Danau Kelimutu
Wisatawan Taman Nasional Kelimutu Sumbang Rp 1,9 Miliar di Bulan Kesembilan 2023
Salah satu keajaiban alam yang tak ada di tempat lain di bumi,Danau Kelimutu menjadi salah satu andalan kunjungan wisatawan asing dan domestik.
Penulis: Egy Moa | Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM, ENDE-Danau Tiga Warna Kelimutu di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu,Kabupaten Ende,Pulau Flores merupakan destinasi wisata andalan bagi wisatawan manca negara (Wisman) dan wisatawan nusantara (Wisnu) yang memberi kontribusi kepada negara.
Sampai akhir bulan September 2023, kunjungan wisatawan ke Danau Kelimutu sebanyak 68.962 orang menyumbang penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 1.979.497.000.
Jumlah tersebut lebih tinggi dari akumulasi penerimaan akhir tahun 2022 senilai Rp 1.456.711.000 dari total kunjungan 79.531 orang wisatawan.
Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu, Bambang Mulyanto, optimis masih punya waktu tiga bulan dari Oktober sampai bulan Desember agar bisa menembus PNBP sebesar Rp 2 miliar.
Baca juga: Menikmati Matahari Terbit dari Desa Pemo di Lereng Gunung Kelimutu

“Masih ada waktu tiga bulan lagi semoga bisa dapat Rp 2 miliar. ‘Peak seassion’ terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru 2024,” kata Bambang kepada TribunFlores.com, Selasa siang 10 Oktober 2023 di Kantor Balai Taman Nasional Kelimutu, Jalan El Tari Kota Ende.
Sumbangan penerimaan terbesar, kata Bambang berasal dari kunjungan Wisman. Merujuk Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak, tarif kunjungan untuk Wisman sebesar Rp 225.000/orang berlaku pada hari libur dan tarif kunjungan pada hari kerja Rp 150.000/orang.
Sedangkan tarif kunjungan Wisnu sangat kecil yakni Rp 5.000 perorang pada hari kerja dan Rp 7.500 pada hari libur.
“Tapi tarif kunjungan ke Danau Kelimutu ini justru yang paling rendah dari semua region di Indonesia. Bandingkan dengan Taman Nasional Gunung Bromo-Tengger setahun bisa sampai Rp 20-an miliar,” urai Bambang.
Baca juga: Jadwal dan Harga Tiket KM Kelimutu September-Oktober 2023, Semua Rute
Dikatakan Bambang, semua penerimaan ini disetor ke Kementrian Keuangan RI sebagai PNBP. Kabupaten Ende tidak menerira bagiannya, meski diperhitungan dalam bentuk penerimaan yang lain.
Menurut Bambang, deestinasi pariwisata ke Kelimutu dan Ende umumnya masih butuh banyak pembenahan untuk memberikan kemudahan akses dan pilihan kepada wisatawan. Sehingga, Danau Kelimutu bukan satu-satunya yang dikunjungi, karena Ende masih punya wisata budaya dan sejarah yang bila dipadukan memberi dampak kepada penerimaan negara dan masyarakat.
“Ada situs sejarah rumah pengasingan Bung Karno,Taman Renungan Bung Karno, Serambi Bung Karno selain wisata budaya berupa rumah-rumah adat,” kata Bambang.
Ia tak menampik pariwisata Komodo di Labuan Bajo di barat Pulau Flores belum memberi pengaruh yang besar terhadap kunjungan wisawatan ke Kelimutu dan Pulau Flores umumnuya. Akses transportasi diakui Bambang salah satu hambatanya.
Baca juga: Alam dan Arwah di Danau Kelimutu Menerima Sesajen Bikin Kuduk Berdiri
“Jalan darat ditempuh sekitar 12 jam dari Labuan Bajo sampai Ende, wisatawanya sudah kekelahan. Pesawat yang terbang ke Ende hanya sekelas ATR. Beda dengan penerbangan ke Labuan Bajo menggunakan pesawat besar.
Tentang Danau Kelimutu
Dikutip dari situs kemenparkraf.go.id, Gunung Kelimutu terletak di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.Gunung ini memiliki tiga kawah di puncaknya dikenal dengan Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda yaitu merah, biru dan putih. Meski warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.