Krisis Air di Borong
17 Tahun Jadi Kabupaten Tapi Warga Borong Masih Krisis Air Bersih
namun kini warga Desa Golo Kantar, Kecamatan Borong masih menggunakan air irigasi untuk kebutuhan mandi, cuci dan minum.
Penulis: Robert Ropo | Editor: Hilarius Ninu
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Robert Ropo
TRIBUNFLORES.COM, BORONG----Meski Kabupaten Manggarai Timur telah berusia 17 Tahun setelah berpisah dari Kabupaten Manggarai pada Tahun 2017 silam, namun kini warga Desa Golo Kantar, Kecamatan Borong masih menggunakan air irigasi untuk kebutuhan mandi, cuci dan minum.
Maria Goreti Erni, warga setempat ketika ditemui TRIBUNFLORES.COM di Kampung Jawang, desa itu, Sabtu (3/2) mengaku, sudah bertahun-tahun Ia bersama keluarganya menggunakan air dari saluran irigasi Wae Laku yang melintasi kampung tersebut untuk mandi, cuci dan minum.
Menurutnya, air irigasi itu tidak layak untuk minum, sebab kondisi air keruh, sebab selain karena musim hujan sering terjadi banjir, juga air itu banyak orang yang sering mandi dan cuci pada bagian hulu. Termasuk bercampur obat-obatan pestisida.
Meski demikian, Ia bersama keluarganya tetap menggunakan air itu untuk minum karena tidak ada air bersih yang dibangun oleh Pemerintah Daerah melayani mereka.
Baca juga: Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-laki Tak Lagi Cemberut, Air Bersih Sudah Tersedia
"Kalau air irigasi ini jalan kami timba untuk cuci, mandi dan minum, kalau tidak jalan, maka kami terpaksa pergi ambil air di sungai Wae Laku yang jauh sekitar 2 kilometer. Kami harus melintasi jalan setapak penuh jurang dan medannya sangat terjal. Meski ambil air di Wae Laku pun sama air kotor juga,"ujarnya.
Karena itu, Ia meminta kepada Pemda Manggarai Timur bersama DPRD untuk memperhatikan penderitaan yang dialaminya selama bertahun-tahun itu.
Martinus Madi, warga lainya juga mengaku hal yang sama. Ia mengaku untuk airnya sedikit lebih jernih mereka bangun pada jam 1 tengah malam untuk menimbah air di irigasi tersebut.
Madi juga mengatakan, sebelumnya warga di wilayah Desa Golo Kantar dilayani sir bersih dari dua LSM.
"Berkaitan dengan air minum, jujur selama 10 tahun lalu, ada dua lembaga LSM yang bantu bangun jaringan air bersih untuk warga tiga desa yakni Desa Golo Kantar, Bangka Kantar, dan Desa Nanga Labang yaitu dari LSM satu sebelumnya dan kemudian dari LSM Rupingh. Namun seiringnya waktu LSM kemudian hibahkan lalu dikelola sendiri oleh OMS dan akhirnya air itu gagal,"ujarnya.
Sejak saat itu, kata Madi, mereka hanya menggunakan air sungai Wae Laku dan saluran irigasi Wae Laku, namun kondisi air memprihatinkan karena kondisi kotor dan keruh.
Madi juga mengatakan, terhadap kondisi itu, mereka telah menyampaikan kepada pemerintah Desa dan Pemda Manggarai Timur, namun hingga pada awal Tahun 2024 ini juga belum dibangun.
"Sinyal yang kami dapat sampai kapan ini kami diperhatikan air bersih ini, mungkin tunggu sidang kapan lagi antara DPRD dan Pemda. Yang kami heran di wilayah lain seperti sebagian wilayah Desa Bangka Kantar dan Desa Nanga Labang sudah ada, tapi kok kenapa kami tidak dilayani air bersih ini, padahal kami juga masuk dalam kawasan Kota Borong, apakah pemerintah mau pilah-pilah kami,"ujarnya.
Anggota DPRD Provinsi NTT, Yohanes Rumat mengaku prihatin, sebab Kampung Golo Kantar dilewati pipa air bersih, namun tidak dilayani air bersih untuk warga setempat.
"Ini sepertinya ada diskriminatif, karena saya perhatikan di rumah-rumah tokoh-tokoh pejabat tertentu ada air. Sementara warga atau masyarakat kecil tidak dilayani, ini tentu diskriminatif, pemerintah tidak boleh seperti ini," ujarnya.( rob)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.