Desa Binaan Bank NTT
Pelesir ke Desa Binaan Bank NTT Hadakewa di Pesisir Timur Pulau Lembata
Desa Hadakewa, di Kecamatan Lebatukan, sekitar 15 kilometer arah timur Kota Lewoleba, Ibu Kota Kabupaten Lembata.
Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA- Kekayaan alam pesisir timur Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur menarik rasa penasaran tim Tribun Flores untuk wisata alam pantai hingga kulinernya.
Seperti Desa Hadakewa, di Kecamatan Lebatukan, sekitar 15 kilometer arah timur Kota Lewoleba, Ibu Kota Kabupaten Lembata. Tim Tribun Flores menempuh perjalanan dari Lewoleba menggunakan kendaraan roda empat menuju Desa Hadakewa.

Cuaca yang cukup panas tak menyurutkan semangat untuk melihat potensi wisata dan keindahan Desa Hadakewa pada Rabu, 11 Oktober 2023. Sepanjang perjalanan, hutan savana yang meranggas menjadi pemandangan yang eksotis dan meneduhkan mata.
Kendaraan yang digunakan tim Tribun Flores pun melaju melewati jalan yang beraspal mulus dan rata. Kurang lebih 20 menit waktu perjalanan hingga tiba di desa wisata ini.
Baca juga: ‘Hadakewa Night Paradise’ Ubah Hidup Mama Wilhelmina
Sebuah papan nama di bahu kanan jalan bertuliskan Desa Hadakewa. Terdengar deburan ombak yang menandakan tempat wisata Desa Hadakewa sudah dekat.
Laju mobil pun mulai pelan dan berhenti di pasar. Tak ada siapa pun di pasar, maklum aktivitas di pasar sekali dalam seminggu. Tim Tribun Flores pun berjalan kaki menyusuri pasar yang jaraknya 2 meter dengan titik wisata.
Angin yang sepoi-sepoi dan pemandangan Pantai Hadakewa menyambut kedatangan tim Tribun Flores. Deretan bangku kayu berwarna cokelat tak jauh dengan pesisir pantai. Pohon-pohon kelapa dan gamal menjadi naungan yang memberikan suasana sejuk di tempat ini.

Beberapa anggota tim Tribun Flores memilih untuk duduk di bangku. Sejenak menikmati deburan ombak Pantai Hadakewa dan pemandangan aktivitas vulkanik Gunung Ile Ape sambil menyerput air kelapa yang baru dipetik.
Baca juga: Kuah Asam Ikan Kerapu, Menu Andalan Desa Wisata Hadakewa Lembata
Sementara anggota yang lain berburu outbound berupa, titian tali, titian balok, titian gantung, spider wab, dan flying fox. Sayangnya saat tiba, outbandnya tidak dibuka.
"Wahana bermain atau outboundnya ditutup, ini cukup lama karena jarang wisatawan lokal mencoba wahana ini,"jelas Kepala Desa Hadakewa, Klemens Kwaman kepada tim Tribun Flores.
Laut biru tosca dan bersih, Desa Wisata Hadakewa menawarkan paket snorkeling. Salah satu anggota tim Tribun Flores harus mengurungkan niatnya untuk snorkeling lantaran sedikit ombak Akhirnya mencoba dayung kayak meskipun beberapa kali dihempas ombak ke bibir pantai.

Tak lama semua berkumpul karena perut mulai keroncongan. Semua sepakat mencoba kuliner kuah asam dan ikan bakar kerapu khas Desa Hadakewa yang terkenal segar dan enak.
Resto BUMDes Hadakewa tidak menyediakan makanan siap saji. Setiap tamu memesan kuliner ikan, harus ke dapur untuk memilih jenis ikan dan ukuran ikan sebelum juru masak mengolahnya menjadi kuah asam dan ikan bakar.
Rasa lapar tim Tribun Flores pun ikut bernegosiasi. Dua anggota tim ke dapur memilih ikan kerapu untuk dibuat kuah asam dan ikan bakar oleh tiga ibu juru masak.

Dapur restonya pun sangat sederhana, berdinding pelepah bambu dan dekat dengan laut. Terdapat bale-bale bambu yang bisa ditempati tamu jika mau melihat langsung ibu-ibu saat membersihkan ikan dan membakar ikan.
Suasana di dapur tak kalah indah dengan pemandangan wisata alamnya. Tangan ibu-ibu lihai membolak-balik ikan di atas bara api batok kelapa. Asap mengepul menebarkan wangi ikan dan bumbu, lebih menyengat dari aroma air laut. Untuk kuah asam dimasak di tempat terpisah.
Saat asik melihat aktivitas di dapur, dua bocah laki-laki membawa ikan kerapu di tangannya. Mereka menjual ikan kerapu hasil tangkapan ayah mereka di resto BUMDes Hadakewa. Terpantau ikan-ikan tersebut ditimbang terlebih dahulu sebelum dibayar.
Tak heran ikan kerapu di resto BUMDes Hadakewa terkenal segar karena langsung dibeli dari nelayan setempat. Sehingga tekstur ikan saat matang lembut dan bumbu meresap dengan sempurna.
Singkat cerita, ikan bakar dan kuah asam kerapu matang kurang kebih 25 menit. Harumnya membuat wajah semua anggota tim Tribun Flores sumringah.
Dua waitress mengantarkan pesanan ikan bakar dan kuah asam ikan kerapu ke meja kayu. Tak lupa sebakul nasi putih dan perlengkapan makan.

Semua dengan sabar menunggu giliran mencicipi ikan bakar dan kuah asam yang masih mengepul.Tak lama berselang, semua menikmati kuliner ikan kuah asam dan ikan bakar kerapu.
Desiran ombak, pemandangan Gunung Api Ile Ape, lalu lalang perahu motor di Teluk Hadakewa menemani cerita tim Tribun Flores dan Kepala Desa Hadakewa, Klemens Kwaman.
Klemens menceritakan warga Desa Hadakewa sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Komoditas unggulan desa adalah ikan teri. Ikan teri ini diolah oleh BUMDes Hadakewa, tanpa pengawat dan telah dikirim ke berbagai wilayah.

"Ikan Teri Hadakewa jenisnya banyak ada peseng-peseng, mao merah, mao putih, siro, pahada, gele dan merang. Bisa jadi oleh-oleh untuk dibawah pulang wisatawan. Ikan bisa dimakan langsung untuk cemilan, karens bersih dan tidak ada tambahan pengawet,"pungkas Klemens.
Diketahui usaha Teri Hadakewa yang dikelola melalui BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Tujuh Maret masuk nominasi 15 BUMDes Digital Nasional pada 2020 dengan BUMDes Au Wula di Kabupaten Ende yang mengembangkan usaha hortikultura.
Desa Hadakewa juga salah satu Desa Wisata Binaan Bank NTT di Kabupaten Lembata. Saat berbelanja produk BUMDesa Hadakewa atau membayar makanan mapun minuman, pembayaran pun bisa menggunakan Qiuck Response Indonesian Standar (QRIS) yang disiapkan Bank NTT.
Berita TribunFlores.Com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.