Soeratin Cup Ngada 2023

Persami Maumere Pulang Kampung Usai Dikalahkan BMP Flores Timur di Babak 16 Besar Soeratin Cup Ngada

Langkah Laskar Nian Tana muda Persami Maumere harus terhenti di babak 16 besar Soeratin Cup Ngada setelah kalah dari BMP FC Flores Timur di Bajawa.

Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / ALBERT AQUINALDO
EUFORIA - Euforia pemain BMP FC Flores Timur setelah mencetak gol kedua ke gawang Persami Maumere di Stadion Lebijaga Bajawa, Kamis, 9 November 2023. BMP Flores Timur lolos ke 8 Besar dan bersua Persematim Manggarai Timur. 

Menurut Berto, hilangnya gaya tiki taka ala Persami Maumere disebabkan karena minimnya pembinaan sepak bola usia dini di Kabupaten Sikka, hanya beberapa klub saja yang melakukan pembinaan sepak bola pada level usia dini.

"Jadi soal karakter bermain tiki taka itu kita kembali lagi pada skil anak-anak, faktor pembinaan ini yang mempengaruhi skil anak-anak, soal passing, kontrol, itu yang mempengaruhi karena kalau bermain bola-bola pendek dibutuhkan kualitas passing dan kontrol yang bagus," ungkap Berto Hure disela-sela mempersiapkan Laskar Nian Tana muda jelang laga melawan BMP FC Flores Timur pada fase knock out.

Dengan kondisi ini, dia berharap agar gelaran kompetisi sepak bola di level Kabupaten Sikka sendiri diperbanyak melalui kerja sama antara Askab PSSI Sikka, Pemda Sikka dan pihak ketiga.

Edi Kurniawan, salah satu pelatih sepak bola di Kabupaten Sikka menyebutkan, faktor yang permainan sebuah tim tergantung siapa yang melatih tim. Selain itu, faktor yang mempengaruhi gaya bermain tim yakni kultur kompetisi di daerah tersebut dan proses pembinaan.

"Kalau Maumere inikan, ciri khas kita tiki taka, Sambalah, orang sering omong Sambanya NTT itu Persami, waktu kita kecil dulu juga masih seperti itu, tapi hari-hari ini, sepak bola itu mengalami kemajuan, kadang-kadang yang pegang atau pelatih sepak bola ini dia belajar sepak bola atau pengetahuannya dia dalam konteks sepak bola kekinian, kalau sekarangkan ada filanesia, memang menekankan bukan pada tiki takanya tapi efektifitas dan efisien," jelas Edi Kurniawan.

Namun, Edi optimis bisa mengembalikan ciri khas permainan tiki taka Persami Maumere karena menurut dia, tipikal orang Maumere senang dengan permainan indah tiki taka. Dia juga menyebut, permainan tiki taka bisa dipadukan dengan sepak bola kekinian yakni filanesia.

"Selama saya menangani tim, saya terapkan itu, saya belajar filanesia tahun 2018, saya angkatan kelima untuk angkatan seluruh Indonesia, walaupun memang ada kelemahan-kelemahan karena anak-anak kita inikan tidak dibina dari dasar, kalau filanesia itukan dari umur 6-9 tahun itukan sudah dibina," jelas Edi Kurniawan.

Hilangnya karakter tiki taka dalam permainan sepak bola Persami Maumere juga dirasakan Fredy MBW, mantan pemain Persami Maumere yang saat ini menjadi pelatih sepak bola di Kabupaten Sikka.

Mantan pelatih Persami Maumere pada El Tari Memorial Cup Lembata tahun 2022 ini menyebut, gaya permainan Persami Maumere sekarang lebih kepada memanfaatkan lebar lapangan.

"Karakter tiki taka Persami Maumere memang betul sudah hilang itu mungkin karena kompetisi kita juga kurang, terus turnamen-turnamen lokal ini juga kurang jadi sentuhan-sentuhan bola itu hilang, saya melihat teknik dasar kita juga semakin kurang terasa, kita bermain bola di Sikka inikan ada turnamen dulu baru orang latihan, 6-7 bulan vakum, anak-anak ini beralih ke futsal," ungkap Eddy MBW.

Fredy juga sependapat dengan Edi Kurniawan, bahwa karakter sepak bola kekinian yang sedang diterapkan PSSI yang dikenal dengan filanesia bisa dipadukan dengan karakter tiki taka khas Persami Maumere.

Dia berharap, dengan minimnya anggaran yang berpengaruh terhadap minimnya kompetisi sepak bola di Kabupaten Sikka, Askab PSSI Sikka dan Pemda Sikka membangun kolaborasi dengan pihak ketiga untuk menggiatkan kembali kompetisi sepak bola dan pembinaan pemain sepak bola sejak usia dini. Hal ini diyakini mampu mengembalikan karakter tiki taka Persami Maumere.

Hilangnya karekter tiki taka Persami Maumere juga diakui Vicky da Gomez, salah satu wartawan senior di NTT yang berdomisili di Kabupaten Sikka yang selalu mengikuti perkembangan Persami Maumere sejak tahun 80an.

Baca juga: BREAKING NEWS : Lakalantas di Flores Timur, 1 Orang Tewas

"Kalau orang merindukan seperti itu ya wajar saja karena sesungguhnya gaya Persami itu ada disitu, dari tahun 1984 kalau saya ikuti Persami Maumere, seperti itu memang gaya mainnya, hampir kurang lebih 10-15 tahun ini hilang," ujar mantan wartawan olahraga salah satu media besar di NTT ini.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved