Berita Nagekeo

YMTM Flores Sosialisasi Hasil Pemutakhiran Aplikasi PCH di Nagekeo, Bisa Prediksi Curah Hujan

Yayasan Mitra Tani Mandiri (YMTM) Flores menggelar Lokakarya sosialisasi hasil pemutakhiran aplikasi PCH di Hotel Sinar Kasih Mbay Nagekeo.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-MARSEL MAU
SOSIALISASI - YMTM Flores Sosialisasi Hasil Pemutakhiran Aplikasi PCH di Nagekeo, Bisa Prediksi Curah Hujan di Hotel Sinar Kasih Mbay, Nagekeo, Selasa 7 Februari 2023. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Yayasan Mitra Tani Mandiri (YMTM) Flores menggelar Lokakarya sosialisasi hasil pemutakhiran aplikasi PCH di Hotel Sinar Kasih Mbay Nagekeo, Selasa 7 Februari 2023.

Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do.

Pada kesempatan itu, Bupati Don begitu ia akrab disapa mendukung segala bentuk penemuan baru demi kesejahteraan masyarakat khusus di bidang pertanian.

Ia menyampaikan terima kasih kepada Yayayasan Mitra Tani Mandiri dan World Neighboars yang telah memfasilitasi untuk melakukan worksop tersebut.

Baca juga: Penyidik akan Periksa Menkominfo Johnny G Plate Terkait Kasus Korupsi BTS Kominfo

 

"Kita harus mempelajari inovasi-inovasi baru di era digitalisasi, saya mengharapkan kita terutama para PPL menggunakan HP android untuk hal-hal yang berguna seperti mempelajari berbagai aplikasi untuk membantu petani,"ujarnya dalam siaran pers yang diterima TRIBUNFLORES.COM dari Ketua YMTM Flores, Marsel Mau, Rabu 8 Februari 2023.

Bupati Don mengaku sekarang kita belajar tentang Aplikasi Pola Curah Hujan semoga para PPL dapat menindaklanjuti kepada petani.

Dengan adanya aplikasi ini kita mengharapkan agar petani dapat menentukan waktu tanam dengan baik sehinnga petani mendapatkan keuntungan karena mereka dapat menanam pada saat yang tepat dan produksi meningkat.

"Sehingga harapan saya adalah Jadilah manusia yang bermanfaat untuk orang lain,"ujar Bupati Don.

Sementara itu, ketua YMTM Flores, Marsel Mau, dalam laporannya menjelaskan sistem pertanian di Provinsi NTT sangat tergantung pada curah hujan karena lebih dominan mengolah sawah tadah hujan dan lahan kering (ladang).

Curah hujan yang kurang ini telah menimbulkan gagal tanam dan gagal panen tanaman semusim terutama tanaman padi gogo/tadah hujan, padi ladang, jagung dan kacang-kacangan.

Baca juga: Polisi Bekuk Pelaku Dua Kasus Pembunuhan Misterius di NTT, Ini Kronologinya

Hal ini berpengaruh pada menurunnya produktivitas tanaman secara signifikan sehingga persediaan pangan menurun drastis.

Pria yang akrab disapa Marsel ini menjelaskan pada sisi lain, curah hujan terkadang berlebihan dan atau kemarau panjang.

Hal ini menimbulkan bencana alam di beberapa lokasi seperti banjir, tanah longsor, hama penyakit ternak dan lain-lain yang juga telah merusak lahan dan aset petani seperti sawah terendam air, tanaman tumbang, lahan hanyut, ternak mati dan lain-lainnya.

"Sebaliknya di beberapa lokasi terjadi bencana kekeringan sehingga masyarakat mengalami kesulitan akses air baik untuk konsumsi maupun aktivitas usaha tani,"ujar Marsel.

Pose Bersama usai kegiatan YMTM Flores Sosialisasi Hasil Pemutakhiran Aplikasi PCH di Nagekeo
Pose Bersama usai kegiatan YMTM Flores Sosialisasi Hasil Pemutakhiran Aplikasi PCH di Nagekeo, Selasa 7 Februari 2023.

Ia menyebutkan pada akhir tahun 2022 – 2024, World Neighbors (WN) bekerja sama Yayasan Mitra Tani Mandiri Flores (YMTM F) dalam mengembangkan program yang bertujuan untuk Meningkatkan Ketahanan melalui Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana di Nusa Tenggara "INCIDENT" .

Program ini dilaksanakan di 13 desa yang tersebar di 4 kecamatan di Kabupaten Nagekeo.

Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mendukung pencapaian tujuan ini adalah alat untuk mengetahui prediksi curah hujan, kalender tanam kegiatan pertanian dan prediksi bencana yang akan terjadi akibat perubahan iklim seperti kekeringan, banjir dan longsor.

"Tool ini diberikan nama Sistem Kesiapsiagaan Pertanian dan Bencana (SKPB) yang merupakan aplikasi prediksi curah hujan yang mendukung pengembangan pertanian cerdas iklim dan upaya pengurangan risiko bencana,"jelas dia.

Kata dia, Tool ini merupakan pemutakhiran dari SKPB dua tahun lalu yang dikembangkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Nagekeo dengan ITB (Institute Teknologi Bandung).

Baca juga: Tersangka Garap Paksa Anak Dibawa Umur di Kecamatan Nangaroro Nagekeo Masih Buron

Pemutakhiran SKPB ini dilakukan atas kerjasama WN dengan Inovastek Glomatra Indonesia (IGI) sebagai kelanjutan dari kerjasama dengan ITB dengan dukungan dari USAID/BHA.

Supaya tool berdaya guna maka sangat dirasa perlu untuk memperkenalkan kembali hasil pemutakhiran SKPB ini kepada pemerintah daerah dan juga kepada para penyuluh/petugas lapangan yang bertugas untuk menyebarluaskan penggunaan tool ini kepada masyarakat.

"Berbagai organisasi perangkat daerah kabupaten dan kecamatan diharapkan terlibat dalam kegiatan ini serta para penyuluh pertanian lapangan untuk penggunaan, penyeberluasan dan pengembangan alat ini ke depan. Oleh karena itu dirasa perludilakukan lokakarya hasil pemutakhiran bagi pemerintah daerah Kabupaten Nagekeo dan ToT penggunaan aplikasi PCH bagi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL),"jelasnya.

Ia menyebutkan tujuan dilaksanakan lokakarya itu adalah untuk menginformasikan Program INCIDENT secara resmi kepada Pemerintah Daerah Nagekeo.

Mensosialisasikan hasil pemutakhiran alat SKPB sebagai aplikasi PCH untuk pertanian cerdas iklim dan kesiapsiagaan bencana.

Meningkatkan pemahaman dan keterampilan PPL dalam menggunakan tool SKPB (aplikasi PCH).

Mendapatkan masukan-masukan untuk perbaikan tool SKPB (aplikasi PCH) agar lebih efektif.

"Hasil yang diharapkan yaitu, tersosialisasikannya Program Incident kepada Pemeritah Daerah Kabupaten Nagekeo. Adanya kerjasama yang efektif dalam penggunaan dan pengembangan alat SKPB untuk mendukung pertanian cerdas iklim dan kesiapsigaan bencana. Penyuluh Pertanian Lapangan mampu mengoperasikan alat SKPB ini untuk mendukung pertanian cerdas iklim (dan menyebarluaskan kepada masyarakat (petani). Adanya kesepakatan bersama untuk menyebarluaskan dan mengawal penggunaan alat SKPB ini bagi kepentingan masyarakat,"jelasnya.

"Peserta terdiri dari PPL dan staf lapangan mitra Kegiatan lokakarya hasil pemutakhiran aplikasi PCH dan TOT penggunaan aplikasi ini dikoordinir oleh BAPPEDA Nagekeo,"tambahnya.

Baca juga: Nyimak Amanat Kapolda NTT yang Disampaikan Kapolres Sikka dalam Operasi Turangga 2023

Ia juga menjelasakan terkait rencana tindak lanjutnya yaitu, dilakukan sosialisasi tentang PCH ke seluruh warga masyarakat Nagekeo.

Untuk meningkatkan akurasi PCH maka diharapkan setiap bulan melalui dinas pertanian mengirimkan data curah hujan harian ke ITB.

Untuk meningkatkan akurasi serangan Hama dan Penyakit maka diharapkan setiap bulan melalui dinas pertanian mengirimkan data hama penyakit yang menyerang tanaman, waktu kejadian, luas lahan yang terserang dan tempat kejadiannya( desa).

"Update aplikasi PCH tahun 2024 menjadi tanggungjawab Pemda Nagekeo melalui Dinas Pertanian yang didukung oleh BAppeda,"pungkasnya.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved