari situ, saya dan mungkin anda mempertanyakan kredibilitas gelarnya itu? Mengapa? Sebab, seorang yang berilmu dengan gelar mentereng, harusnya bukan menjadi trouble maker (pembuat masalah), melainkan harus sebagai solution provider (pembuat solusi) ketika bangsa ini mengalami chaos. Jika demikian, maka ia akan selalu dikenang jasanya, sebab ilmunya berkontribusi bagi pembangunan bangsa.

Dan jika tidak memiliki niat untuk berkontribusi, dengan memberi ide, gagasan yang konstruktif, cukuplah ia seperti filosofi ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk. Dengan merunduk, membumi, menunjukan kerendahan hatinya. Itu juga sumbangsih untuk bangsa. Ia barangkali bekerja dalam diam. Daripada tidak punya kontribusi untuk bangsa, tetap selalu membua onar dengan narasi –narasi yang tidak menunjukan kalau ia adalah seorang akademisi dengan gelar mentereng.

Dan sesungguhnya bangsa ini bukan dirusak oleh mereka yang tidak atau kurang berpendidikan,  melainkan justeru dirusakan oleh mereka berpendidikan dengan gelar mentereng. Oleh larena itu, peringatan hari sumpah pemuda 28 Oktober 2022, dengan tema: “Bersatu Bangun Bangsa”, harus sungguh – sungguh di maknai. Bahwa tanpa Persatuan atau Bersatu tidak mungkinlah suatu Bangsa di Bangun.

Lagi - lagi Ir. Soekarna berkata: “entah bagaimana tercapainya persatuan itu, entah bagaimana rupanya persatuan itu, akan tetapi kapal yang membawa kita ke Indonesia Merdeka, itulah Kapal Persatuan.”.

Dia melanjutkan bahwa: "wadah yang bernama Negara Republik Indonesia, yang terdiri dari berbagai agama, suku, adat istiadat ini, supaya utuh tidak retak."

Bangkit Bersama: Nyalakan Api Literasi Sekolah Penggerak SMPK Frateran  Ndao


“Bangkit Bersama”, merupakan tema bulan bahasa dan sastra tahun 2022, yang diperingat bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2022. Pertanyaannya adalah mengapa bulan bahasa dan sastra di peringati bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda? Karena masih berkaitan dengan Sumpah Pemuda, dimana salah satu ikrar para pemuda pada kongres kedua tanggal 28 oktober 1928, butir ketiga adalah mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Maka, sejak tanggal 28 oktober tahun 1980, bulan bahasa dan Sastra, secara rutin diselenggarakan Kemendikbud sebagai salah satu bentuk memperingati hari lahirnya Sumpah Pemuda, yang menyepakati bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, mengingat bangsa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang memiliki keragaman suku, ras, dan budaya, serta bahasa.

Dengan demikian, peran dan fungsi bahasa Indonesia, sebagai bahasa pemersatu bangsa di Indonesia, memililiki nilai penting. Dengan demikian, dengan adanya bahasa indonsia, manusia sebagai makhluk sosial dapat berkomunikasi dan berinteraksi langsung dengan sesama, walau setiap wilayah memiliki bahasa daerahnya masing-masing, namun masih dapat saling berkomunikasi melalui bahasa resmi, yakni bahasa Indonesia. Dan hal ini, juga sebagai upaya untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa Indonesia, yakni dengan adanya peringatan bulan bahasa setiap tahunnya yang khususnya diadakan oleh BPPB (Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa). Hal ini bertujuan untuk memelihara semangat dan meningkatkan peran serta masyarakat luas, dalam memelihara bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Dan pemilihan tema “bangkit bersama”, dilatarbelakangi oleh situasi covid 19, yang membuat kehidupan disegala aspek kehidupan bangsa menjadi “terpuruk”. Oleh karena itu, tema “bangkit bersama” menjadi sebuah panggilan untuk semua anak bangsa, agar bangkit dari keterpurukan atau kejatuhan akibat covid 19. Bangkit bersama harus menjadi sebuah seruan dan gerakan bersama, agar bersama sama bangkit dan bangkit bersama sama memerangi covid 19, dengan mematuhi protkes, sehingga bisa keluar dari situasi terpuruk dan kejatuhan itu, dan akhir kita keluar sebagai pemenang. Oleh karena itu, bangkit bersama dapat dimakna sebagai upaya untuk memulihkan keadaan akibat covid 19.

Dan bagi Civitas Academica SMPK Frateran Ndao, Bangkit bersama: kami maknai sebagai sebuah komitmen untuk menyalakan terus api literasi yang sempat suram bahkan padam akibat covid 19. Oleh karena itu, kami terus berupa agar api literasi akan tetap bernyala pada sekolah penggerak SMPK Frateran Ndao, dengan terus membudayakan budaya literasi 15 menit sebelum KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dimulai. Dengan demikian makna literasi dari kata latin “literatus”, yang artinya orang belajar, sungguh menjadi nyata pada sekolah penggerak SMPK Frateran Ndao.

Baca juga: Presiden Sampaikan Arahan Terkait Kasus Obat Penyebab Gagal Ginjal, Jokowi: Ini Masalah Besar

Dan dalam konteks seorang pelajar, literasi ada kaitannya dengan membaca dan menulis. Namun, bagi civitas academica SMPK Frateran Ndao, literasi yang umumnya orang hanya berhenti pada membaca, tetapi bagi kami sudah dan sedang berupaya untuk juga memulai untuk menulis walau dalam skala yang kecil. Dengan demikian baru baru ini kami telah mencetak episode satu buku karya fiksi berupa puisi dengan judul Rumah Inspirasi, sebagai bukti literasi Sekolah Penggerak SMPK Frateran Ndao. Dan buku ini akan diluncurkan atau di launching oleh Bapak bupati Ende pada puncak bulan bahasa tanggal 28 Oktober 2022, bersamaan dengan di launchingnya gong belajar SMAK Frateran Ndao.

Dan sebelum menuju puncak, dalam rangka memperingati bulan bahasa dan sastra, civitas academica Sekolah penggerak SMPK Frateran Ndao akan menggelar beberapa kegiatan, yakni: lomba debat bahasa Indonesia, antar kelas dan tingkat kelas, sebagai acara utama serta beberapa acara selingan, seperti: puisi, puisi berantai, drama bahasa Indonesia, pantun dan imitasi (meniru gerak guru), Kegiatan kegiatan ini pun merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tema utama  bulan bahasa dan sastra tahun 2022: “Bangkit Bersama”, dengan melestarikan dan mengembangkan bahasa Indonesia melalui literasi, yang pada sekolah penggerak SMPK Frateran Ndao, kami lestarikan dengan cara terus menyalakan api literasi itu, dengan terus membudayakan budaya literasi: membaca dan menulis.

Dan mudah – mudahan akan terbit episode dua: cerpen, episode tiga: novel dan episode 4: dongeng atau cerita rakyat akan terwujud.

Penutup

"Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian". - Pramoedya Ananta Toer

Dari tema sumpah pemuda dan bulan bahasa tahun 2022, yakni Bersatu Bangun Bangsa dan Bangkit Bersama, dapat ditarik benang merahnya, yakni dalam konteks seorang pelajar yang adalah generasi emas, maka bersatu Bangun Bangsa dapat dimaknai membangun dirinya, SDM nya agar berkualitas, berdaya saing, dan berkarakter baik. Jangan pernah bermimpi bersatu membangun bangsa yang besar, tetapi kita tidak dapat membangun “bangsa”, yang kecil, yakni diri kita, keluarga kita dan masyarakat kita, maka tidak mungkin kita bisa membangun bangsa yang besar.

 

 

Namun, jika kita bisa membangun “bangsa” yang kecil tadi, niscaya kita bisa bangun bangsa yang besar. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya kita, khususnya para pelajar pancasila generasi emas. membangun bangsa khususnya “bangsanya” yang adalah dirinya? Caranya adalah dengan meningkatkan literasi dan numerasi serta diperkuat dengan karakter yang baik. Maka, tema bulan bahasa dan sastra tahun 2022, yakni Bangkit Bersama, bagi sekolah penggerak SMPK Frateran Ndao adalah dengan terus menyalakan api literasi sebagai fondasi membangun bangsa. Jika peserta didik yang merupakan pelajar pancasila literasi dan numerasinya kuat serta didukung dengan karakter yang baik, maka generasi emas bangsa dapat diandalkan kelak.

Akhirnya, Bersatu Bangun Bangsa dan Bangkit Bersama hanya akan terwujud dalam diri pelajar pancasila generasi emas, manakala literasi dan numerasi terus dinyalakan dan ditingkatkan serta diperkuat dengan karakter yang baik. Oleh karena itu, bangsa yang kuat adalah bangsa yang memiliki karakter yang baik.

Berita Opini Lainnya

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

Keserakahan Berbahasa Pejabat Publik

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved