Berita Manggarai Barat

Toleransi dalam Balutan Festival Golo Koe Labuan Bajo

Dalam parade etnik tak hanya diikuti ribuan umat Katolik dari berbagai wilayah di Keuskupan Ruteng tapi umat muslim

Penulis: Berto Kalu | Editor: Hilarius Ninu
POS-KUPANG.COM/BERTO KALU
Pertunjukan marching band yang ditampilkan siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Labuan Bajo, saat pembukaan Festival Golo Koe yang diselenggarakan Keuskupan Ruteng dan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat di Waterfront Marina Labuan Bajo. Kamis 10 Agustus 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Perayaan Festival Golo Koe 2023 menjadi salah satu bukti betapa kerukunan dan toleransi umat beragama di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih terjaga dengan baik.

Selain mempertunjukkan seni dan budaya Manggarai, ada nilai toleransi yang bisa dipetik dari acara pembukaan festival yang diselenggarakan oleh Keuskupan Ruteng dan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat itu.

Dalam parade etnik sore itu, Kamis 10 Agustus 2023, tak hanya diikuti ribuan umat Katolik dari berbagai wilayah di Keuskupan Ruteng, warga yang beragama muslim juga ikut serta memeriahkan.

Salah satunya adalah siswa-siswi dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Labuan Bajo yang menampilkan pertunjukan marching band dalam arak-arakan parade etnik. Begitupun umat muslim lain yang membaur tanpa sekat dengan ribuan umat Katolik yang hadir saat acara pembukaan sore itu. 

 

Baca juga: Festival Golo Koe di Labuan Bajo, Ada Prosesi Laut hingga Pertunjukan Budaya Manggarai

 

 

Pemandangan ini menjadi incaran ribuan pasang mata, serta moncong kamera yang menatap dari pinggir jalan, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa yang hadir di Waterfront Marina Labuan Bajo.

Parade etnik yang dimulai dari lapangan parkir Kampung Ujung itu finish di Waterfront Marina sekitar pukul 17.30 Wita. Di sana sudah menunggu ribuan pasang mata yang sudah duduk rapi di tribun. Acara pembukaan pun dimulai, ditandai atraksi khas adat Manggarai 'Sanda' atau nyanyian kegembiraan yang biasa dinyanyikan atau didendangkan saat momen bahagia.

Sanda saat itu dibawakan oleh siswa-siswi St. Ignasius Loyola, Labuan Bajo dan mahasiswa dari Unika St. Paulus Ruteng, Manggarai. Mereka mampu menghipnotis seluruh tamu yang hadir lewat syair lagu turur Manggarai.

Sekitar pukul 17.45 Wita, acara pembukaan dihentikan sejenak saat terdengar kumandang adzan maghrib yang menandai telah dekatnya waktu shalat Maghrib. Panitia menunjukkan sikap toleransi serta memahami kegiatannya akan mengganggu kekhusukan umat muslim bila tetap dilanjutkan.

Di waktu yang berdekatan tepat pukul 18.00 Wita lonceng Gereja Katolik berbunyi, pertanda untuk pelaksanaan doa Angelus.

Ribuan umat Katolik yang hadir saat itu kemudian memanjatkan doa yang dipimipin seorang pembawa acara. Sikap saling menghargai yang ditunjukkan seakan mempertegas bahwa nilai toleransi di kota yang dilabeli super premium sangat dijunjung tinggi.

Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat dalam kesempatan itu menyatakan, melalui festival tersebut Gereja Katolik ingin memperlihatkan kepada masyarakat luas bahwa hubungan antarumat beragama di Labuan Bajo baik adanya, dan akan terus terjalin baik.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved