Berita Sikka

PLTS Solusi Tepat bagi Warga Pulau Palue di NTT, Tak Bising hingga Bebas Polusi Udara

PLTS di Pulau Palue sangat membantu masyarakat sehingga mereka bersyukur PLTS PLN sudah masuk wilayah Pelosok NTT.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GORDY DONOFAN
PANEL SURYA - Panel surya PLTS di Desa Ladolaka, Kecamatan Palue, Pulau Palue, Kabupaten Sikka, NTT, 2023. Warga Palue bersyukur listrik sudah masuk ke wilayah mereka. PLTS ramah lingkungan dan bebas polusi udara. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Pagi itu sekitar pukul 05.00 Wita, Sebastianus (38) sudah bangun dari tidurnya.

Ia cepat-cepat menuju sebuah colokan listrik dalam rumahnya di Kampung Maluriwu, Desa Maluriwu, Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sebas saat itu ingin mencarger sebuah Hand Phone andorid miliknya yang semalaman arusnya habis.

Setelah itu, ia berjalan pelan menuju halaman rumahnya sambil mematikan kontak sebuah lampu.

Baca juga: Mengenal Ritual Pua Karapau, Proses Muat Kerbau Adat di Palue

 

Tak lama kemudian ia masuk ke rumah menyalakan televisi menonton beberapa siaran kesayangannya.

Ia terlihat santai sambil menikmati satu gelas suguhan sang istri.

Itulah aktivitas Sebas pagi hari sebelum berangkat kerja.

Kini Sebas dan warga Palue lainnya tak lagi susah seperti dulu mencari tempat mengisi arus batrei HP atau menonton televisi.

Berkat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) rumah Sebas tak gelap lagi.

Sudah hampir satu tahun terakhir, warga Palue sudah menikmati listrik meskipun belum 24 jam, tapi mereka sudah sangat merasakannya.

"Kami menikmati listrik ini sudah hampir satu tahun lebih, meskipun tidak 24 jam tapi kami sudah sangat bersyukur,"ujar Sebas saat dijumpai TRIBUNFLORES.COM Minggu 17 Desember 2023.

Sebas bercerita tahun 2021 ia masih ditempat perantauan di Batam mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya.

Namun sejak PLTS masuk Pulau Palue, ia pulang kampung membuka usaha berupa warung di Pelabuhan Maluriwu.

Disana Sebas mulai merasakan nikmatnya listrik, ia bisa memasak dan berkreasi menggunakan listrik.

Secara ekonomi cukup menguntungkan, karena tidak harus membeli kayu bakar menyalakan api tapi hanya mencolok seperti dispenser, rice cooker dan lainnya untuk kepentingan operasional warung.

Selain itu, saat sore hingga malam hari listrik menjadi sumber penerangan di tempat usahanya.

Sebas bersyukur karena energi terbarukan berupa PLTS tidak membuat bising dan polusi karena tidak menggunakan bahan bakar.

Menurut dia, PLTS merupakan solusi cerdas atasi listrik di daerah pelosok termasuk Palue. Energi terbarukan seperti ini menjadi solusi nyata bagi masyarakat karena sangat ramah lingkungan.

"PLTS ini sangat bagus, tidak ribet harus membeli bahan bakar, tidak bising dan bebas polusi udara. Artinya sangat ramah lingkungan. Ini merupakan keunggulan dari energi terbarukan,"ujar Sebas.

Ia menyatakan tempat menyimpan panel surya berada di Desa Ladolaka dan tanahnya disiapkan oleh masyarakat.

Ketika mendengar PLN ingin membangun PLTS di wilayah Palue, warga sangat antusias dan menyerahkan tanah secara cuma-cuma.

Sementara itu tokoh masyarakat Palue, Selestinus Laba (50) mengaku masyarakat sudah merasakan kemerdekaan. Sebab sejak Indonesia merdeka tahun 2021 baru merasakan listrik.

Menurut dia, negara sudah hadir menolong kesulitan yang dihadapai masyarakat.

Baca juga: PLN dan SMKN 3 Mataram Serah Terima 34 Motor Hasil Konversi Program Konversi Gratis KESDM

"Soal prioritas kebutuhan masyarkat Palue saat ini adalah listrik. Masyarakat Palue berterima kasih kepada bapak Presiden Joko Widodo. Dengan adanya program Kecamatan Terang hari ini kami masyarakat Palue setelah 78 tahun Indonesia merdeka kami boleh menikmati listrik yakni dengan adanya PLTS,"ujar Selestinus.

Ia mengatakan keberadaan PLTS ini tidak hanya untuk melayani kebutuhan penerangan akan tetapi bisa mendukung kegiatan ekonomi rumah tangga, kegiatan pendidikan mulai dari tingkat PAUD- SMA, mendukung kegiatan pelayanan kesehatan di Polindes, Pustu dan Puskesmas.

Selain itu mendukung kegiatan pelayanan keagamaan, kegiatan penyelengaraan pemerintahan baik di tingkat desa dan kecamatan.

Ia berharap pemerintah pusat dalam hal PLN bisa mendatangkan tambahan panel surya dan batrei untuk menambah kekuatan sehingga bisa memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.

Ia juga mengharapkan agar PLN Pusat bisa memperluas pemasangan jaringan listrik ke Desa Lidi, Kecamatan Palue.

Kata dia, PLTS baru melayani 7 Desa dalam wilayah Kecamatan Palue, sementara Desa Lidi sama sekali belum menikmati listrik.

"Dengan demikian apabila 8 Desa di Kecamatan Palue bisa mengakses aliran listrik maka program bapak Presiden Joko Widodo tentang Kecamatan Terang khusus untuk kami di Kecamatan Palue benar-benar telah tercapai,"ujarnya.

Tokoh masyarakat lainnya, Emanuel Lengo (65) mengatakan jika tidak kondisi cuaca.

Ia bersyukur cuaca di Palue lebih banyak musim kemarau sehingga pasokan cahaya matahari untuk panel surya cukup.

Ia mengatakan masyarakat tentu sangat antusias ketika ada pembangunan di daerah pelosok. Listrik masuk desa tentu sebuah kebanggan luar biasa.

Sementara itu petugas PLN setempat, Saifula Bahri menjelaskan daya listrik untuk pembangkit listrik di Palue memiliki daya 760 Kwp.

Ia menyampaikan terima kasih karena masyarakat Palue sudah sangat antusias menerima kehadiran PLTS.

"Daya aktualnya untuk PLTS Palue ini 760 KWp,"ujarnya.

Ia mengajak masyarakat untuk bekerjasama menjaga dan merawat fasilitas PLN. Jika ada kendala seperti tiang tumbang mohon segera dilaporkan kepada petugas sehingga cepat diatasi.

Sementara itu Sekretaris Kecamatan Palue, Bernadeta Roja (50) menyatakan hingga kini masyarakat sangat senang dengan kehadiran listrik.

Bernadeta yakin pemerintah tidak akan tutup mata dengan keadaan warganya. Ia menilai warga sangat bersemangat untuk menjalani kehidupan sehari-hari setelah PLN hadir di Palue.

TIANG PLTS - Tiang dan kabel PLTS di Palue, NTT.
TIANG PLTS - Tiang dan kabel PLTS di Palue, NTT.

Ia mengaku Pulau Palue dihuni sekitar 10 ribu penduduk dengan mayoritas penduduk petani, peternak hingga nelayan.

Selain memiliki potensi energi terbarukan seperti matahari, Palue atau Pulau gunung ini memiliki gas panas bumi yang sangat luar biasa.

Kata dia, warga memanfaatkan gas panas bumi untuk penyulingan air minum bersih.

Ia menyebutkan pihaknya sangat membutuhkan sentuhan teknologi untuk memproses air tersebut agak tidak disuling secara manual.

"Untuk penyulingan uap panas bumi disini kami ada, ada beberapa titik, itu airnya bagus dan kami tampung serta bersih sekali. Kami buatnya secara manual, pakai penyulingan dari bambu. Kami harapkan kedepan ada teknologi terbarukan untuk memproses air suling ini agar memenuhi kebutuhan rumah tangga,"ujarnya.

Tentang Palue

Pulau Palue terletak di lepas pantai Pulau Flores bagian Utara dan masuk wilayah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pulau Palue merupakan sebuah pulau terluar di Sikka dengan memiliki sebuah gunung berapi bernama Rokatenda. Menurut warga, Palue dalam bahasa lokal artinya mari pulang dan luas wilayahnya sekitar 41 Km persegi serta memiliki penduduk sekitar 10.000 jiwa.

Kecamatan Palue terdiri dari 8 desa yaitu Maluriwu, Reruwairere, Kesokoja, Ladolaka, Tuanggeo, Rokirole, Nitunglea dan Lidi.

Di Palue ada 3 desa yang memiliki tempat penyulingan uap panas bumi yaitu Rokirole, Kesokoja dan Reruwairere. Mata pencaharian warga diantarannya nelayan, petani juga sebagian peternak.

Diketahui, jika hendak ke Pulau Palue biasanya menggunakan Perahu Motor dari Pelabuhan Lorens Say dengan biaya Rp 40.000 per orang dan membutuhkan waktu 4-5 jam perjalanan.

Sedangkan jika menggunakan kapal Fery dari Pelabuhan Kewapante ke Palue biayanya Rp 49.000 per orang dan membutuhkan waktu sekitar 6-7 jam.

Jika dari Pelabuhan Ropa Ende menuju Palue menggunakan perahu motor ongkosnya Rp 20.000 per orang dan waktu tempuh 1 - 1,5 jam.

Dari Mausambi Ende menggunakan perahu motor biayanya Rp.20.000 dengan jarak tempuh 1-1,5 jam perjalanan.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved