Penganiayaan di Flores Timur
Fransiskus Tak Kuasa Menolong Damianus Dianiaya, Linmas Bilang Dia Tidak Akan Mati
Paman korban penganiayaan Fransiskus Ferdinandus membeberkan kondisi keponakannya yang dianiaya oleh anggota Linmas Desa Klikengnuking di Adonara.
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Egy Moa
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Fransiskus Ferdinandus, paman kandung Damianus Mado alias Aran Maharan membeberkan kondisi keponakannya setelah dianiaya anggota Linmas di Kantor Desa Klikengnuking, Kecamatan Wotan Ulumado, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Rabu 2 Agustus 2023.
Bermula dari panggilan telphon oleh salah seorang saudari Fransiskus yang mengabarkan kondisi Aran Maharan di kantor desa.
"Yang telphon itu mama kecilnya. Saya, mama kandungnya (Aran Maharan), dan mama kecilnya itu hubungan kandung. Saya diminta datang karena Aran Maharan sudah setengah mati di kantor desa," kata Fransiskus dihubungi, Rabu malam 2 Agustus 2023.
Fransislkus terkejut setibanya di kantor desa. Dia menyaksikan Maharan tergeletak di lantai. Tangan dan kakinya diikat tali. Ternyata dia baru saja selesai dianiaya. Terdengar suara ringkih sambil jeritan meminta dilepas.
Baca juga: Tiga Anggota Linmas Terduga Kematian Pencuri Handphone Diperiksa Polres Flores Timur
"Iya, saya sempat dengar. Teriak bilang lepaskan tali ini. Tapi tidak dilepas," ungkapnya.
Namun, Fransiskus tak bisa berbuat banyak menolong keponakanya. Ketakutan membuatnya bungkam meski kehendak hati yang kuat ingin membantu keponakannya.
"Saya sempat minta ke salah satu anggota Linmas bilang sudah lepas, dia bisa mati. Tapi dia (Linmas) bilang tidak akan mati," Fransiskus mengulangi permintaanya ketika berada di kantor desa.
Fransiskus menuturkan Aran Maharan mulanya datang ke rumah Bapak Demung menjual handphone seharga Rp 100 ribu. Keduanya terlibat tawar menawar. Maharan diminta Demung menurunkan harga Rp 50 ribu. Untuk membuktikan kondisi HP tersebu, Demong mengisi daya listrik.
Baca juga: Derita Damianus Dianiaya Linmas di Adonara, Tangan dan Kaki Diikat Digeletakan di Lantai
"Ara datang bawa Hp jual Rp 100 ribu, ditawar Bapak Demung dan sepakat dengan harga Rp 50 ribu," katanya.
Naas menimpa Ara Maharan. Damung menuju belakang rumah menghubungi Linmas agar datang bersama sejumlah warga. Di situ, Maharan diinterogasi dan kemungkinan dianiaya kemudian digelandang ke Kantor Desa Klukeng Nuking.
Diberitakan sebelumnya, Aran Maharan, pemuda 25 tahun menjadi sasaran amukan massa dan anggota Linmas karena diduga mencuri handphone (Hp) milik seorang warga sekampung dengannya, Selasa 1 Agustus 2023 petang.
Menderita Sakit Mantal
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.