Berita Sikka

SPBU Pemkab Sikka Bangkrut, 10 Bulan Gaji Karyawan Tak Dibayar

Semenjak awal tahun 2022 hingga saat ini,11 karyawan SPBU Waidoko milik Pemda Sikka yang dikelola Perumda Mawarani belum membayar gaji 11 karyawannya.

Editor: Egy Moa
TRIBUN FLORES.COM/PAULUS KEBELEN
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Waidoko di Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Senin 17 Oktober 2022. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kebelen

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE-Bangkrutnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)  dikelola Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Mawarani Maumere, Kabupaten Sikka, ternyata juga  belum melunasi  upah 11 karyawanya.

Para karyawan yang sudah bertahun-tahun bekerja pada lahan bisnis bahan bakar minyak (BBM) milik Pemkab Sikka ini menuntut pembayaran upah pasca operasional SPBU ditutup.

Teknisi SPBU Waidoko, Agus da Costa mengatakan sejak bulan Januari sampai saat ini belum menerima informasi soal kejelasan pembayaran gaji karyawan dengan kisaran Rp 2 juta sampai Rp 4 juta per bulan.

"Kami sebenarnya berhenti bulan Januari, dipaksakan berjalan tetapi gaji tidak terima. Satu karyawan gajinya Rp 2,5 juta per bulan, kalau saya karena seorang teknisi jadi upahnya Rp 4 juta per bulan," katanya saat ditemui wartawan di rumahnya, Rabu 26 Oktober 2022.

Baca juga: Dinsos Salurkan Bantuan untuk Korban Kebakaran Rumah di Nita, Sekdinsos Sikka: Harus Tetap Semangat

Agus mengakumulasi upah sebelas karyawan yang belum dibayara perusahaan selama beberapa bulan mencapai ratusan juta rupiah. Agus sudah beberapa kali menyampaikan ke direktur namun hanya mendapat janji akan dibayar tanpa adanya kepastian.

"Saya dan teman-teman sampaikan, tetapi mereka hanya jawab nanti. Itu saja yang mereka sampaikan ke kami. Sampai sekarang belum kasih," ungkapnya.

Selain itu, Agus dan rekan sejawat juga sempat mendapat anjuran dari direktur untuk membuat surat pengunduran diri (resign) dengan iming-iming gajinya bakal dibayar.

Namun kenyataan, jelasnya, gaji mereka tak kunjung dibayar meski dua rekannya sudah menyodorkan surat pengunduran diri. Agus dan karyawan mengaku dibuat kecewa dan menganggap direktur tidak menepati janji.

Baca juga: Kebakaran Rumah di Sikka, Kerugian Mencapai 200 Juta, Kapolsek Nita Beri Semangat untuk Para Korban

"Ada dua karyawan yang buat surat resign, tetapi sampai sekarang ini gajinya tidak pernah bayar," ungkapnya.

Agus menerangkan, sejak SPBU Waidoko berdiri pada tahun 2005, dirinya sudah bekerja dengan gaji awal Rp 700 ribu per bulan. Nominal tersebut, katanya cukup membiayai kebutuhan hidup selama sebulan penuh.

Ia melanjutkan, SPBU Waidoko sempat macet pada tahun 2014, namun karena perusahaan tidak terlilit utang besar, operasional kembali berjalan sebelum akhirnya bangkrut awal tahun 2022.

"Tahun 2014 sempat macet, tapi tidak seburuk ini. Dia hanya macet saja. Kalau ini, dia macet tapi meninggalkan utang, misalnya utang gaji," katanya.

Baca juga: Kapolsek Nita Ipda Johan Berikan Penjelasan Terkait Kasus Kebakaran Rumah Warga di Sikka

Ia mengaku heran lantaran karyawan bekerja tanpa digaji, namun keuangan perusahaan semaki lemah. Sebaliknya, kondisi perusahaan malah memburuk hingga menutup operasional hampir setahun.

"Kami tidak digaji tapi uangnya melemah. Harusnya keuangan semakin membaik karena tidak ada beban bayar gaji karyawan. Ini uangnya malah tambah kosong," katanya.

Sejak dirumahkan, Agus menyambung hidup dengan bekerja serabutan. Meski kebutuhan hidup selama satu bulan nyaris tak terpenuhi, Agus mengaku pasrah kendati haknya seperti dirampas.

"Kami hanya bisa pasrah dengan keadaan, sambil berharap pemerintah membayar gaji kami selama sepuluh bulan ini," katanya bernada tenggelam.

Baca juga: Kebakaran Rumah di Sikka, Pemilik Rumah: Kemungkinan Anak-anak Lupa Matikan Lilin

Yosef Yeriko (37), rekan Agus da Costa, juga mengungkapkan hal serupa. Kondisi keuangan keluarga semakin memperihatinkan ditambah biaya uang sekolah dua anaknya di bangku SD dan SMP.

"Anak sulung SMP kelas II, anak yang kedua masih kelas V SD. Biaya pendidikan dan makan minum sehari-hari sulit," ungkapnya.

Yosef menambahkan, meski perusahaan sudah pailit, namun hak semua karyawan wajib diberikan untuk menyambung hidup bersama keluarga. Yosef yang pasrah mengandalkan tenaganya bekerja serabutan.

Direktur Utama Perumda Mawarani Maumere, Yulianto Valentino Moan Dareng, saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu belum bisa memberikan keterangan soal alasan bangkrutnya SPBU Waidoko.

Baca juga: BREAKING NEWS: Kebakaran Rumah di Sikka, Uang Puluhan Juta dan 2 Laptop Ludes

Yulianto hanya meminta wartawan menunggu sampai mengundang awak media untuk memberikan keterangan pers (konverensi pers).

"Nanti saya undang tim lengkap, baru saya menyampaikan kepada teman-teman media," ujarnya saat dikonfirmasi via sambungan telepon, Jumat 21 Oktober 2022.

Diberitakan sebelumnya, SPBU Waidoko di Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka diduga bangkrut sehingga menutup operasional hampir setahun. 

SPBU ini dikelola Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Mawarani untuk melayani masyarakat bagian utara Kota Maumere. Letaknya sangat strategis berada di sisi jalan provinsi trans utara Pulau Flores, Maumere-Magepanda

Baca juga: 28 Rumah di Kampung Ndoko Tanawawo Sikka Belum Dialiri Listrik hingga Kondisi Jalan Memprihatikan

.Kepala Bagian Ekonomi Setda Sikka, Yakobus Oktavianus Florino mengakui SPBU Waidoko tidak berjalan hampir setahun karena kehabisan anggaran.

"Tidak aktif lagi karena anggaran sudah habis. Mereka (Perumda Mawarani) belum datang melaporkan keadaan keuangan mereka seperti apa," katanya kepada wartawan, Senin 17 Oktober 2022.

Bagian Ekonomi Setda Sikka sebagai salah satu pengawas masih menunggu pengelola perusahaan untuk melaporkan keadaan keuangan secara terperinci serta rencana bisnis ke depan.

"Kita hanya dapatkan informasi secara lisan bahwa sudah tidak beroperasi lagi. Untuk laporan secara rinci dan berita acaranya kita belum terima," jelasnya.

Informasi dihimpun dari konsumen dan warga sekitar, menyebutkan sewaktu masih beroperasi, SPBU ini lebih sering menjual 'angin'.

"Kami lebih sering isi di tempat lain dari pada di sini," ujar warga RT 09 RW 02 tanpa memberikan identitas, Senin 17 Oktober 2022.

Berita Sikka lainnya

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved