Krisis Air di Belu

Krisis Air Bersih, Warga Haliwen Atambua Antre Bawa Ratusan Jeriken di Sumur Bor

Puncak musim kemarau membuat warga di RT 20 Haliwen, Kelurahan Manumutin, Kecamatan Atambua Kota, Kabupaten Belu, berjuang mengatasi krisis air bersih

Editor: Gordy Donovan
POS-KUPANG.COM/AGUS TANGGUR
ANTRE - Puncak musim kemarau membuat warga di RT 20 Haliwen, Kelurahan Manumutin, Kecamatan Atambua Kota, Kabupaten Belu, berjuang mengatasi krisis air bersih. Setiap hari mereka harus mengantri hingga ratusan jerigen air, Sabtu, 11 November 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

TRIBUNFLORES.COM, ATAMBUA - Puncak musim kemarau membuat warga di RT 20 Haliwen, Kelurahan Manumutin, Kecamatan Atambua Kota, Kabupaten Belu, berjuang mengatasi krisis air bersih.

Warga terpaksa mengantre dengan menggunakan ratusan jeriken air untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih sehari-hari. Kondisi demikian membuat warga mulai mengantre sejak pagi di sekitar sumur bor.

Beberapa warga mengungkapkan kesulitan mereka, di mana jika tidak mendapatkan air dari sumur bor, mereka harus membeli tangki air dengan harga yang mencapai 100 hingga 150 ribu rupiah.

"Ada 52 kepala keluarga yang setiap hari mengantri untuk mengambil air bersih di sumur bor ini. Air ini kami gunakan untuk keperluan memasak, minum, mandi, dan mencuci maupun untuk kebutuhan lain," ujar Florindo Soares salah satu warga RT 20, Kelurahan Manumutin, Kota Atambua. Sabtu, 11 November 2023.

Baca juga: Warga Lembata Kaget Nasi Berubah saat Suap Anak , Kades Bour: Diuji di BPOM

 

Ia juga menyampaikan bahwa, pada puncak musim kemarau seperti sekarang ini, debit air sumur bor sudah mulai berkurang, sehingga membuat warga harus antrean panjang.

"Kadang antrian sejak pagi hingga sore hari baru dapat kebagian, terkadang juga sejumlah warga terpaksa mengambil air di sungai yang jarakanya lumayan jauh," ungkapnya.

Laura salah satu warga setempat juga mengungkapkan hal demikian. Menurutnya, kondisi ini menjadi beban ekstra bagi warga di saat musim kemarau.

Baca juga: Mantan Direktris RS Umbu Rara Meha Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Drop saat Dibawa ke Kupang

Ia juga menyampaikan bahwa sumur bor tersebut dibangun sejak tahun 2006.

"Kalau mesin macet, kami harus mengambil air di kali yang lumayan jauh dari sini, ada juga secara patungan membeli air tangki," bebernya.

Karena itu, dirinya berharap agar kondisi sulit yang mereka alami apa lagi di musim kemarau dapat diperhatian oleh pemerintah untuk mengatasi krisis air bersih yang mereka hadapi saat ini.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved