Berita Sikka
Imam Katolik Asal NTT Saat Bertemu Paus Fransiskus, Beri Kado Lipa Maumere - Topi Songke Manggarai
Kisah pertemuan Romo Donnie dengan Bapa Suci pun Romo Donnie ulas dalam bentuk tulisan yang sangat menarik
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Tak pernah terbayang dalam diri Seorang Imam Katolik asal Keuskupan Maumere di NTT, RD. Yakobus Donnisius Migo, untuk berjumpa secara langsung dengan pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus di Roma, Italia.
Pun tak terbayang pula bagi imam katolik yang biasa disapa Romo Donnie itu untuk berkomunikasi secara langsung dengan Bapa Suci dan memberikan kado dari NTT secara tatap muka.
Namun tak ada yang mustahil, kesempatan itu akhirnya terbuka saat imam Katolik itu berada di Roma, Italia. Terkhusus ketika beliau mengikuti audiensi umum bersama Bapa Suci Paus Fransiskus di Halaman Basilika Santo Petrus, 26 April 2023.
Kisah pertemuan Romo Donnie dengan Bapa Suci pun Romo Donnie ulas dalam bentuk tulisan yang sangat menarik. Tulisannya yang berisi pertemuannya dengan Bapa Suci diterima TribunFlores.com pada 28 April 2023 malam. Simaklah cerita lengkap Romo Donnie saat bertemu dan memberikan kado khas dari NTT kepada Bapa Suci Paus Fransiskus di bawah ini;
Baca juga: Ribuan Umat Sambut Para Imam dan Tamu pada Misa Peresmian Kampus - Dies Natalis IFTK Ledalero ke 54
Setelah menunggu cukup lama, apalagi dengan berbagai pembatasan setelah pandemi covid-19, maka tibalah waktu yang penuh sukacita, tepatnya 26 April 2023, persis sehari setelah pesta Santo Markus Pengarang injil, saya (Romo Donnie) mendapat kesempatan untuk berjabatan tangan dengan Bapa Paus Fransiskus di halaman Basilika Santo Petrus, Vatikan.
Pertemuan ini terjadi dalam agenda audiensi umum tiap hari rabu dalam pekan yang berlangsung dari jam 09.00 hingga 11.00 waktu Eropa Tengah.
Dalam audiensi ini Paus Fransiskus berbicara tentang semangat untuk evangelisasi.
Pada kesempatan yang sangat berbahagia ini, saya menyerahkan dua kenangan, yakni Lipa Prenggi dari Kabupaten Sikka; tempat asal ayah saya dan tentunya dimana saya menjadi bagian dari imam keuskupan maumere.
Saya juga membawa Topi Songke dari Manggarai, tempat asal ibu saya dan di sanalah saya dilahirkan dan memperoleh pendidikan hingga seminari menengah.
Saya juga menyertakan selembar kertas di mana saya menulis penjelasan tentang profil saya, kedua kenangan yang saya serahkan, dan permohonan doa bagi Keuskupan Maumere, Bapa Uskup Mons. Edwaldus Martinus Sedu, para rekan imam, para seminaris, rohaniwan dan umat beriman.
Sewaktu menerima dua kenangan itu, reaksi Bapa Suci adalah tersenyum, melihat senyum Bapa Suci, saya tidak dapat berkata-kata, padahal saya sudah siapkan apa yang harus saya katakan.
Lalu teman kelas saya yang duduk tepat di samping menyampaikan kepada saya untuk menjelaskan kedua kenangan yang saya bawa.
Saya mengatakan :”Tenun ikat ini Namanya Lipa Prenggi berasal dari Maumere – Indonesia; terbuat dari bahan-bahan alami, ditenun secara manual.
Ini simbol kehormatan dan biasa digunakan oleh para pria dalam suatu acara resmi. Sedangkan yang satunya adalah topi berbentuk seperti peci, yang terbuat dari Songke Manggarai, di tenun secara manual, juga digunakan oleh para pria selain lambang kehormatan juga kepemimpinan.
Kedua kenangan ini berasal dari kampung orangtua saya.” Bapa suci dengan sabar mendengarnya dan tetap tersenyum, dan pada akhirnya dia mengangguk dan mengatakan “grazie mille” (terima kasih) sambil memberkati saya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.