Pilpres 2024

Pengamat Sebut Prabowo Diprediksi Tidak Keberatan jika Jadi Cawapres Ganjar pada Pilpres 2024

Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra diduga tak akan keberatan jika diminta menjadi calon wakil presiden (cawapres) buat Ganjar Pranowo.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
Dokumentasi Sekretariat Presiden
SELFIE BARENG - Presiden Joko Widodo melakukan selfie atau berswafoto bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di sela-sela panen raya padi di Kebumen, Kamis (9/3/2023). 

TRIBUNFLORES.COM, JAKARTA - Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra diduga tak akan keberatan jika diminta menjadi calon wakil presiden (cawapres) buat Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Pemilu 2024.

Usai Pemilu 2019 saja, Prabowo menerima tawaran menjadi Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Joko Widodo. Padahal, sebelumnya Prabowo dan Jokowi berkompetisi sengit di panggung pemilihan.

“Jika posisi Menteri Pertahanan saja ia terima, tentu posisi cawapres akan jauh lebih menggiurkan jika memiliki potensi kemenangan yang lebih besar,” kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam kepada Kompas.com, Kamis (16/3/2023).

Baca juga: Penyulingan Air Minum dari Uap Panas Bumi Rokatenda, Kearifan Lokal Kebanggaan Warga Palue di NTT

 

Umam mengatakan, menduetkan Prabowo dengan Ganjar pada pemilu presiden (pilpres) mendatang memang memungkinkan. Namun, lebih realistis jika Ganjar ditempatkan di posisi calon presiden (capres), sedangkan Prabowo cawapres.

Sebab, secara elektabilitas, Ganjar unggul dibanding Prabowo. Survei berbagai lembaga menempatkan politisi PDI Perjuangan itu di puncak elektabilitas kandidat capres dengan tingkat elektoral tembus 30 persen.

Sementara, Prabowo mengekor di urutan kedua dengan tingkat elektoral di kisaran 20 persen, satu tingkat di atas mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Elektabilitas PDI-P, partai yang menaungi Ganjar pun melampaui Gerindra. Partai pimpinan Megawati itu juga merupakan parpol pemenang pemilu dua kali berturut-turut.

Memang, hingga kini PDI-P belum bicara ihwal pencapresan. Namun, jika pada akhirnya Ganjar yang dijagokan, Umam yakin partai banteng bakal bersikukuh menempatkan kadernya di kursi calon RI-1.

“Karena itu, proposal Ganjar-Prabowo akan menjadi lebih rasional ketimbang Prabowo-Ganjar,” ujarnya.

Menurut Umam, duet Ganjar-Prabowo bakal menghadirkan kekuatan besar. Tidak hanya karena kedua tokoh punya modal elektabilitas mumpuni, namun Ganjar dan Prabowo sama-sama berasal dari partai unggulan.

Dengan bekal tersebut, keduanya berpeluang mengonsolidasikan basis pemilih yang kuat. Umam pun yakin, partai-partai lain bakal tergoda untuk bergabung jika PDI-P dan Gerindra berkoalisi dan kedua tokoh tersebut berpasangan.

Baca juga: Perjuangan Warga Palue di NTT, Suling Uap Panas Bumi Gunung Rokatenda Dapatkan Air Minum Bersih

“Hadirnya ‘superblock’ diyakini memiliki potensi kemenangan lebih terbuka, berpeluang menarik partai-partai politik kelas menengah seperti PPP (Partai Persatuan Pembangunan) dan PAN (Partai Amanat Nasional),” katanya.

Namun demikian, lanjut Umam, wacana menduetkan Prabowo dengan Ganjar ini perlu pembahasan panjang. Butuh negosiasi mendalam antara Gerindra dan PDI-P untuk mencapai kesepakatan.

“Jika negosiasi dan kompromi belum juga ditemukan, maka usaha lebih kuat kembali perlu diintensifkan agar layar koalisi antara PDI-P dan Gerindra segera terkembang,” tutur dosen Universitas Paramadina itu.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved