Berita Flores Timur

Petani Flores Timur Mengeluh Harga Kopra Anjlok, Sementara Beras dan BBM Mahal

Harga Kopra di Flores Timur anjlok membuat petani kecewa. Petani Flotim mengeluh harga beras dan bbm sangat mahal. Petani di Flores Timur sangat sedih

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
JEMUR KOPRA - Benedikta Barek Tukan, salah satu petani Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang mengeluhkan anjloknya harga kopra, Selasa 7 Maret 2023. Tampak sedang membereskan kopra agar bisa kering. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kebelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Sejumlah petani di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores mengeluh soal anjloknya harga kopra di tengah kenaikan harga beras dan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Benedikta Barek Tukan (53), petani Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, mengaku kecewa harga kopra saat ini Rp 5.700 per kilogram, sementara beras dan Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat mahal.

"Beras harganya mahal, sementara harga kopra terus turun, BBM pertalite di SPBU sudah Rp 10 ribu jadi otomatis beli di penjual harganya juga naik, sekarang sudah Rp 20 ribu per botol," katanya, Selasa 7 Maret 2023.

Ibu tiga anak ini menerangkan, kopra merupakan salah satu potensi yang selalu dimanfaatkan warga untuk menunjang kebutuhan ekonomi keluarga dan membiayai sekolah anak.

Baca juga: Imbauan Jalan Kaki untuk Tekan Inflasi di NTT, Pegawai Kantor Gubernur NTT Tetap Pakai Kendaraan

 

Benedikta menilai anjloknya harga kopra tidak selaras dengan perjuangan petani yang bekerja dari pagi hingga petang. Padahal, sekitar bulan September 2022 mereka sempat gembira lantaran harga kopra tembus Rp 10.000-11.000 per kilogram.

Kemudian, katanya, biaya operasional mengangkut komoditas dari kebun ke rumah juga berpengaruh akibat kenaikan BBM. Petani yang langsung menjual di Maumere, Kabupaten Sikka pun dihadapkan dengan kenaikan tarif angkutan.

"Dampaknya banyak, biaya hidup makin tinggi, apa-apa serba mahal, tapi harga kopra justru jatuh," tandasnya.

Kekecewaan juga diluapkan Lukas Hele Karangora (29) saat ditemui wartawan di kebunnya. Sebidang lahan yang ditumbuhi sejumlah pohon kelapa bisa menghasilkan sekitar 300-400 kilogram kopra untuk sekali panen.

Baca juga: Wakil Ketua DPRD Manggarai Timur, Bernadus Nuel Prihatin Harga Beras Naik

Harga kopra yang disebutnya Rp 5.700 per kilogram membuatnya pasrah sembari memukul dada. Ia memilih menjual kopra di pengepul setempat ketimbang ke Maumere lantaran beban biaya tinggi.

"Kebetulan hari ini saya baru kumpul dan jumlahnya mungkin sudah 2 ribu buah. Jumlah seperti ini biasanya dapat lebih dari 300 kilo," katanya.

Sementara pengepul setempat, Livang Yong, menyebutkan harga kopra yang dia jual di Maumere saat ini Rp 7.000 per kilogram, namun harganya akan jatuh setelah disortir untuk melihat kualitas kopra.

"Harga naik turun, terakhir Rp 7 ribu tapi kalau jual tidak sampai harga begitu lagi karena mereka (pengusaha Maumere) lihat dengan kualitasnya dulu," ujarnya.

Lonjakan harga beras dan BBM juga dialami pengepul yang saban hari berkeliling mencari hasil bumi dengan mobil pikap putihnya. Harga BBM subsidi yang naik signifikan mengharuskan mereka lebih mawas diri membeli kopra dan komoditi lainnya sebelum dijual kembali.

TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved