Berita NTT
BMKG NTT Belum Pastikan Longsor Jalan di TTS dengan Gempa Maluku Barat Daya
Longsor pada jalur jalan Kolonakaf di Desa Napi, Kecamatan Kie,Timor Tengah Selatan belum bisa dipastikan penyebabnya oleh BMKG Wilayah NTT.
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Irfan Hoi
TRIBUNFLORES.COM,KUPANG-Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) NTT belum bisa memastikan jalan amblas di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) pasca kejadian gempa 7,9 magnitude, Senin 9 Januari 2023 malam di Maluku Barat Daya.
Kepala Stasiun Geofisika Kupang, Margiono menjelaskan gempa yang terjadi di wilayah Maluku Tenggara, BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami.
"Dampaknya hampir sebagian wilayah di NTT itu merasakan gempa, seperti Waingapu, Alor, Amarasi Selatan, Lembata," sebutnya, Selasa 10 Januari 2023 diruang kerjanya.
Gempa itu, lanjut dia, berdasarkan informasi dari masyarakat lewat media sosial bawah ada kerusakan atau longsor di jalan menuju Niki-Niki, TTS. BMKG sendiri menurut Margiono akan melakukan survei ke lokasi kejadian.
Ia menerangkan, riwayat gempa di pulau Timor memang sering terjadi. Namun begitu, belum ada gempa yang dirasakan dalam skala besar. Rata-rata gempa berada dibawa 4 magnitude sering terjadi.
Paling terakhir terjadi di Kabupaten Kupang yang menimbulkan kerusakan bangunan di Kabupaten setempat. Terkait dengan dampak gempa di Maluku, Margiono menyebut belum ada laporan mengenai kerusakan ataupun dampak lainnya di wilayah NTT.
"Kalau kita MMI, dirasakan 2-3 kemungkinan kerusakan yang sangat besar hampir secara data itu belum terjadi kalau 2-3 kalau MMI-nya itu," sebutnya.
Mungkin, sebut dia, daerah lain di NTT mengalami dampak gempa lebih dari 3 MMI. Akan tetapi BMKG sendiri belum mendapat laporan ataupun data terkait hal itu. Margiono menegaskan kalau gempa yang terasa diatas 4 MMI, memungkinkan terjadinya kerusakan.
Gempa yang dirasakan dalan kategori 2-3 MMI, kalaupun terjadi kerusakan maka hanya pada retak bangunan. Semua itu baginya sesuai dengan struktur bangunan hingga kondisi tanah yang labil atau tidak.
Terkait dengan kejadian di TTS, ujar dia, BMKG harus melakukan verifikasi ke lapangan untuk melihat lebih detil. Pihaknya tidak bisa memastikan kejadian itu karena gempa yang terjadi di berada diwilayah yang jauh.
"Banyak faktor, bisa saja tanahnya labil sehingga ada getaran dia langsung longsor atau bisa juga jalannya labil tanahnya kemudian dibawanya ada jurang, sehingga ada getaran dia mudah longsor. Tapi kita akan cek ke lokasi dan cari informasi kebenaran," jelasnya.
Menurut dia, kalau gempa yang berada di jarak jauh dampaknya tidak terlalu dirasakan. BMKG mencatat ada tujuh kali gempa susulan hingga Selasa 10 Januari 2023 pukul 09.00 Wita, pasca gempa besar.
Gempa susulan paling besar terjadi dengan kekuatan 5,5 dan rata-rata di kekuatan 4 magnitude.
Sebelumnya BMKG menyebut terjadi gempabumi tektonik pada Selasa 10 Januari 2023 pukul 00.47.34 WIB di wilayah Pantai Utara Maluku Barat Daya, Maluku.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.