Longsor di Manggarai Timur
Material Longsor Tutup Irigasi Wae Laku Dievakuasi, Petani Lega
Martinus Madi, Yohanes Hibur dan sejumlah petani lainya menyampaikan itu kepada TRIBUNFLORES.COM, Selasa 30 Januari 2024.
Penulis: Robert Ropo | Editor: Hilarius Ninu
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Robert Ropo
TRIBUNFLORES.COM, BORONG----Petani dari tiga desa yaitu Desa Bangka Kantar, Golo Kantar, dan Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur legah. Pasalnya, material longsor yang menutupi saluran irigasi induk Wae Laku mulai dievakuasi.
Martinus Madi, Yohanes Hibur dan sejumlah petani lainnya menyampaikan itu kepada TRIBUNFLORES.COM, Selasa 30 Januari 2024.
Martinus Madi mengatakan, sebagai petani mereka sangat berterimakasih kepada Yohanes Rumat anggota DPRD NTT yang peduli yang telah membantu mendatangkan alat berat untuk mengevakuasi material yang menutupi saluran irigasi tersebut.
Madi mengatakan, perairan irigasi Wae Laku itu bersumber dari bendung Wae Laku yang mengairi lahan persawahan bagi petani di tiga desa yakni Desa Golo Kantar, Bangka Kantar dan Desa Nanga Labang. Kondisi dengan adanya bencana alam berupa tanah longsor pada tahun 2023 atau enam bulan yang lalu menutupi saluran air irigasi tersebut, sehingga debit air menjadi kurang yang menyebabkan sejumlah petani yang berada di hilir seperti sebagain Desa Bangka Kantar, Golo Kantar dan seluruh wilayah Desa Nanga Labang tidak bisa mengarap lahan sawah.
Baca juga: Anggota DPRD NTT Bantu Evakuasi Material Longsor Tutup Saluran Irigasi Wae Laku Manggarai Timur
"Ini kita sangat bersyukur sekali ada bantuan dari Pak Yohanes Rumat, sehingga material longsor hari ini mulai dievakuasi,"ujarnya.
Yohanes Hibur juga menyampaikan hal yang sama. Yohanes mengatakan pasca terjadinya bencana alam longsor yang menutupi saluran irigasi itu, mereka sudah melaporkan kepada pemerintah, namun tidak direspon hingga saat ini. Mereka juga ingin mengevakuasi material longsor itu secara swadaya dan manual, namun tidak mampu sebab tumpukan material longsor berupa batu-batu raksasa.
"Jadi kami sangat bersyukur kepada Pak Hans Rumat yang sudah membantu kami mendatangkan alat berat ini untuk evakuasi material longsor ini, kami tambah hanya kumpul sedikit-sedikit Rp5.000/petani. Mudah-mudahan dengan dievakuasi material longsor yang tutupi saluran irigasi ini kami sudah bisa garap sawah, sebab selama 6 bulan atau dua kali musim tanam kami tidak bisa tanam,"ujarnya.
Hibur juga berharap kepada pemerintah untuk membantu membersihkan seluruh material berupa batu dan tanah yang tertimbun di dalam saluran irigasi tersebut. Selain itu, menyediakan satu alat berat khusus di lokasi bendungan Wae Laku, sebab di daerah itu rawan longsor karena irigasi itu melintasi topografi berupa tebing yang curam pada bagian hulu.
Yohanes Rumat kepada TRIBUNFLORES.COM, menerangkan, sebagai anggota DPRD yang merupakan wakil rakyat, mempunyai kepedulian untuk membantu masyarakat salah satunya dengan mengevakuasi material longsor yang menutupi saluran irigasi Wae Laku.
Yohanes mengatakan, longsor yang menutupi saluran irigasi itu merupakan bencana alam akibat hujan pada tahun 2023 lalu. Longsor menutupi saluran irigasi tersebut sudah berlangsung sekitar 6 bukan lamanya yang membuat sebagian masyarakat sebagai petani tidak bisa menggarap lahan sawah.
Sejauh ini kata Rumat, berdasarkan penyampaian masyarakat dari ketiga desa tersebut telah melaporkan bencana tersebut kepada, baik pemerintah Desa, maupun pemerintah daerah, namun diduga tidak ada kepedulian pemerintah daerah untuk melaporkan bencana itu kepada Pemerintah Pusat melalui Satker PUPR Provinsi NTT.
"Ini berarti tidak ada kepedulian dari pemerintah daerah yang membiarkan masyarakat menangis dan menderita,"Ujarnya.
Karena itu, sebagai anggota DPRD Provinsi NTT sebagai wakil rakyat, ia peduli terhadap penderitaan masyarakat, sehingga menginisiasi untuk membantu mengevakuasi material longsor tersebut dengan mendatangkan alat berat excavator.
"Terlepas dari anggota DPRD, ini sebagai bentuk kepedulian sosial saya untuk bersama masyarakat dari ketiga desa ini untuk mengevakuasi material longsor. Kita sangat peduli dengan kondisi penderitaan masyarakat," Ujarnya.
Menurutnya, jika melihat masyakarat mengumpulkan uang dan secara swadaya mengevakuasi material longsor itu, pemerintah daerah semestinya berbuka mata untuk membantu masyarakat. Pemerintah Daerah bersama DPRD Kabupaten Manggarai Timur tidak boleh hanya memikirkan diri sendiri.
Menurutnya, sebagai anggota DPRD NTT, ia siap memperjuangkan aspirasi masyarakat terkait bencana yang merusak saluran irigasi itu. Namun demikian, perlu ada dukungan laporan resmi dari pemerintah daerah terkait bencana tersebut kepada Pemerintah Pusat melalui instansi teknis. (rob)
Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.