Anak Enggan Masuk Sekolah Pasca Pengasuh Ponpes Diduga Lakukan Pelecehan Seksual

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Robert Ropo

TRIBUNFLORES.COM, BORONG-Dugaan pelecehan seksual  yang dilakukan oleh PI (50) pemilik dan pengasuh salah Pondok Pesantren (Ponpes) di Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) terhadap peserta didiknya berdampak buruk terhadap pengelolaan Ponpes. Para orangtua memindahkan anaknya dari Ponpes tersebut dan banyak anak enggan masuk sekolah.

"Tentu peristiwa ini, kami secara lembaga merasa sedih sekali karena pukulan yang terberat untuk kami,"ujar Kepala Kantor Kementerian Agama Manggarai Timur, Anselmus Panggabean, S.Ag, kepada TRIBUNFLORES.COM, Selasa 28 November 2023. 

Perbuatan PI yang merupakan aparatur sipil negara (ASN) Kementrian Agama berdampak buruk bagi  Ponpes. Banyak peserta didik yang tidak ingin masuk sekolah, bahkan ada orang tua menyatakan tidak mempercayai lagi Ponpes itu dan meminta anak-anaknya  dipindahkan dari sekolahnya. 

"Kemarin kami ke pondok pesantren itu dan lihat hanya dua guru dengan beberapa siswa-siswi. Perbuatan PI ini berdampak buruk bagi Ponpes itu kedepan apalagi disana ada juga MI, RA, dan MTs. Ponpes dan RA baru ada izin operasional, sedangkan MI dan MTs belum diijinkan operasional sebab belum memenuhi syarat,"ujar Anselmus.

Baca juga: Kasus Pelecehan di Manggarai Timur, Pekerja Sosial dan Sentra Efata Kupang Dampingi Korban

Dengan kejadian ini, kata Anselmus, segera melakukan evaluasi  terhadap Ponpes, sebab Kantor Kementerian Agama sebagai pembina Ponpes itu. 

Perilaku PI, diakui Anselmus mengejutkannya.  Setiap hari di kantor, PI menunjukkan perilaku yang sangat baik dan lugu, sehingga perilaku buruknya tidak dicurigai. 

"Pokoknya keseharian yang di kantor ini sangat baik dan lugu. Kesan dari teman-teman juga sama, sehingga perilaku buruknya tidak tampak sekali, padahal ternyata diam-diam menghanyutkan,"ujar Anselmus. 

Bukan hanya itu, kata Anselmus, beberapa kali pihaknya menyerahkan bantuan di pondok pesantren tersebut juga komunikasinya sangat baik dengan mereka maupun para guru dan peserta didik. Tidak ada tanda-tanda yang mencurigaikan.

Baca juga: Data Kasus Kekerasan Terhadap Anak Dibawah Umur di Manggarai Timur Tahun 2022-2023

Anselmus mengatakan, saat terjadi kasus itu, istri  PI pergi ke Lombok, NTB sejak bulan Juli 2023  dan tidak pulang-pulang. Mereka pun sering guyon kepada PI mempertanyakan istrinya mengapa tidak pulang-pulang. 

"Teman-teman guyon, termasuk saya juga guyon tanya oknum ini bahwa istri kamu kok tidak pulang-pulang. Lalu jawaban PI sederhana bahwa 'bapak dia (istri PI) pergi itu kan saya tidak antar. Masa pulang saya harus jemput'. Saya ragu terkait itu, makanya saya tanya tetapi jawabannya dengan tertawa, sehingga tidak menunjukkan sama sekali kecurigaian,"ujar Anselmus. 

Anselmus mengaku kaget mendengar PI ditahan Polres Manggarai Timur karena kasus dugaan pelecehan  seksiual  anak pesantren.  Teman sekantor Anselmus bersama staf di kantor  membesuk PI di tahanan Polres Manggarai Timur. 

"Saat kami jenguk PI, saya tanya kenapa sampai kamu buat hal ini. Jawaban PI tidak masuk akal bahwa ada bisikan (roh) yang menyuruhnya untuk melakukan pelecehan dengan korban,"ujar Anselmus.

Baca juga: Pengamanan Kampanye Pemilu, Wakapolres Manggarai Timur Pimpin Operasi Mantap Brata Turangga