Berita Manggarai Timur

Densus 88 Anti Teror Tolak Paham Intoleran Radikalisme dan Terorisme di Manggarai Timur

Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88 Anti Teror) Polri melalui Idensos Satgaswil NTT menggelar Silahturahmi dan Deklarasi

Penulis: Robert Ropo | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/ROBERT ROPO
DEKLARASI---Silahturahmi dan Deklarasi Penolakan Paham Intoleran, Radikalisme dan Terorisme di Kabupaten Manggarai Timur.        

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Robert Ropo

TRIBUNFLORES.COM, BORONG---Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88 Anti Teror) Polri melalui Idensos Satgaswil NTT menggelar Silahturahmi dan Deklarasi Penolakan Paham Intoleran, Radikalisme dan Terorisme. 

Deklarasi ini dilakukan bukan untuk kecurigaan sesama warga, namun murni untuk menjaga perdamaian dan mencegah dari paham Intoleran, Radikalisme dan Terorisme dalam rangka mewujudkan Kabupaten Manggarai Timur yang Aman, Damai dan Sejahtera.

Kegiatan ini berlangsung di Aula Setda Kabupaten Manggarai Timur, Kamis 7 Desember 2023.

Hadir dalam kegiatan ini Bupati Manggarai Timur Agas Andreas, Kapolres Manggarai Timur, AKBP I Ketut Widiarta, mewakili Dandim 1612 Manggarai Danramil 1612-04 Borong Kapten Chb Jimmy Lawalata, Perwakilan Idensos Satgaswil NTT Densus 88 Anti Teror Polri, Pimpinan PD, Perwakilan Instansi Vertikal, para camat, guru, kepala desa, Yanto eks teroris dan undangan lainya. 

 

 

Baca juga: Longsor di Ndilek Ranamese, Ratusan Hektar Sawah dan Kolam Ikan di Golo Loni Terancam Kekeringan

 

 

 

Deklarasi ini ditandai dengan pembacaan  teks deklarasi dan diikuti oleh peserta yang hadir dan juga penandatanganan deklarsi. Dalam kegiatan deklarasi ini juga menghadirkan narasumber Ustad Muhamad Gus Ulil Albab.

Kapolres Manggarai Timur, AKBP I Ketut Widiarta, dalam kesempatan itu, mengharapkan agar ke depan melalui kegiatan ini di Manggarai Timur toleransi yang dibangun sejauh ini tetap terjalin dengan baik dan jauh dari paham intoleran, radikalisme dan terorisme. 

Ia juga berharap kepada peserta yang hadir agar mengikuti dengan baik terkait materi yang diberikan oleh narasumber sehingga ke depan segala paham bisa dicegah secara dini. Sehingga masyarakat hidup dengan aman dan damai. 

Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, dalam kesempatan itu, mengatakan, kebebasan politik dan demokratisasi bukan hanya memberikan ruang bagi munculnya berbagai macam ekspresi yang dibangun berdasarkan sentimen dan identitas primordial, tetapi membuka jalan ekspansi paham intoleran, radikalisme dan terorisme melalui berbagai wadah Ormas dan media sosial. Munculnya paham intoleran, radikalisme yang berujung pada terorisme tidak terlepas dari kondisi masyarakat kita yang mengalami pergeseran nilai. 

Eksistensi Pancasila yang mulai luntur dalam praktek kehidupan masyarakat saat ini. Sikap saling menghargai perbedaan (inklusif) lambat laun mulai hilang ditengah meningkatnya paham eksklusifme.

Terorisme yang ada ditengah masyarakat berawal dari sikap dan perilaku intoleransi yang kemudian termanifestasikan aksi teror. Aksi terorisme sangat karena membahayakan kemanusiaan tidak sesuai dengan nilai-nilai keadaban, pluralisme dan multikulturalisme. 

Untuk mencegah aksi terorisme maka perlu membangun sikap toleransi antara sesama warga Negara, karena akar dari terorisme adalah perilaku intoleran yang memunculkan radikalisme kemudian mengarah kepada tindakan terorisme. 

Paham tersebut merupakan ancaman bagi eksistesi Pancasila sebagai ideologi Negara dan falsafah Negara. Pancasila berupaya diganti dengan ideologi lain berbasis agama, NKRI diganti menjadi negara khalifah, dan Bhineka Tunggal Ika ingin dirubah menjadi uniformitas, sehingga semua pihak perlu sikap waspada terhadap pergerakan kelompok ini. 

Karena selain dapat memperlebar ketimpangan identitas pergerakan kelompok ini dapat melemahkan ketahanan nasional. Oleh karena itu, sebagai Ideologi Negara, Eksisitensi Pancasila harus diselamatkan oleh semua komponen bangsa, bukan hanya tanggung jawab TNI dan Polri semata.

Sinergitas antara komponen anak bangsa ini diharapkan dapat menumbuhkan daya tangkal, daya cegah, daya penanggulangan terhadap segala gangguan Kamtibmas, sehingga tujuannya adalah membentuk pemahaman yang kritis terutama dalam menangkal ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme. Untuk itu perlu komitmen bersama dalam menumbuhkan sikap kesadaran nasionalisme, cinta tanah air, toleransi dan nilai Pancasila tentu tidak hanya melulu soal doktrinasi tetapi juga lewat cara-cara dialogis dan berbagai gerakan literasi sosial. (rob) 

 Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved