Ritual Pati Karapau di Palue
Ritual Pati Karapau di Desa Rokirole Pulau Palue : Syukur Kepada Leluhur dan Tuhan
Sampai saat ini masyarakat adat di Pulau Palue, Kabupaten Sikka masih memegang teguh tradisi dan budaya leluhur.
Penulis: Hilarius Ninu | Editor: Hilarius Ninu
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Aris Ninu
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE-Sampai saat ini masyarakat adat di Pulau Palue, Kabupaten Sikka masih memegang teguh tradisi dan budaya leluhur.
Budaya dan tradisi itu masih dipegang kuat hingga turun temurun dan terus dirawat serta dipertahankan sampai anak cucu.
Warga di Pulau Palue menyakini semua berkat, keberhasilan dan kesusahan serta kegembiraan yang diperoleh setiap tahun ada campur tangan alam semesta, leluhur dan Tuhan.
Maka itu, sebagai penerus budaya mereka harus terus mengucapkan rasa syukur atas berkat yang diperoleh setiap tahun.
Baca juga: Harmoni Alam dan Ritual Nggua Bapu Joka Ju dalam Pesta Adat Sambut Musim Tanam di Desa Pemo Ende
Di Desa Rokirole, Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka tradisi ini masih ada. Di mana setiap lima tahun warga dan tuan tanah serta tua adat menggelar ritual adat bernama Pati Karapau atau potong kerbau.
Kenapa ritual ini dilakukan dan harus diteruskan sampai kepada anak cucu. Adalah Thomas Talu, Tokoh Adat dari Desa Rokirole yang ditemui TRIBUNFLORES.COM di Maumere, Selasa, 12 Desember 2023 siang mengisahkan, tentang ritual sakral yang digelar lima tahunan itu di desanya.
"Ritual adat ini pada tahun ini yang sudah kami lakukan menjadi tanggungjawab Laki Mosa Toni Langga Cawalo dan turunnya yang berada di wilayah adat Cawalo. Mosalaki ini lima tahun lalu 2017 sudah menyiapkan kerbau dan babi untuk ritual yang dilaksanakan setiap lima tahun," kata Thomas.
Ritual adat di Kampung Adat Cawalo di Pulau Palue, papar Thomas, harus melewati ada lima.
Tahapan pertama, menyiapkan babi dan makanan untuk proses adat. Tahap kedua, pembersihan lokasi acara adat. Tahap ketiga, pembuatan adat. Tahap keempat, pembuatan rumah adat kerbau. Tahap kelima, proses acara mengundang warga dan mosalaki tetangga jelang pelaksanaan ritual adat.
"Selama proses itu, mosalaki juga menyiapkan lima ekor babi untuk lima tahapan menuju acara puncak. Semua babi yang disiapkan akan dipersembahan untuk leluhur atau Lengi. Pada puncak acara ada proses pengurbanan kerbau sebanyak dua ekor," kata Thomas.
Selanjutnya, ada tahapan pembuatan rumah adat dan rumah kerbau yang menghadirkan mosalaki tetangga dengan masyarakatnya atau istilah adat Ana Alo Wai Walu. Bukan saja itu, pembersihan lokasi ritual adat.