Berita Sikka

Film Dokumenter 'Sie' Karya Sineas Asal Maumere NTT Raih Piala Citra FFI 2025

Film dokumenter Sie karya sineas muda asal Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), meraih Piala Citra untuk kategori Film

Penulis: Cristin Adal | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/HO-TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE FESTIVAL FILM INDONESIA
PENGHARGAAN- Sutradara film dokumenter "Sie", Yosef Levi (kiri) bersama produser Elsyn Puka (kanan) menerima Piala Citra untuk Film Dokumenter Pendek Terbaik pada Malam Anugerah Festival Film Indonesia 2025 di Jakarta, Kamis (20/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Film dokumenter “Sie” karya sineas muda asal Maumere, Yosef Levi (sutradara) dan Elsyn Puka (produser), meraih Piala Citra FFI 2025 untuk kategori Film Dokumenter Pendek Terbaik.
  • Yosef dan Elsin menyampaikan rasa terima kasih kepada juri, kru, keluarga, serta masyarakat Flores yang menjadi inspirasi film.
  • “Sie” merekam dinamika keluarga di Maumere yang menghadapi sengketa tanah, dibuat selama hampir tiga tahun (2021–2024) di Kecamatan Nelle, Gunung Gai.

 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Kristin Adal

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Film dokumenter berjudul Sie karya sineas muda asal Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), meraih Piala Citra untuk kategori Film Dokumenter Pendek Terbaik pada Festival Film Indonesia (FFI), yang diumumkan Kamis (20/11/2025) malam.

Film ini disutradarai oleh Yosef Levi dengan produser Elsyn Puka. Penghargaan ini menjadi Piala Citra pertama bagi keduanya.

Yosef Levi dan Elsyn Puka menerima langsung piala tersebut pada Malam Anugerah Piala Citra FFI 2025. Dalam pidato penerimaan penghargaan, Yosef menyampaikan rasa terima kasih kepada juri dan panitia yang telah mengapresiasi karya mereka.

Baca juga: Teater Setali Cahaya di Maumere: Hantu Kapitalisme dan Ancaman Pantai yang Direnggut Pariwisata 

“Kami berdiri di sini mewakili teman-teman yang telah bersama kami membuat Sie serta keluarga kami. Karakter dalam film ini adalah orang tua dan tante saya sendiri. Terima kasih karena mereka telah meluangkan waktu, membagi pengalaman dan pengetahuan kepada kami,” ujar Yosef dalam Malam Anugerah Piala Citra FFI di Jakarta, Kamis (20/11/2025), yang disiarkan melalui kanal youtube resmi Festival Film Indonesia.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada tim riset, kru serta tim pascaproduksi yang terlibat dalam penyelesaian film tersebut.

Sementara itu, produser Elsyn Puka menyampaikan kebanggaannya dapat berdiri di panggung FFI bersama sineas nasional lainnya.

“Kami bangga bisa berada di sini dan akhirnya memegang penghargaan ini. Terima kasih untuk FFI. Kami membawa cerita dari Flores, Maumere. Semoga Sie bisa melekat di hati banyak orang dan memberikan pesan yang berarti bagi para penonton,” ujarnya.

Kementerian Kebudayaan RI bersama Komite Festival Film Indonesia (FFI) periode 2024-2026 serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi menyelenggarakan Malam Anugerah Festival Film Indonesia 2025. Acara berlangsung di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Kamis malam (20/11/2025).

Perayaan ini menjadi ajang pengumuman penghargaan tertinggi bagi insan perfilman tanah air, setelah melalui proses penjurian resmi yang dimulai sejak 9 September 2025.

Baca juga: Merayakan Maumere dalam Festival Maumerelogia 5

Mengusung tema “Puspawarna Sinema Indonesia”, FFI 2025 menekankan semangat keberagaman warna, identitas, serta sudut pandang kreatif yang membentuk wajah perfilman nasional. Tema tersebut mencerminkan ragam genre, gaya bertutur, serta pendekatan artistik yang hadir dalam karya-karya yang didaftarkan selama tahapan penjurian berlangsung.

Kisah Keluarga dan Perebutan Tanah

Dalam berita Pos-Kupang. Com sebelumnya, Sie merupakan film dokumenter yang merekam dinamika keluarga di Maumere yang tengah menghadapi sengketa tanah.

Proses pembuatan film berlangsung hampir tiga tahun, mulai akhir 2021 hingga pertengahan 2024, di Kecamatan Nelle, lereng utara Gunung Gai.

Film ini muncul dari keinginan sang sutradara, Yosef Levi, untuk mengenal lebih dalam ayahnya, Nuntitus juga Maria dan Veronica Nona, serta pergulatan mereka menghadapi lingkungan, komunitas, dan alam sekitar.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved