Berita Sikka

Kisah Mama Felixia, Hidup di Gubuk Tanpa Jendela Menanti Suami Kembali dari Negeri Jiran

Kisa Mama Felixia, warga Kelurahan Wailiti, Kota Maumere yang hidup seorang diri karena suami merantau di Malaysia

|
Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/KRISTIN ADAL
GUBUK MAMA FELIXIA, WARGA KELURAHAN WAILITI, KOTA MAUMERE, SIKKA. 

Ia tak tahu berapa luas tanahnya namun tanah itu telah tersertifikat atas nama suami. Tanah tersebut dibeli Felixia dan suaminya saat kembali dari Malaysia awal tahun 2016 sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dideportasi karena paspor yang habis masa berlaku.

Fondasi rumah yang telah dibangun berada di sisi timur gubuknya masih dalam pekarangan rumahnya dan tanahnya cukup luas. Tanah tersebut dibeli Felixia dan suaminya saat kembali dari Malaysia awal tahun 2016. Kapling tanah yang dibeli dari upah menjadi asisten rumah tangga dan buruh bangunan di Malaysia.

Ia mengaku sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dideportasi karena paspor yang habis masa berlaku. Ia tak tahu berapa luas tanahnya namun tanah itu telah tersertifikat atas nama suami.

"Saya bertemu suami di Malaysia dan nikah di sana. Saya dan suami dipulangkan dari sana karena paspor habis masa berlaku. Suami saya dipenjara 6 bulan di Malaysia sementara saya waktu penangkapan bersembunyi di bawah kasur. Jadi polisi hanya lihat suami dan tangkap dia," ungkap Felixia.

Fondasi ini nampak berlumut, ditumbuhi rumput-rumput liar, tanaman singkong dan pohon buah srikaya. Sementara rangka besi-besi beton kian karat dan menjulang ke langit. Felixia pasrah, tak mampu melanjutkan pembangunan rumah.

Felixia tak mau pasrah dengan keadaan. Hasil menjual sayur di Pasar Wuring ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Membeli beras dan ia sisihkan untuk membayar air bersih yang mengalir di tandon air miliknya. Ia juga meminjam tanah kerabatnya untuk menanam jagung.

"Biar sudah saya tinggal di saya punya pondok ini. Selama ini saya aman-aman saja. Saya tidak punya cukup uang untuk bangun kembali. Masih bisa jual sayur dan hasilnya lumayan saya bisa beli beras,"kata Felixia penuh keyakinan.

Felixia beruntung telah meraskan terang listrik sejak awal tahun 2023. Sebelumnya ia hanya mengandalkan pelita. Rumahnya pun dialiri listrik berkat bantuan pemasangan baru listrik bagi rumah tangga tidak mampu dari PLN.

Terdapat tiga bola lampu yang ia miliki. Bola lampu tersebut terpasang di dalam kamar, di depan pintu rumah yang menghadap utara dan di bagian belakang rumahnya.

"Ini PLN yang pasang dan kelurahan. Saya buka hanya untu malam saja. Kalau pagi saya kasi mati walapun gelap di dalam. Saya harus hemat pulsa,"ujar Felixia.


Felixia tak hentinya bersyukur, kehidupannya serba kekurangan tak membuatnya berhenti berjuang. Sambil menanti suami kembali ke rumahnya. Dalam setahun, suaminya menelpon 2 kali bahkan tidak sama sekali. Mengirim uang hanya sekali sejak pergi dari tahun 2017.


"Mungkin karena signal di sana. Kerja juga mereka itu lari-lari dari polisi karena tidak punya dokumen lengkap. Saya masih tunggu karena dia janji pergi untuk cari uang tambah untuk bangun rumah,"pungkas Felixia dengan suara berat dan mata berkaca-kaca.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved