Kasus Rabies di NTT
Balita di Sumba Timur Mendapat Puluhan Jahitan Usai Digigit Seekor Anjing
Seorang Balita bernama Kaleb Keraba (4) warga Desa Persiapan Ngallu, Kecamatan Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur, menjalani perawatan medis.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Christin Malehere
TRIBUNFLORES, WAINGAPU - Seorang Balita bernama Kaleb Keraba (4) warga Desa Persiapan Ngallu, Kecamatan Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur, menjalani perawatan selama empat hari di RSUD Umbu Rara Meha usai digigit seekor anjing.
Terhitung sejak digigit anjing pada tanggal 16 Desember 2023, kemudian dibawa ke Puskesmas Mangili lalu diberikan infus dan obat Paracetamol dan Amoxilin, setelah itu langsung dirujuk ke RSUD Umbu Rara Meha guna mendapatkan perawatan medis secara intensif selama empat hari lamanya.
Hal tersebut diungkapkan keluarga Kaleb, Emika Kristin Bili saat ditemui POS-KUPANG.COM, Jumat 29 Desember 2023, di rumah keluarganya terletak di RT 08 RW 02 Kelurahan Temu, Kecamatan Kanatang, Sumba Timur.
Baca juga: 35 Warga NTT Meninggal Akibat Gigitan Anjing Rabies
Emika mengatakan akibat dari gigitan anjing tersebut, Kaleb harus mendapatkan banyak puluhan jahitan di bagian mata kanan dan lehernya.
Disamping itu, dokter yang menangani kondisi Kaleb juga memberikan infus, obat-obatan, serta vaksin anti tetanus, sebab khusus vaksin rabies belum tersedia.
Empat hari setelah perawatan, dokter mengizinkan Kaleb pulang ke rumah namun tetap harus melakukan rawat jalan untuk memeriksa perkembangan kondisi kesehatannya.
Emika mengatakan setelah keluar dari rumah sakit, langsung pulang ke kampung, namun saat Kaleb melakukan pemeriksaan kesehatan, Puskesmas Mangili langsung memberikan rujukan agar menjalani rawat jalan di RSUD Umbu Raha Meha.
"Kami langsung berangkat ke Waingapu untuk pemeriksaan kesehatannya Kaleb, sehingga untuk sementara, kami menginap di rumah keluarga yang jaraknya lebih dekat ke rumah sakit," ungkap Emika.
Terkait pemilik hewan anjing yang telah menggigit Kaleb, telah menyampaikan permintaan maaf dan memberikan sedikit biaya untuk membantu pengobatan.
"Keluarga pemilik anjing sudah minta maaf dan memberikan uang sebesar Rp 500.000 untuk membantu biaya pengobatan Kaleb di rumah sakit, selebihnya terhadap urusan anjing tersebut, kami tidak ikut campur, termasuk sudah potong dan makan dagingnya, karena kami hanya fokus pada pengobatan Kaleb di rumah sakit," tambah Emika.
Terhadap kejadian tersebut, pihak keluarga Kaleb memaklumi bahwa anjing tersebut biasanya dipakai untuk berburu babi hutan sehingga sifat liar dan sensitif membuat mudah untuk menyerang siapa saja yang ada di dekatnya.
"Kami maklum, dan saat itu, Kaleb bersama teman-temannya sementara bermain bola, kemudian bola itu melenting ke arah anjing itu yang sedang tidur, sehingga Kaleb yang hendak mengambil bola, membuat anjing itu merasa terganggu lalu menyerang Kaleb," terang Emika.
Sudah Lapor Dinas
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.