Nama Bayi Katolik

Nama Bayi Katolik Lahir Tanggal 12 Maret Lengkap Kisah Tokoh dan Maknanya

Nama Bayi Katolik tersebut diambil dari nama orang kudus yang diperingati tiap tanggal 12 Maret

|
Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/HO-TRIBUNEWS.COM
Bayi mungil 

 

Gregorius berusaha sekuat tenaga untuk menumbangkan kekafiran di Prancis dan Jerman, memberantas Arianisme di antara orang-orang Lombardia dan Visigoth. Di Afrika Utara, usaha-usaha misioner diarah. kan kepada melawan heresi Donatisme yang mengajarkan bahwa Sakra. men-sakramen yang dilayani oleh imam-imam yang tidak pantas adalah tidak sah.

Di bidang liturgi, Gregorius mengadakan pembaharuan besar. Lagu-lagu Gereja yang lazim dinamakan 'Lagu Gregorian' tercipta pada masa kepausannya. Buku Perayaan Sakramen 'Gregorian' sebagai salah satu buku liturgi Romawi purba dianggap sebagai karyanya. Penjelasan terhadap isi buku ini dikirimkan oleh Paus Adrianus I (772-795) kepada kaisar dan dijadikan buku pegangan perayaan liturgi di seluruh kekaisaran.

Pada tahun-tahun awal kepausannya, Gregorius menulis sebuah buku yang menguraikan tentang tugas seorang uskup dalam menggembalai umatnya. Buku ini diterbitkan oleh Raja Alfred dalam bahasa Inggris pada abad kesembilan. Empat buku lainnya dari Gregorius yang berjudul "Dialog" berisi percakapannya dengan seorang muridnya. Pandangan moralnya tentang Kitab Yob terdiri dari suatu seri komentar yang menerangkan buku itu secara harafiah, mistik dan moral. Buku ini secara luas dipakai sebagai buku pegangan Moral Katolik selama Abad Pertengahan.

Gregorius adalah seorang penulis rohani dan mistikus kenamaan. Meskipun dia bukan seorang pengarang yang indah gaya bahasanya, namun tulisan-tulisannya sungguh bernilai tinggi dan mengandung ajaran yang mulia. Dia juga adalah Bapa Gereja Latin yang terakhir dan tokoh penting pertama dari Abad Pertengahan.

Baca juga: Renungan Misa Hari Minggu II Prapaskah 5 Maret 2023, Lengkap Bacaan Injil dan Mazmur Tanggapan

Salah satu kehebatannya ialah sikap toleransinya yang tinggi kepada para penganut agama Yahudi. Ia memperjuangkan hak-hak mereka akan kebebasan bertindak dalam masalah-masalah sosial-kenegaraan dan untuk melaksanakan ritus-ritus keagamaannya di dalam sinagoga-sinagoga. Semua usaha untuk membaptis mereka ditentang dengan keras. Ia benar-benar bertindak sebagai pelindung mereka ketika terjadi peng. aniayaan terhadap mereka di mana-mana.

Karena gangguan kesehatannya, Gregorius meninggal dunia pada tahun 604. Ia dikuburkan di samping beberapa orang Paus Pendahulu nya dekat Sakristi Basilik Santo Petrus di Roma.

Santo Maximilianus, Martir

Anak tentara veteran Romawi ini tidak mau menjadi tentara, karena taat pada agama dan mempunyai anggapan yang negatif tentang personil angkatan perang. Bagi dia, tentara-tentara umumnya banyak melaku- kan perbuatan-perbuatan yang bersifat dosa dan berwatak bejat. Kepada hakim yang mengadilinya, ia mengatakan: "Angkatan perang saya jalah angkatan perang Tuhan. Saya tidak dapat berperang untuk kepentingan duniawi". Ayahnya menolak desakan hakim supaya mengubah pandangan puteranya itu. Waktu Max diancam hukuman mati, ia berkata lantang: "Saya tidak akan mati. Apabila saya meninggalkan dunia ini, saya akan bersatu dengan Kristus Tuhanku". Ia mati dipenggal lehernya di pinggir kota Kartago, Tunisia pada tahun 295.

Beata Yustina dari Arezzo, Pengaku Iman

Yustina dari Arezzo yang biasa dipanggil 'Francuccia Bizzoli' lahir di Arezzo, Italia. Pada usia 13 tahun ia masuk biara Benediktin Santo Markus di kota Arezzo. Ketika para suster pindah ke biara 'Para Kudus', Yustina juga turut serta ke sana. Tetapi ia kemudian meninggalkan biara itu dengan izin dari superiornya, dan hidup menyepi bersama Lucia di gua Civitelle. Sel di dalam gua itu sangat sempit dan rendah sehingga ia tidak dapat berdiri tegak. Ketika Lusia jatuh sakit, maka Yustina dengan setia mendampinginya siang-malam. Meskipun ia sibuk merawati Lucia namun ia tidak lupa berdoa dan tidak mengurangi kebaktian dan matiraganya. Sesudah Lusia mati, Yustina tetap tinggal di situ sendirian.

Karena menjadi buta Yustina kemudian kembali ke pertapaan Arezzo. Di sini ia semakin berkembang dalam kehidupan rohaninya dan menjadi seorang pertapa yang saleh. Dengan doa-doanya ia menyembuhkan banyak orang sakit. Penyembuhan ini masih juga terjadi atas diri orang-orang sakit yang berdoa dengan perantaraannya setelah ia wafat. Yustina wafat pada tahun 1319.


Sumber: Buku Orang Kudus Sepanjang Tahun
Penyusun: Mgr. Nicolaas Martinus Schneiders, CICM

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved