Soeratin Cup Ngada 2023

Persami Maumere Pulang Kampung Usai Dikalahkan BMP Flores Timur di Babak 16 Besar Soeratin Cup Ngada

Langkah Laskar Nian Tana muda Persami Maumere harus terhenti di babak 16 besar Soeratin Cup Ngada setelah kalah dari BMP FC Flores Timur di Bajawa.

Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / ALBERT AQUINALDO
EUFORIA - Euforia pemain BMP FC Flores Timur setelah mencetak gol kedua ke gawang Persami Maumere di Stadion Lebijaga Bajawa, Kamis, 9 November 2023. BMP Flores Timur lolos ke 8 Besar dan bersua Persematim Manggarai Timur. 

Hilangnya karakter tiki taka Persami Maumere menurut Vicky da Gomez, disebabkan oleh berbeda-bedanya pelatih yang menangangi perserikatan sepak bola Kabupaten Sikka ini.

Dia juga menyebutkan, belum cukup puas menonton gaya permainan Laskar Nian Tana muda yang berlaga di Soeratin Cup U-17 Ngada dengan gaya permainan yang dimainkan di tiga laga fase grup.

"Kita mau Persami Maumere itu mempertahankan mereka gaya khas, dulu orang selalu bilang Persami Maumere itu Sambanya NTT, Brazilnya NTT karena gaya main yang seperti itu, saya juga termasuk salah satu orang yang sangat berharap, Persami dalam level apapun, itu dia main dengan gaya-gaya itu," ujar Vicky.

Melawan BMP FC Flores Timur, Vicky berharap pola-pola atau karakter khas Persami Maumere mulai diperlihatkan, apalagi para pemain dengan usia muda, U-17 yang masih dalam usia pembinaan dengan gaya bola-bola pendek cepat agar enak ditonton. Dia juga sadar memang tidak mudah, dalam waktu yang singkat merubah anak-anak Persami Maumere untuk bermain ke karakter asli Persami Maumere tetapi setidaknya mulai diterpakkan secara perlahan.

Penyebab utama minimnya kompetisi sepak bola di level kabupaten yang terjadi hampir di semua kabupaten di NTT termasuk Kabupaten Sikka menurut Vicky da Gomez, karena Askab PSSI di hampir semua kabupaten di NTT lebih banyak mendapat suntikan dana melalui Pemda setempat ditengah kondisi keuangan daerah yang terbatas.

"Memang butuh kawan-kawan yang mengurusi Askab itu punya kreatifitas lebih di dalam menggali dana dan tidak tergantung kepada pemerintah daerah saja, itu kendala terbesar yang dialami hampir semua Askab/Askot di NTT, apalagi perhatian pihak ketiga kepada sepak bola juga sangat kurang, karena memang butuh uang yang besar untuk buat satu turnanen," tambah Vicky da Gomez.

Pemerintah Kabupaten Sikka, lanjut Vicky da Gomez, selain intervensi dana untuk keperluan turnamen yang wajib diikuti Persami, disarankan untuk berkolaborasi dengan pihak perbankan untuk menggelar turnamen sepak bola di level Kabupaten Sikka.

"Usul saya kepada Penjabat Bupati Sikka, kumpulkan semua pimpinan perbankan di Kabupaten Sikka, CSR-CRS mereka itu digunakan untuk suntikan dana untuk kompetisi saja, kalau itu mereka ok, tidak perlu harus Askab yang buat, bisa perbankan menggunakan kewenangannya menunjuk pihak lain, intinya ada kemauan dari pemerintah, ada kemauan dari kawan-kawan perbankan untuk memajukan sepak bola di Kabupaten Sikka," tutup Vicky da Gomez.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved