Kasus Rabies di NTT

Pasien dengan Gejala Rabies di Timor Tengah Selatan Meninggal, Ini Kronologinya

Dirinya menjelaskan, pada tanggal 15 Mei 2023 petugas kesehatan bersama lintas sektor melakukan sweeping pemberian VAR. Saat itu pasien tidak ada.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GORDI DONOFAN
ILUSTRASI ANJING - Ilustrasi Dua ekor anjing.Satu Pasien, Benyamin Atty (58) dengan gejala Rabies di Desa Oinlasi Timor Tengah Selatan dikatakan meninggal pada Sabtu, 28 Oktober 2023, pukul 17.15 Wita. Terkait kematian Benyamin, Juru bicara Satgas penanganan virus rabies kabupaten Timor Tengah Selatan, Octas B. Tallo, ST, MT mengungkap kronologis lengkap berdasarkan laporan tenaga Surveilans Puskesmas Oinlasi, Yimna Ome. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini

TRIBUNFLORES.COM, SOE - Satu Pasien, Benyamin Atty (58) dengan gejala Rabies di Desa Oinlasi Timor Tengah Selatan dikatakan meninggal pada Sabtu, 28 Oktober 2023, pukul 17.15 Wita.

Terkait kematian Benyamin, Juru bicara Satgas penanganan virus rabies kabupaten Timor Tengah Selatan, Octas B. Tallo, ST, MT mengungkap kronologis lengkap berdasarkan laporan tenaga Surveilans Puskesmas Oinlasi, Yimna Ome.

Dikatakan, Tim Dinas Kesehatan Kabupaten TTS pada tanggal 27 Oktober 2023, melakukan investigasi kasus.

Adapun hasil investigasi sesuai dengan kronologis sebagai berikut.

Baca juga: Pulau Sumba dapat Vaksin Rabies dari Dinas Peternakan NTT

 

Pertama, pada hari Minggu, 7 Mei 2023 sekitar pukul 09.00 Wita pasien Benyamin sedang berada di halaman rumahnya. Tiba-tiba muncul seekor anjing tidak dikenal menggigit betis kaki kanan pasien dengan luka sayatan.

"Pasien kemudian mencelupkan luka tersebut ke dalam air kali tanpa menggunakan sabun atau detergen karena luka tersebut kecil dan dianggap tidak berbahaya," ujar pria yang akrab disapa Adi ini.

"Pasien kemudian, kembali beraktifitas seperti biasa. Sebelum menggigit Benyamin, anjing terlebih dahulu menggigit DM dan Ibunya. Anjing yang menggigit pasien Benyamin kemudian dikejar dan dibunuh oleh tetangga sekitar," tambahnya.

Kedua, Pada tanggal 15 Mei 2023 Petugas Kesehatan Desa, Kepala Desa dan Aparat Desa Oinlasi melakukan Sweeping pemberian VAR bagi Korban GHPR. Namun pasien tidak ditemukan dirumah karena pasien berada di kebun.

"Petugas menitipkan pesan kepada istri pasien Benyamin agar setelah pulang dari kebun pasien ke Puskesmas untuk mendapat Vaksin Anti Rabies (VAR). Namun pasien menolak dengan alasan takut," tuturnya.

Ketiga, dikatakan kondisi luka Benyamin berangsur-angsur sembuh dengan sendirinya. Pasien pun melakukan aktifitas sebagaimana biasa tanpa ada keluhan yang lain.

Keempat, pada, tanggal 21 Oktober 2023 muncul gejala keram pada lokasi gigitan. Keluarga memberikan pertolongan dengan cara disumbur (pengobatan tradisional).

Kelima, pada tanggal 22 Oktober gejala yang dialami oleh pasien Benyamin kembali berkurang.

Keenam, pada tanggal 23 oktober 2023 pasien Benyamin mengalami gejala demam, meriang, nyeri tenggorakan dan badan asam-asam. Namum pasien tidak mencari pertolongan kemana-mana.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved